Tampilkan postingan dengan label Tulisan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tulisan. Tampilkan semua postingan

Kamis, September 02, 2010

FAKTA ILMIAH LAILATUL QODR

Ini ada artikel bagus (sekitar Sep 2008) tentang Lailatul Qadar yang bersumber dari karya Rajendra Kartawiria, Quranic Quotient Centre. Sebagian isi buku ini kemudian dipublikasikan di internet oleh Aulia Muttaqin dan beberapa sumber lainnya.

Manfaatkan malam Ramadhan untuk memperluas ilmu dan membangun keyakinan

Mengapa Ramadhan?

Dalam Islam kita mengenal adanya 4 bulan suci, yaitu Dzulka’idah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Ramadhan yang berarti panas pun tidak termasuk sebagai bulan suci. Mengapa Ramadhan dipilih untuk puasa sebulan penuh?

Dalam ilmu astronomi, Radiasi Matahari memiliki siklus 11 tahunan. Tahun 2007 sendiri merupakan akhir dari siklus ke 23 sejak pengamatan pertama pada abad 18.

Bumi dilindungi Magnestosphere, sehingga dampak badai radiasi bukan terjadi pada sisi bumi yang menghadap matahari (siang hari).


Saat badai radiasi matahari datang, dampaknya terasa pada bagian bumi yang membelakangi matahari (malam hari).

Radiasi di malam hari mempengaruhi tingkat getaran otak.

Radiasi dan gravitasi bulan purnama meningkatkan permukaan air laut dan kehidupan makhluk laut di malam hari. Juga menarik air dalam membran otak dan lebih menggetarkan sel-sel otak. Getaran sel otak menggambarkan tingkat kesadaran dan aktivitas otak.

Umat muslim dianjurkan puasa sunnah 3 hari “shaumul biidh” pada saat terang bulan setiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan-bulan Hijriyah dan menghidupkan malam-malamnya.

Tingkat radiasi bervariasi 0-100,000 dan di skala S1-S5 oleh NOAA.


Berdasarkan pengamatan, radiasi sebesar 1000 MeV particles s-1 ster-1 cm-2 terjadi 10 kali dalam satu siklus 11 tahunan, atau terjadi setiap 13 bulan sekali. Radiasi sebesar 1000 MeV particles s-1 ster-1 cm-2 ini digolongkan dalam skala S3, dan mulai berbahaya bagi manusia sebesar 1 chest x-ray.

Radiasi dengan siklus 11,7 bulan (1 tahun hijriyah) adalah sebesar 800 MeV particles s-1 ster-1 cm-2.

Mengarah pada hipotesa malam Lailatul Qadar Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan (QS Al Qadr 97:3)

LQ - 1000 bulan

Building Block …

* Siklus satu tahunan (hijriyah) bernilai 1000 x bulan purnama

* Malam yang nilainya 1000 bulan purnama adalah Lailatul Qadr

* Lailatul Qadr terjadi di bulan Ramadhan

* Jadi siklus badai matahari yang berulang setiap satu tahunan (hijriyah) terjadi setiap bulan Ramadhan


Itulah sebabnya…

* Sejarah para nabi menunjukkan bahwa mereka senang merenungkan hakekat kehidupan, bertapa, pada setiap bulan Ramadhan.

* Secara umum wahyu-wahyu tentang ajaran agama yang membutuhkan tingkat pemahaman yang tinggi, banyak yang diturunkan di malam-malam bulan Ramadhan.

* Penataan ayat-ayat Al Quran ke dalam surat-surat seperti yang tersaji saat ini, dilakukan Nabi Muhammad pada malam-malam bulan Ramadhan.

* Umat muslim diajak untuk menghidupkan malam-malam di bulan Ramadhan

* Lebih utama adalah i’tiqaf di masjid pada 10 malam terakhir, pada malam-malam sebelum dan setelah Lailatul Qadr

Energi ekstra untuk pembelajaran di bulan Ramadhan…

* Untuk bisa mengaji malam Ramadhan dibutuhkan energi ekstra

* Kenyataannya puasa siang hari bukanlah menyebabkan tubuh kekurangan / kehabisan energi

* Justru puasa menghemat energi tubuh 10% karena tidak digunakan untuk mencerna makanan

* Energi yang dihemat ini sangat membantu pemahaman pelajaran di malam hari

Three in One di bulan Ramadhan…

1. Efektif memahami Al Quran di malam hari

2. Detoksifikasi dan Manajemen Energi di siang hari

3. Kembali fitrah setelah berpuasa 28 hari berturut-turut


Manfaatkan malam-malam Ramadhan…

* Untuk dapat dengan mudah memahami makna kehidupan secara komprehensif dan benar, manfaatkan keenceran otak di kesunyian malam Lailatul Qadr

* Untuk mendapat pemahaman lebih luas, malam-malam di sekitar Lailatul Qadr juga oke (10 malam terakhir Ramadhan)

* Lebih oke lagi kalau dimulai malam pertama Ramadhan, mumpung siangnya berpuasa

* Hasil renungan malam ini harus dapat kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari

* Nikmat hidup akan diperoleh jika kita berkontribusi positif kepada kehidupan dunia dengan berserah diri kepadaNya

* Nikmat kehidupan akhirat akan diperoleh bila kita mampu selalu menikmati dan mensyukuri kehidupan dunia


sumber : http://bengawansolo.net/berita/berita-nasional/232-fakta-ilmiah-kenapa-1-malam-lailatul-qodar-lebih-mulia-dari-1000-bulan.html

Sabtu, Agustus 21, 2010

10 Peran Penting seorang guru

Sepuluh Peran Guru

oleh : Cindy Harrison dan Killion Joellen
(diterjemahkan secara bebas)

Cara guru dapat memimpin sangat beragam seperti guru sendiri.

Guru sebagai seorang pemimpin menganggap banyak berbagai peran untuk membantu sekolah dan keberhasilan siswa. Apakah peran yang ditugaskan secara formal maupun informal bersama, mereka membangun kapasitas seluruh sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Karena guru dapat memimpin dalam berbagai cara, banyak guru dapat menjadi pemimpin di antara teman-temannya.

Jadi, adakah pilihan yang tersedia bagi guru dalam kepemimpinan? Berikut peran adalah sampling dari banyak cara guru dapat berkontribusi bagi keberhasilan sekolah mereka.

1. Resource Provider

Guru membantu rekan-rekan mereka oleh sumber daya berbagi instruksional. Ini mungkin termasuk situs Web, bahan pembelajaran, pembacaan, atau sumber daya lain untuk digunakan dengan siswa. Mereka juga bisa berbagi sumber daya profesional seperti artikel, buku, pelajaran atau rencana unit, dan perangkat penilaian.

Tinisha menjadi penyedia sumber daya ketika dia menawarkan untuk membantu Carissa, seorang anggota staf baru dalam karir kedua, mengatur kelasnya. Carissa Tinisha memberikan salinan tambahan dari nomor baris untuk siswa-siswanya untuk menggunakan, tanda-tanda untuk posting di dinding yang menjelaskan kepada siswa bagaimana untuk mendapatkan bantuan saat guru sedang sibuk, dan buku bahasa tingkat kelas seni mondar-mandir.

2. Spesialis Instruksional

Spesialis pembelajaran membantu rekan-rekan menerapkan strategi pengajaran yang efektif. Bantuan ini dapat mencakup ide-ide untuk membedakan instruksi atau perencanaan pelajaran dalam kemitraan dengan rekan-rekan guru. spesialis Instruksional mungkin studi strategi kelas berbasis penelitian (Marzano, Pickering, & Pollock, 2001); menggali metodologi pembelajaran yang sesuai untuk sekolah, dan temuan berbagi dengan rekan.

Ketika rekan-rekan guru ilmu berbagi frustrasi dengan laporan buruk ditulis siswa laboratorium, Jamal menunjukkan bahwa mereka mengundang beberapa guru bahasa Inggris untuk merekomendasikan strategi untuk menulis instruksi. Dengan dua guru bahasa Inggris sebagai spesialis melayani pembelajaran, guru-guru ilmu memeriksa sejumlah laporan laboratorium bersama-sama dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan. Para guru bahasa Inggris berbagi strategi mereka gunakan dalam kelas mereka untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.

3. Kurikulum Spesialis

Memahami standar konten, bagaimana berbagai komponen kurikulum link bersama-sama, dan bagaimana menggunakan kurikulum instruksi dalam perencanaan dan penilaian adalah penting untuk memastikan pelaksanaan kurikulum yang konsisten di seluruh sekolah. Kurikulum spesialis menyebabkan guru untuk menyetujui standar, mengikuti kurikulum yang diadopsi, mondar-mandir menggunakan diagram umum, dan mengembangkan penilaian bersama.

Tracy, dunia studi pemimpin tim, bekerja dengan lima seni bahasa dan lima guru IPS di sekolahnya. Menggunakan standar dalam studi bahasa Inggris dan sosial sebagai pemandu mereka, para anggota tim sepakat untuk meningkatkan konsistensi dalam kurikulum kelas mereka dan mengelola penilaian umum. Tracy menunjukkan bahwa tim mengembangkan pemahaman umum tentang standar dan setuju untuk memfasilitasi perkembangan dan analisis penilaian triwulanan umum.

4. Kelas Supporter


Kelas pendukung bekerja di dalam ruang kelas untuk membantu guru melaksanakan ide-ide baru, seringkali dengan menunjukkan pelajaran, coteaching, atau mengamati dan memberikan umpan balik. Bosan dan bosan (2006) menemukan bahwa konsultasi dengan rekan-rekan

guru ditingkatkan 'efektivitas diri (keyakinan guru dalam kemampuan mereka sendiri dan kemampuan untuk berhasil memecahkan mengajar dan belajar masalah) seperti mereka tercermin pada praktek dan tumbuh bersama, dan juga mendorong bias untuk tindakan (perbaikan melalui kerja sama) pada bagian guru. (Hal. 22)

Yolanda Marcia meminta dukungan kelas dalam menerapkan strategi representasi nonlinguistik, seperti penyelenggara grafis, Manipulatif, dan kegiatan kinestetik (Marzano et al., 2001). Yolanda setuju untuk merencanakan dan mengajarkan pelajaran dengan Marcia yang mengintegrasikan beberapa strategi yang relevan. Mereka meminta kepala sekolah selama dua setengah hari-waktu rilis profesional, satu untuk belajar lebih lanjut tentang strategi dan perencanaan pelajaran bersama-sama, dan yang lainnya untuk coteaching pelajaran untuk siswa Marcia dan sesudahnya mendiskusikannya.

5. Belajar Fasilitator

Memfasilitasi kesempatan belajar profesional di antara anggota staf lain adalah peran guru bagi para pemimpin. Ketika guru belajar dengan dan dari satu sama lain, mereka dapat fokus pada apa yang paling langsung meningkatkan pembelajaran siswa. belajar profesional mereka menjadi lebih relevan, terfokus pada pekerjaan guru kelas ', dan sesuai untuk mengisi kesenjangan dalam belajar siswa. Seperti komunitas belajar dapat mematahkan norma-norma yang hadir isolasi di banyak sekolah.

Frank memfasilitasi pengembangan profesional komite sekolah dan berfungsi sebagai wakil seni bahasa komite. Bersama-sama, guru merencanakan program pengembangan profesional tahun ini dengan menggunakan model backmapping (Killion, 2001). Model ini dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa, tingkat saat ini guru pengetahuan dan keterampilan di wilayah sasaran, dan jenis kesempatan belajar bahwa kelompok yang berbeda dari guru perlu. Komite ini kemudian dapat mengembangkan dan menerapkan rencana pengembangan profesional berdasarkan temuan mereka.

6. Penasihat

Melayani sebagai mentor untuk guru pemula adalah peran pemimpin umum untuk guru. Mentor berfungsi sebagai model peran; guru baru menyesuaikan diri kpd suatu iklim ke sekolah baru, dan menasihati guru baru tentang pengajaran, kurikulum, prosedur, praktek, dan politik. Menjadi mentor membutuhkan banyak waktu dan keahlian dan membuat kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan profesional yang baru.

Ming adalah seorang guru yang sukses di kelas 1 nilainya sendiri, tetapi ia tidak dianggap peran kepemimpinan di sekolah. Kepala sekolah meminta dia untuk mentor rekan satu tim barunya, seorang guru baru dan imigran baru-baru ini dari Filipina. Ming mempersiapkan dengan berpartisipasi dalam pelatihan distrik tiga-hari mentoring. Perannya sebagai seorang mentor tidak hanya termasuk membantu rekan-nya bernegosiasi distrik, sekolah, dan kelas, tetapi juga akan mencakup acclimating rekannya kepada masyarakat. Ming merasa bangga sebagai ia melihat rekan-nya berkembang menjadi guru tercapai.

7. Pemimpin Sekolah

Menjadi pemimpin berarti melayani di sekolah komite, seperti tim perbaikan sekolah; bertindak sebagai tingkat kelas atau departemen kursi; inisiatif sekolah yang mendukung, atau mewakili sekolah pada masyarakat atau gugus tugas kabupaten atau komite. Seorang pemimpin saham sekolah visi sekolah, menyelaraskan tujuan profesional nya dengan orang-orang dari sekolah dan kabupaten, dan tanggung jawab saham untuk keberhasilan sekolah secara keseluruhan.

Yosua, staf sponsor dari dewan mahasiswa, menawarkan untuk membantu siswa utama terlibat dalam proses peningkatan kualitas sekolah perencanaan. Tim perbaikan sekolah berencana untuk merevisi visi hampir 10 tahun dan ingin memastikan bahwa suara siswa termasuk dalam proses. Yosua mengatur pertemuan sepanjang hari selama 10 anggota staf dan 10 mahasiswa yang mewakili berbagai pandangan dari pengalaman sekolah, dari nonattenders untuk presiden tingkat kelas. Yosua bekerja dengan tim fasilitator perbaikan sekolah untuk memastikan bahwa kegiatan yang direncanakan untuk pertemuan yang cocok untuk siswa sehingga siswa akan secara aktif berpartisipasi.
8. Data Pelatih

Meskipun guru memiliki akses ke banyak data, mereka tidak sering menggunakan data tersebut ke drive instruksi kelas. Guru pemimpin dapat memimpin percakapan yang melibatkan rekan-rekan mereka dalam menganalisis dan menggunakan informasi ini untuk memperkuat instruksi.

Carol, pemimpin tim seni bahasa kelas 10, memfasilitasi tim dari rekan-rekannya saat mereka melihat hasil sampel tulisan paling baru, penilaian guru-dirancang diberikan kepada semua siswa masuk kelas 10. Carol panduan guru saat mereka membahas kekuatan dan kelemahan kinerja siswa menulis sebagai kelompok, sebagai individu, dengan ruang kelas, dan dalam kelompok dipisahkan oleh ras, jenis kelamin, dan sekolah sebelumnya. Mereka kemudian berencana instruksi berdasarkan data ini.

9. Katalis untuk Perubahan

Guru pemimpin juga dapat katalis untuk perubahan, visioner yang "tidak pernah puas dengan status quo melainkan selalu mencari cara yang lebih baik" (Larner, 2004, hal 32). Guru yang mengambil peran katalis merasa aman dalam pekerjaan mereka sendiri dan memiliki komitmen yang kuat untuk perbaikan terus-menerus. Mereka mengajukan pertanyaan untuk menghasilkan analisis belajar siswa.

Dalam rapat fakultas, Larry mengungkapkan kekhawatiran bahwa guru bisa mengobati beberapa mahasiswa yang berbeda dari orang lain. Siswa yang datang kepadanya untuk bantuan tambahan telah berbagi perspektif mereka, dan Larry guru ingin tahu apa yang dikatakan siswa. Seperti rekan-rekannya mendiskusikan alasan untuk prestasi siswa rendah, Larry menantang mereka untuk menggali data tentang hubungan antara ras dan arahan disiplin di sekolah. Ketika guru mulai titik jari pada mahasiswanya, ia mendorong mereka untuk mempelajari bagaimana mereka dapat mengubah praktik pembelajaran mereka untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan prestasi.

10. Pembelajar


Di antara pemimpin yang paling penting peran guru adalah mengasumsikan bahwa ia sebagai seorang pembelajar. Pembelajar perbaikan berkesinambungan model, menunjukkan pembelajaran seumur hidup, dan menggunakan apa yang mereka pelajari untuk membantu semua siswa mencapai.

Manuela, guru baru dua bahasa sekolah, adalah pelajar rakus. Pada setiap tim atau rapat fakultas, dia mengidentifikasi sesuatu yang baru bahwa dia sedang mencoba di kelasnya. kesediaan-nya untuk mengeksplorasi strategi-strategi baru yang menular. Lain guru, didorong oleh keinginan untuk mendiskusikan yang berhasil dan yang tidak, mulai berbicara tentang mengajar dan bagaimana ia mempengaruhi belajar siswa. Fakultas dan pertemuan tim menjadi sebuah forum di mana guru belajar dari satu sama lain. Manuela komitmen dan kemauan untuk berbicara tentang belajar meruntuhkan penghalang isolasi bahwa ada di antara para guru.
Peran untuk Semua

Guru menunjukkan kepemimpinan dalam beberapa, kadang-kadang tumpang tindih, cara. Beberapa peran kepemimpinan yang formal dengan tanggung jawab yang ditunjuk. peran lebih informal lainnya muncul sebagai guru berinteraksi dengan teman-teman mereka. Berbagai peran memastikan bahwa guru dapat menemukan cara untuk memimpin yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Terlepas dari peran mereka menganggap, pemimpin guru membentuk budaya sekolah mereka, meningkatkan belajar siswa, dan praktek pengaruh antara rekan-rekan mereka.
Referensi

Bosan, J., & cuek, J. (2006). Guru membawa keluar yang terbaik dalam guru: Panduan untuk rekan konsultasi untuk administrator dan guru. Thousand Oaks, CA: Corwin Press.

Killion, J. (2001). Apa yang berhasil di sekolah dasar: pengembangan staf Hasil berbasis. Oxford, OH: Dewan Staf Pembangunan Nasional.

Larner, M. (2004). Persiapan: Charting kursus untuk belajar profesional. Portsmouth, NH: Heinemann.

Marzano, R., Pickering, D., & Pollock, J. (2001). Kelas instruksi yang bekerja. Alexandria, VA: ASCD.

Catatan Penulis: The 10 peran dijelaskan secara lebih rinci dalam Mengambil Lead: Peran Baru untuk Guru dan Sekolah Berbasis Pelatih oleh J. Killion dan C. Harrison, 2006, Oxford, OH: Dewan Nasional Pengembangan Staf. Meskipun nama telah berubah, semua contoh didasarkan pada guru yang sebenarnya kita dijumpai dalam penelitian kami.

Cindy Harrison (crh@instructimprove.org) adalah konsultan independen, instruksional Peningkatan Grup, 305 6 Barat Ave., Broomfield, CO 80020. Joellen Killion (Joellen.Killion @ nsdc.org) adalah Wakil Direktur Eksekutif, Dewan Nasional Pengembangan Staf, 10931 71 Tempat Barat, Arvada, CO 80004.

Jumat, Februari 13, 2009

Guru Marjinal

Sepulang dari sekolah sekitar pukul 5.30 petang, sembari rebahan nyoba menonton acara televisi. Biasanya sih nonton SSTI di trans tv, tapi kali ini TVONE. Sambil selonjoran, menikmati acara bertajuk suara rakyat. Seru, serius dan memprihatinkan!!

Tema Guru Honor yang menyedihkan nasibnya tepat sekali menjelang pemilu tahun ini. Dalam tayangan tersebut diwawancarai beberapa guru honor. Entah dalam rangka apa, tapi yang pasti menarik juga karena menyangkut masa depan pendidikan di negeri Archipelago ini. Kegalauan guru honor yang termarginalkan dari perhatian pemerintah menjadi miris hati buat yang peduli akan pendidikan. Mengapa sih terjadi demikian? Wah sama halnya membenahi gulungan benang yang sudah semrawut wasaiwut.

Benar, secara profesi tuntutan atas guru honor dalam bekerja sama persis dengan guru yang berstatus PNS bila di sekolah negeri atau guru tetap bila di sekolah swasta. Beban kerja yang dipkul seorang guru honor di sebuah SMA Negeri misalnya, mulai dari beban tatap muka dikelas, membuat rencana pengajaran, tanggungjawab secara keseluruhan, dan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan profesi keguruan. Lantas? Pertanyaan yang mengemuka yang disampaikan oleh seorang guru honor dalam tayangan tersebut mengapa imbalan yang diperoleh jauh dari harapan.

Persoalan kesejahteraan rupanya tidak pernah terlepas dari seorang guru. Apalagi guru honor yang mungkin dalam 1 jam (lamanya 45 menit) memperoleh imbalan mengajar sebesar Rp. 10.000,00. Kalau guru tersebut mendapatkan jatah 20 jam mengajar dalam seminggu, maka honornya sebesar Rp. 200.000,00/bulan. Mengajar 20 jam seminggu dikali 4 minggu. Tetapi yang diperoleh imbalannya hanya seminggu. Mengajar sebulan dibayar seminggu? Walah dalah, kok bisa? Fakta itu bisa kita temukan di Jakarta, bagaimana nasib para guru sukarelawan di daerah dan daerah terpencil?

Sekolah Negeri yang mempekerjakaan guru honor bisa jadi tidak mampu membayar sesuai harapan, minimal UMR. Ada banyak sebab terjadi demikian, pertama untuk sekolah SDN dan SMPN gaji guru sudah ditanggung pemerintah secara penuh untuk yang PNS dan sekolah tidak boleh memungut biaya apapun dari masyarakat.

Kedua, tuntutan pemenuhan tenaga pendidik yang semrawut bin acakadul pemetaannya. Sehingga manakala suatu sekolah butuh guru, belum tentu guru tersebut bisa langsung ada. Jalan keluarnya kepala sekolah mencari guru honor sendiri yang dibiayai oleh komite sekolah.

Ketiga, karena merasa sudah gratis, masyarakat jadi tidak peduli atas kondisi sekolah yang butuh membayar guru honor.

Sementara pemda sebagai payungnya sekolah menganggap kalau guru honor adalah guru yang diangkat oleh pemda seperti guru PTT di Jakarta, atau guru bantu di daerah-daerah lainnya.

Jangan khawatir teman-teman guru honor, kita tetap harus semangat mengabdi dan mengabdi.
Blackinovationawards for your dedicated! Kita senasib, kawan.

Nah, kepedulian pemerintah dan masyarakatlah yang menjadi tumpuan para guru honor. Bagaimana selanjutnya kita tunggu janji-janji manis para calon presiden di pemilu nanti. Suara rakyat adalah suara TUHAN, presiden!! begitu kata seorang guru honor yang bernama Agus Yuliono mewakili keluhan guru honor Indonesia.

Ternyata Agus Yuliono adalah temanku yang mengajar di SMA 74 jakarta. Boleh jua berani menyuarakan kepentingan guru honor. Bravo, Gus. Autoblackthrough, Bung!!!!

Kamis, Februari 05, 2009

Guru kreatif = Artis ?

by kasmadi


Banyak artikel-artikel yang membahas soal bagaimana menjadi manusia kreatif. Mudah-mudahan artikel yang satu ini dapat melengkapi dan membuka tabir hati, - bahwa kreatifitas tidak mengenal waktu dan usia -. Tidak ada batasan menuntut ilmu, begitu intisari sabda Rasulullah menitahkan kepada umatnya. Kreatifitas merupakan unsur terpenting dalam dunia kerja guru. Mustahil kerja guru tanpa dibarengi kreatifitas, apalagi inovasi.

Lantas apa kaitannya kreatifitas dan inovasi dengan profesionalisme guru?

Profesional sangat erat kaitannya dengan kreatifitas disamping banyak syarat lain seseorang dapat dikatakan profesional dibidangnya. Guru yang kreatif menggambarkan sosok yang tak kenal menyerah, pekerja keras, pandai membaca situasi, juga pandai mencari peluang. Terkadang kreatifitas membutuhkan kenekatan untuk melakukannya. Dan yang paling ekstrim, kreatifitas melawan arus kehidupan yang normal-normal saja.

Kreatifitas tidak selalu harus berbentuk karya, tapi bisaj juga dalam bentuk sikap dan tindakan. Kreatifitas akan melahirkan inovasi-inovasi yang menakjubkan.

Black in news-nya : salah satu contoh bentuk kreatifitas yang dilakukan oleh guru, adalah oldy. Oldy begitu panggilannya adalah sosok seorang guru muda yang full creativity. Selain mengajar di SMA 74 Jakarta bidang studi seni rupa, ia seorang desain grafis dan programer yang belajar secara otodidak, juga seorang artis. Oldy tergabung dalam band indy bernama JIUNG BAND yang sudah menelorkan beberapa album. Dipenghujung tahun 2008, ia terlibat dalam pembuatan film Tarzan ke kota bersama bandnya dan artis Dewi Sandra. Belum lagi aktifitasnya diluar profesinya sebagai guru dan anak band, yakni pengurus forum masyarakat polisi di kebayoran lama utara.

Oldy menjadi sosok guru yang diidolakan siswanya karena dalam proses pembelajaran dikelas mengandalkan kreatifitas selain tentu wajahnya yang lumayan ganteng dan gaul. Nah, satu lagi orang-orang seperti ini yang mestinya mendapatkan blackinovation awards.

Senin, Februari 02, 2009

Guru Jakarta Gaptek : Ke Laut Aja!

Seorang guru adalah pembelajar sejati. Artinya, seorang yang berprofesi guru harus sadar sepenuhnya untuk selalu belajar dan belajar tanpa henti. Mengapa? Karena ia adalah model yang tiap hari dipelototin oleh siswanya, mulai dari penampilan, cara berfikir sampai pada penguasaan ilmu. Tidak peduli baru menjadi guru atau sudah puluhan tahun.

Persoalan kemudian muncul manakala seorang guru tidak mampu mengikuti perubahan jaman. Contohnya, kemajuan teknologi menuntut guru untuk mengikuti perkembangannya. Metode mengajar yang uptodate dan keluasan bahan ajar menjadi keharusan bagi seorang guru. Nah, kalau saja guru tidak mengikuti perkembangan kemajuan teknologi informasi, bagaimana mungkin ia bisa mengajar lebih baik lagi. Apalagi, kalau ia mengajar di ibukota Jakarta ayang notebone informasi mudah diperoleh.

Ada empat sikap yang menghambat kemajuan seorang guru.

Pertama, tidak terbuka pikiran
Seorang guru harus menuyadari bahwa keterbukaan pikiran adalah pintu keluasan jiwa dan ilmu. Karenanya, egoisme harus ditinggalkan. Tidak ada dalam kamus guru : kata sombong! Merasa telah lebih tahu dan paling berpengalaman.

Kedua, tidak terbuka hati
Keluasan jiwa akan melahirkan kebijaksanaan dalam bersikap dan bertindak, termasuk menerima ilmu dan perkembangan jaman. Nah, ada sebagian dari guru mungkin yang agak sulit menerima perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Merasa sulit karena tidak terbukanya hati menerima perkembangan teknologi yang begitu pesat, apalagi kalau tinggal di Jakarta. Tak heran kalau di Jakarta sendiri bisa jadi ada guru gaptek teknologi informasi.....

Ketiga, tidak jujur
So, semua pasti tahu kejujuran adalah modal paling berharga, apalagi bagi seorang guru. Jadi nggak perlu panjang lebar soal yang satu ini.....

Keempat, tidak konsisten
Ketidakkonsistenan akan berdampak pada penilaian orang lain terhadap guru, terutama siswa. Bisa dianggap plin-plan dan diremehkan siswa nantinya. Guru menganjurkan siswa untuk menyesuaikan diri dengan perubahan, tetapi penganjurnya malah menutup diri. Artinya, tidak konsekwen dan konsisten atas ucapannya sendiri.

Oke, ada satu contoh guru yang luar biasa harus diteladani. Meski setahun lagi pensiun, ia tetap semangat dan menampilkan etos kerja yang brilyan. Song, begitu panggilannya. Guru ekonomi ini bernama lengkap Nurpaja Simangunsong, perlu mendapat blackinovation awards atas contohnya dalam menyikapi perubahan. Belajar mengenal komputer meski mengetiknya saja masih harus cari-cari huruf, mengopersikan mouse masih gemetaran lari sani-sini. Tetapi semangatnya itu lho yang harus ditiru. Faktor usia tidak menghambat untuk mengimbangi perubahan bukan.....

Autoblackthrough buat guru-guru yang selalu konsisten mengikuti perubahan dan memberi teladan bagi guru-guru pemula.

Sabtu, Januari 31, 2009

Tryout UN : Part One

by kasmadi


Ujian Nasional masih tiga bulan lagi, tetapi gaungnya sudah membahana ke seluruh sekolah baik di kota-kota maupun dipelosok desa. Sebagai tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran, ujian nasional masih sangat diperlukan guna mengetahui kualitas pendidikan Indonesia. Begitu alasan yang sering didengar dan dirilis surat kabar nasional. Pemerintah memerlukan (mungkin ini alasan politis) input dari penyelenggaraan ujian nasional sebagai dasar kebijakan disalah satu sektor pendidikan. Alasan tersebut bisa saja diterima.


Ujian nasional sebenarnya tidak menggambarkan kualitas pendidikan secara komprehensif. Dengan hanya menguji enam mata pelajaran untuk mengukur kualitas pendidikan ditingkat sekolah menengah atas. Ada unsur menafikan peran sekolah (baca: guru), disamping kemampuan (keragaman intelegensi/multiple intelegency). Sepertinya ranah psikomotor dan afektif diabaikan begitu saja, sedang yang diuji hanya ranah kognitif.

Nah, black in news-nya ujian nasional seharusnya tidak menjadi penentu kelulusan seorang siswa. Wah, memang betul itu mas. Namun kenyataannya dilapangan berbicara lain. Jika seorang siswa mendapat nilai 4,00 pada mata pelajaran matematika, sementara 5 pelajaran lain mendapat nilai di atas 7 anak tersebut tetap saja dinyatakan tidak lulus.

Dengan kondisi yang demikian, maka pihak sekolah mati-matian memprogramkan tryout. Kalau saja sekolah mau mengajarkan teknik-teknik jitu mensukseskan ujian nasional dengan elegan dan jujur. Tanpa diracuni usaha yang haram (meniru fatwa ulama kali), pasti sekolah itu akan mendapatkan blackinovation awards ......

to be continued

Tryout UN : Part Two


by kasmadi


"Busyet mampus gue, asli nggak bisa ngerjain. Soalnya ampun ....." begitu rutuk Didiet anak jurusan IPA saat mengerjakan soal tryout matematika.

"oii....gue isinye B semua....!!!" teriaknya lagi sambil tertawa.

Miris. ngiris hati.

Pemandangan yang menghujam uluhati atas sikap anak didik. Sebagai seorang guru, tentu fenomena seperti tergambar di atas sangat tidak mengenakkan. Kisah Didit di tersebut faktual dan bisa jadi mewakili gambaran sebagian anak-anak Jakarta dalam menghadapi ujian nasional. Ujian nasional menjadi april mop yang bisa banyak membuat kejutan.

Tryout hari ini yang dilaksanakan di setiap sekolah baik negeri maupun swasta di wilayah Jakarta Selatan benar-benar mewakili rupa dari banyak wajah pendidikan kita. Masih banyak sekali anak didik yang nyantai menjelang ujian nasional. Tryout yang seharusnya menjadi warming up, malah dianggap sebagai permainan belaka. Nggak bisa jawab, tanya saja teman depan, kira kanan dan belakang. Beres.

Black in News today for me....... rasanya sperlu inovasi-inovasi kreatif untuk mendongkrak semangat belajar anak-anak didik macam Didit. Pasti, banyak sekali yang seperti dia.

Tryout menjadi semacam "suplemen" yang hampir tiap minggu direguk sama anak didik disebagian Jakarta. memang perlu, tetapi jangan sampai tryout menjadi bumerang karena target kurikulum tertinggal. Sekolah menjadi panik karena harus mencapai target kelulusan yang dipatok kepsek. Allah saja yang Maha Penguji sudah memprediksi bahwa banyak sekali manusia yang tidak lulus ujianNya. Manusiawi kan?

Oh, harusnya pakai slogan autoblackthrough saja biar melecut semangat menghadapi april mop tersebut. so. smoga saja ujian nanti sukses dengan cara yang elegan baik guru, ortu dan siswa. Ga perlulah mencari bocoran sana-sini....

Sabtu, Januari 24, 2009

STATISTICAL FACTS BETWEEN MUSLIM AND JEWISH

Please take time to read this.
(Extracts of speech by Hafez A.B Mohamed: Director-General, Al Baraka
Bank.)

A. Demographics:

o World Jewish Population. 14 million
o Distribution: 7 m in America, 5 m in Asia, 2 m in Europe and
100 thousand in Africa

o World Muslim Population: 1.5 billion
o Distribution: 1 billion in Asia/Mid-East, 400 M in Africa,
44 M in Europe
and 6 M in the Americas
o Every fifth human being is a Muslim.
o For every single Hindu there are two Muslims
o For every Buddhist there are two Muslims
o For every Jew there are 107 Muslims
o Yet the 14 million Jews are more powerful than the entire 1.5 billion
Muslims

Why? Here are some of the reasons.

B. Movers of Current History
o Albert Einstein Jewish
o Sigmund Freud Jewish
o Karl Marx Jewish
o Paul Samuelson Jewish
o Milton Friedman Jewish

C. Medical Milestones
o Vaccinating Needle: Benjamin Ruben Jewish
o Polio Vaccine Jonas Salk Jewish
o Leukaemia Drug Gertrude Elion Jewish
o Hepatitis B Baruch Blumberg Jewish
o Syphilis Drug Paul Ehrlich Jewish
o Neuro muscular Elie Metchnikoff Jewish
o Endocrinology Andrew Schally Jewish
o Cognitive therapy. Aaron Beck Jewish
o Contraceptive Pill Gregory Pincus Jewish
o Understanding of Human Eye. G. Wald Jewish
o Embryology. Stanley Cohen Jewish
o Kidney Dialysis Willem Kloffcame Jewish

D. Nobel Prize Winners
o In the past 105 years, 14 million Jews have won 180 Nobel prizes whilst
1.5 billion Muslims have contributed only 3 Nobel winners

E. Inventions that changed History
o Micro- Processing Chip. Stanley Mezor Jewish
o Nuclear Chain Reactor Leo Sziland Jewish
o Optical Fibre Cable Peter Schultz Jewish
o Traffic Lights Charles Adler Jewish
o Stainless Steel Benno Strauss Jewish
o Sound Movies Isador Kisee Jewish
o Telephone Microphone Emile Berliner Jewish
o Video Tape Recorder Charles Ginsburg Jewish

F. Influential Global Business
o Polo Ralph Lauren Jewish
o Coca Cola Jewish
o Levi's Jeans Levi Strauss Jewish
o Sawbuck's Howard Schultz Jewish
o Google Sergey Brin Jewish
o Dell Computers Michael Dell Jewish
o Oracle Larry Ellison Jewish
o DKNY Donna Karan Jewish
o Baskin & Robbins Irv Robbins Jewish
o Dunkin Donuts Bill Rosenberg Jewish

G. Influential Intellectuals/ Politicians
o Henry Kissinger , US Sec of State Jewish
o Richard Levin, PresidentYaleUniver sity Jewish
o Alan Greenspan , US Federal Reserve Jewish
o Joseph Lieberman Jewish
o Madeleine Albright , US Sec of State Jewish
o CasperWeinberger , US Sec of Defence Jewish
o Maxim Litvinov , USSR Foreign Minister Jewish
o DavidMarshal , Singapore Chief Minister Jewish
o Isaacs Isaacs, Gov-GenAustralia Jewish
o Benjamin Disraeli, British Statesman Jewish
o Yevgeny Primakov, Russian PM Jewish
o Barry Goldwater , US Politician Jewish
o Jorge Sampaio, President Portugal Jewish
o Herb Gray, Canadian Deputy - PM Jewish
o Pierre Mendes, French PM Jewish
o Michael Howard, British Home Sec. Jewish
o Bruno Kriesky, Austrian Chancellor Jewish
o Robert Rubin , US Sec of Treasury Jewish

H. Global Media Influential
o Wolf Blitzer, CNN Jewish
o Barbara Walters ABC News Jewish
o EugeneMeyer , Washington Post Jewish
o Henry Grunwald, Time Magazine Jewish
o Katherine Graham , Washington Post Jewish
o Joseph Lelyeld, New York Times Jewish
o Max Frankel, New York Times Jewish

I. Global Philanthropists
o George Soros Jewish
o Walter Annenberg Jewish

Why are they powerful? why are Muslims powerless?
Here's another reason. We have lost the capacity to produce knowledge
.

o In the entire Muslim World (57 Muslim Countries) there are only 500 universities.
o In USA alone, 5,758 universities
o In India alone, 8,407 universities
o Not one university in the entire Islamic World features in the Top 500
Ranking Universities of the World
o Literacy in the Christian World 90%
o Literacy in the Muslim World 40%
o 15 Christian majority-countries, literacy rate 100%
o Muslim majority - countries , None
o 98% in Christian countries completed primary
o Only 50% in Muslim countries completed primary.
o 40% in Christian countries attended university
o In Muslim countries a dismal 2% attended.
o Muslim majority countries have 230 scientists per one million Muslims
o The USA has 5000 per million
o The Christian world 1000 technicians per million.
o Entire Arab World only 50 technicians per million.
o Muslim World spends on research/developmen t 0.2% of GDP
o Christian World spends 5 % of GDP

Conclusion.

o The Muslim World lacks the capacity to produce knowledge.
Another way of testing the degree of knowledge is the degree of
diffusing knowledge.
o Pakistan 23 daily newspapers per 1000 citizens
o Singapore 460 per 1000 citizens.
o In UK book titles per million is 2000
o In Egypt book titles per million is only 17

Conclusion.
o Muslim World is failing to diffuse knowledge
Applying Knowledge is another such test.
o Exports of high tech products from Pakistan is 0.9% of its exports.
o In Saudi Arabia is 0.2%
o Kuwait , Morocco and Algeria 0.3%
o Singapore alone is 68%

Conclusion.

o Muslim World is failing to apply knowledge.

What do you conclude? no need to tell the figures are speaking
themselves very loudly we are unable to listen

Advice

Please educate yourself and your children. always promote education,
don't compromise on it, don't ignore your children's slightest
misguidance from education (and please, for God's Sake, don't use your
personal contacts or sources to promote your children in their
education; if they fail, let them and make them learn to pass; b/c if
they can't do it now, they can't ever). We are World's biggest and
strongest nation, all we need is to identify and explore our
ownselves. Our victory is with our knowledge, our creativity, our
literacy...And nothing else.

....Wake up...

(from milis eramuslim)

Jumat, Desember 05, 2008

KEKUATAN EKONOMI GLOBAL PINDAH KE NEGARA BERKEMBANG SETELAH NEGARA MAJU JATUH

Negara-negara berkembang saat ini memiliki pengaruh dan kekuatan lebih besar. Hal ini terlihat dari pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok 20 (G-20) yang berakhir di Washington, Sabtu (15/11).

Negara berkembang seperti China, Brasil, India, dan Indonesia memenangi posisi kunci dalam keputusan ekonomi global pada krisis ini. Biasanya, keputusan penting soal finansial global seolah hanya menjadi urusan negara-negara kaya.

”Saya meninggalkan Washington dengan sangat senang karena struktur geopolitik memiliki tatanan baru,” ujar Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. ”Tidak ada logika untuk membuat keputusan politik dan ekonomi tanpa dukungan dari negara-negara berkembang anggota G-20. Negara berkembang juga harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari bagian solusi global,” lanjutnya.

Saat ini Brasil memegang kepemimpinan bergilir G-20. Anggota G-20 adalah tujuh negara maju, yaitu Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan AS, serta Afrika Selatan, Argentina, Australia, Brasil, China, India, Indonesia, Korea Selatan, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Turki, dan Uni Eropa.

Pada tradisi masa lalu, G-7 dan Rusia telah membicarakan masalah krisis ini, tetapi Presiden AS George W Bush memutuskan untuk memperluas pihak yang berbicara termasuk negara-negara berkembang.

”Keputusan pertama yang harus saya buat adalah mendaftar siapa yang harus hadir dalam pertemuan. Dan, jelas saya memutuskan bahwa kita harus duduk bersama-sama, yaitu negara-negara G-20, tidak hanya G-7 atau G-13,” ujar Bush setelah pertemuan itu.

Ada alasan jelas mengapa negara berkembang perlu dilibatkan dalam pembicaraan. Salah satunya, karena mereka akan menjadi lokasi bagi seluruh pertumbuhan ekonomi dunia pada 2009. Sementara negara maju seperti AS dan negara yang tergabung dalam Uni Eropa jatuh dalam resesi karena krisis finansial, yang tak akan memberikan kontribusi lewat pertumbuhan.

Optimisme

Dalam pertemuan G-20, para pemimpin negara berkembang memperlihatkan optimisme. Presiden China Hu Jintao menggarisbawahi hal itu dengan mengatakan, ”Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan relatif cepat di China sangat penting dalam berkontribusi terhadap stabilitas finansial internasional serta pertumbuhan ekonomi global.”

Perdana Menteri India Manmohan Singh juga mengungkapkan harapannya bahwa negaranya akan tetap dapat bertumbuh pada tahun-tahun mendatang. Namun, dia juga mengkhawatirkan masa depan negara-negara berkembang yang justru terimbas hantaman krisis lebih dahsyat dibandingkan dengan negara-negara maju. ”Negara-negara berkembang bukanlah penyebab terjadinya krisis ini, tetapi mereka juga terimbas krisis dengan dalam akibat krisis di negara maju,” ujar Singh.

Dalam pertemuan itu juga disepakati untuk membantu negara-negara berkembang yang terkena krisis, seperti sulit mendapatkan akses pada kredit karena keadaan finansial yang sulit seperti sekarang ini. Selain itu, badan finansial internasional juga perlu direformasi agar dapat memberikan negara-negara berkembang untuk mendapatkan posisi yang lebih baik lagi


sumber : politikinternational.wordpress.com

Kamis, Desember 04, 2008

GELOMBANG TSUNAMI ITU BERNAMA PHK

Krisis ekonomi yang berpangkal pada krisis keuangan Amerika Serikat semakin menggurita dampaknya bagi perekonomian Indonesia. Kini, di awal desember saja sudah banyak perusahaan-perusahaan yang mengandalkan ekspor produknya untuk berencana me-rumah-kan, kata lain dari PHK. Provinsi terbanyak yang akan merumahkan tenaga kerjanya adalah DKI Jakarta.

Pemerintah sendiri mengakui bahwa dalam kurun waktu satu tahun ini gelombang PHK akan mencapai 500 ribu sampai satu juta buruh. Hal ini mengakibatkan jumlah pengangguran akan semakin bertambah. Akibat lanjutannya, sudah pasti tingkat daya beli masyarakat semakin menurun.

Kelinglungan pemerintah diperparah dengan mengeluarkan SKB 4 menteri yang ditujukan untuk mengantisipasi dampak krisis ekonomi global. Namun, kenyataannya justru menambah persoalan baru. Demonstrasi buruh di mana-mana, proses produksi akhirnya terganggu selain munculnya persoalan sosial seperti bentrokan-bentrokan saat demo, selain ketegangan antara buruh dan pengusaha. Biaya sosial yang harus ditanggung bersama atas keputusan pemerintah yang kurang tepat dan akurat.

Apa solusinya?
Untuk menghindari PHK bagi pengusaha yang mengandalkan ekspor rasanya sangat sulit utnuk dihindari. Oleh karenanya, perlu bagi pemerintah untuk membuka jalur perdagangan bagi negara-negara potensial untuk ekspor Indonesia, seperti tekstil. Amerika memang tengah menghadapi krisis ekonomi yang parah, karenanya daya beli tekstilnya turun drastis. Pengusaha juga tidak bisa mengatasnamakan krisis kemudian merumahkan pegawainya dengan semena-mena. Intinya, antara pemerintah, pengusaha dan buruh harus duduk bersama mencari kesepakatan yang win-win solution.

Hemat? Apalagi yang harus dihemat bagi rakyat kebanyakan? Paling-paling sikap yang tepat adalah bersabar dan mensyukuri apa yang diperoleh hari ini. Rakyat sudah terlalu banyak dijadikan obyek penderita, sudah saatnya pemerintah mengambil kebijakan yang benar-benar memenuhi sasaran yang tepat yakni rakyat.

Pemerintahlah seharusnya yang menunjukkan sikap hemat dan efesiensi pendanaan pembangunan. Sewbagai contoh pemprov DKI yang memutuskan menghapus biaya-biaya yang memboroskan APBD-nya. Perlu ditiru oleh pemda-pemda lain termasuk departemen-departemen (pemeriantah pusat).

Senin, November 24, 2008

Catatan kecil : Hari Guru Nasional

Bahwa guru menjadi sosok yang teramat penting bagi perjalanan hidup manusia, kita sudah sangat maklum, bahkan teramat maklum. Dalam perjalanan kehidupannya, manusia tdiak akan pernah lepas dari peran seorang guru baik secara formal maupun informal. Begitupun perjalanan bangsa ini baik pra kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan hingga saat ini. Guru menjadi sosok yang teramat penting untuk dilupakan oleh bangsa ini. Pameo yang mengatakan bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa-jasa para pahlawannya masih sangat relevan. Bahkan sepanjang masa.

Baiklah, kita tidak perlu lagi mengedapankan dan membesar-besarkan peran guru bagi bangsa ini. Karena sejatinya, masyarakat pun sudah sadar bahwa guru teramat penting perannya. Kini, sebagai bangsa, masyarakat terutama pemerintah perlu berkerjasama secara harmonis untuk kepentingan pendidikan bangsa ini.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa kesejahteraan (baca : gaji) guru Indonesia sangat rendah dibandingkan negara tetangga, Malaysia misalnya. Belum lagi sikap masyarakat dalam memandang profesi guru. Masyarakat kita terutama di kota-kota besar meski belum ada penelitian yang valid atau mungkin belum dilakukan, kita (masyarakat) mernedahkan profesi guru. Jadi tidaklah mengherankan sebagian dari generasi ini, kalau ditanya soal cita-cita jarang sekali yang mau menjadi guru. Sebagian dari sikap guru semakin merendahkan martabatnya sendiri karena terkontaminasi oleh paham materialisme, sehingga wajar jika ada oknum guru yang mati-matian menolak mengajar di desa-desa terpencil. Selain karena gaji yang rendah, kepedulian pemerintah yang kurang, juga tuntuan hidup yang tinggi. Segudang permasalahan dihadapi guru membuat kerjanya tidak maksimal.

Pemerintah sebagai regulator, sudah selayaknya tidak ragu lagi menetapkan kebijakan yang mendukung pendidikan. Annggaran 20 % sedapat mungkin tidak dikorup, lenyap ditengah jalan atau diada-adakan proyek pendidikan sehingga tujuan APBN dalam bidang pendidikan juga menjadi tidak maksimal penggunaannya.

Bahwa kesejahteraan guru menjadi pemicu tingkat kemajuan pendidikan anak bangsa ini kita sudah maklum. Terlepas dari permasalahan tersebut, profesi guru adalah panggilan jiwa. Kalau seseorang sudah bertekad menjadi guru, maka persoalan kesejahteraan bukan penghalang untuk tetap mencerdaskan bangsa ini.

Tetap optimis, selamat hari guru....!!!

Jumat, November 21, 2008

Ada Psikopat di Sekolah


Mengapa siswa gemar menyontek? Pertanyaan ini memang klasik. Tapi, para guru dan otoritas pendidikan sampai kita hari ini masih terus garuk-garuk kepala karena belum berhasil menemukan metode tercanggih untuk menghentikan kebiasaan menyontek anak-anak didik. Bahkan, tak sedikit pula yang "pasrah" dan menganggap perilaku menyontek sebagai kelaziman yang tidak berimplikasi serius.

Pastinya, jangan pandang enteng apabila anak didik -siswa maupun mahasiswa-kedapatan mengandalkan hasil menyontek untuk menyelesaikan tugas-tugas guru atau dosen mereka. Apalagi jika aksi menyontek dilakukan berkali-kali sampai-sampai anak didik tidak lagi percaya bahwa dia mampu menuntaskan pekerjaan sekolah dengan mengandalkan dirinya sendiri.

Itulah pesan tegas yang muncul berdasar riset banyak peneliti. Lawson (2004), misalnya, mengindikasikan bahwa siswa yang melakukan tindakan kebohongan akademik cenderung akan berbohong di tempat kerja.

Kenyataannya, fenomena menyontek lebih serius daripada pandangan umum. Kompleksitas yang terungkap dari temuan-temuan Barat tentang "kejahatan akademis" ini juga relevan dengan situasi di dunia pendidikan Indonesia.

Contohnya, di antara empat ribuan pelajar yang disurvei Rutger's Management Education Center, 75 persen di antaranya diketahui melakukan aksi menyontek dengan bobot yang sudah tergolong serius. Yang mengenaskan, 50 persen di antaranya bahkan menganggap tindakan menyontek bukan sebagai sesuatu yang salah dan perlu dihentikan.

Pada riset lain, saat ditanyakan mengapa menyontek, 80 persen di antara keseluruhan siswa yang diteliti Newberger (2003) beralasan bahwa tindakan terlarang itu tetap mereka lakukan agar berhasil masuk ke sekolah yang lebih tinggi, khususnya universitas. Para penyontek, seperti halnya siswa yang tidak menyontek, yakin bahwa universitas adalah prasyarat mutlak demi pencapaian sukses masa depan. Jadi, tuntutan untuk meraih keberhasilan justru mendorong siswa menjiplak kreasi akademis orang lain, lalu mengklaimnya sebagai hasil belajar mereka sendiri. Ini alasan pertama.

Alasan kedua, plagiat merupakan konsekuensi negatif tingginya tuntutan akademis yang dibebankan ke anak didik. Faktanya, jangankan pelajar tingkat lanjut, pelajar kelas dua sekolah dasar dewasa ini pun saban hari sudah terpaksa menggendong tas sekolah berukuran besar yang dipenuhi buku pelajaran. Muatan pelajaran dalam buku-buku pelajaran mereka jauh lebih penuh sesak ketimbang buku yang saya baca saat masih seusia mereka dua puluhan tahun silam. Beban studi terlalu besar. Alokasi waktu terbatas. Elemen kegembiraan saat belajar, sebagai keharusan bagi siswa tingkat dasar, terpinggirkan. Akibatnya, bersekolah bukan lagi sebuah proses belajar yang mengasyikkan, melainkan semata-mata aktivitas yang keberhasilannya diukur berdasar pencapaian akhir. Demi mengejar target akhir itu, menyontek menjadi "solusi" guna mengatasi keletihan sekaligus cara untuk membahagiakan orang tua, guru, dan pihak-pihak lain selain si anak didik sendiri.

Uraian di atas menghadirkan pemahaman baru. Kontras dengan pandangan awam, menyontek sangat mungkin bukan pertanda kurangnya kecerdasan siswa. Karena aktivitas menyontek kian lama kian canggih, para pelakunya bisa jadi tergolong pintar, kreatif, bahkan mungkin memiliki tingkat kecerdasan superior. Menyontek, dengan demikian, merupakan penanda betapa anak-anak cerdas itu merasa kian frustrasi karena tidak berkesempatan melakukan petualangan dan akrobat intelektual.

Alasan ketiga, menyontek adalah hasil mimikri anak terhadap kelakuan orang-orang yang lebih dewasa. Anak didik menjadikan figur dewasa sebagai acuan moral mereka. Orang-orang dewasa memang tidak menjiplak seperti yang berlangsung di ruang-ruang kelas. Tapi, aksi mencuri milik orang lain, lalu diikuti dengan memberikan label sebagai milik pribadi, intisarinya sama persis dengan perilaku menyontek. Jadi, maling, koruptor, preman, dan sejenisnya adalah model bagi anak-anak didik untuk menampilkan tindakan sejenis di kelas mereka.

Perilaku orang dewasa seperti menginspirasi siswa melakukan tindakan scholastic psychopathy, di samping mengondisikan mereka pada pandangan bahwa tindakan semacam itu adalah sesuatu yang wajar. Menurut Williams (2002), siswa pada gilirannya menjadi yakin akan keandalan cara-cara antisosial dalam meraih prestasi sekaligus mengalami proses perkembangan moral yang senjang.

Kebiasaan menyontek sejak dini semakin memperbesar predisposisi anak didik untuk kelak berkembang menjadi individu berkepribadian psikopat.. Hare (2000) dan Heller (2001) menegaskan hal itu dengan menyebut bahwa individu-individu dewasa berkepribadian psikopat telah memiliki problem tingkah laku sejak usia sebelum tiga belas tahun. Mulai mencuri, berbohong, vandalisme, bullying, aktivitas seksual, membuat kebakaran, mengendus lem, mengonsumsi alkohol, kabur dari rumah, dan -tentu saja- menyontek.

Orang tua melakukan korupsi di tempat kerja. Anak menjiplak tanpa beban, bahkan terorganisasi, di sekolah. Silakan bayangkan, mau ke mana negeri ini!

sumber : Reza Indragiri Amriel, ketua jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara - Jakarta

Kamis, November 13, 2008

Sepuluh Tanda Kemunduran Bangsa

Tema yang diambil mengenai ‘Evaluasi Sistem Pendidikan dalam Menghasilkan Generasi Unggul’. Tema ini sengaja diambil karena ternyata berdasarkan penelitian selama 60 terakhir, sistem pendidikan lebih banyak menghasilkan generasi yang gagal dan bahkan cenderung bermasalah ketimbang yang unggul.

Banyak sekali tokoh yang diminta bicara menyampaikan pikiran, pandangan, juga hasil penelitian mereka. Dari semua pembicara, ada salah seorang yang pemaparannya begitu dahsyat, tajam, dan mengena, hingga mendapatkan simpati semua peserta konferensi.

Apa saja yang dipaparkan si pembicara itu? Mari kita simak pemaparannya. “Saudara-saudaraku tercinta sebangsa dan setanah air, saya sungguh prihatin melihat perkembangan generasi kita dari tahun ke tahun. Lebih dari 30 tahun saya melakukan pengamatan terhadap para pelajar dan para lulusan sekolah di tiap jenjang, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Ternyata, dari tahun ke tahun menunjukkan suatu peningkatan grafik jumlah anak-anak yang bermasalah ketimbang anak-anak yang berhasil."

“Salah satu yang membuat saya menangis adalah ketika saya mengunjungi beberapa Lembaga Pemasyarakatan yang ada di beberapa negara bagian, yang dulu pada tahun 60-an mayoritas dihuni orang-orang yang berusia antara 40-60-an. Namun apa yang terjadi pada 1990, penjara-penjara kita penuh diisi oleh anak remaja antara usia 14 s/d 25 tahun. Jumlah peningkatan yang drastis juga terjadi pada penjara anak dan remaja. Fenomena gerangan yang sedang terjadi di negara kita? Akan jadi apakah kelak negara ini jika kita semua tidak mengambil kepedulian dan merasa bertanggung jawab? “Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, dari pengaatan panjang yang saya lakukan, akhirnya saya mengetahui sumber dari semua masalah ini ada pada harmonisasi hubungan keluarga dan sistem pendidikan kita.”

“Sebagian besar anak-anak yang bermasalah, ternyata juga memiliki orang tua yang bermasalah atau keluarga yang berantakan. Yang memperparah ini semua adalah bahwa lembaga yang kita agung-agungkan selama ini, yang kita sebut sekolah, ternyata sama sekali tidak mampu menjadi jalan keluar bagi anak-anak yang mengalami permasalahan di rumah.”Sekolah yang mestinya bertanggung jawab pada pendidikan anak, ternyata sama sekali tidak melakukan proses pendidikan, melainkan hanya menjadi lembaga sertifikasi yang memaksa anak untuk mengikuti kurikulum yang kaku dan sudah ketinggalan zaman.

Guru-guru yang diharapkan menjadi pengganti orang tua yang bermasalah, ternyata tidak lebih baik daripada orang tua si anak yang bermasalah tadi. Guru-guru lebih suka memberikan pelajaran daripada mendidik dan melakukan pendekatan psikologis untuk bisa membantu memecahkan masalah anak-anak muridnya. Guru-guru juga lebih suka saling melempar tanggung jawab ketimbang merasa ikut bertanggung jawab terhadap anak yang katanya bermasalah.”

“Yang sungguh menyakitkan adalah ternyata pemerintah kita, hanya mementingkan masalah nilai, angka-angka, dan ujian-ujian tulis. Angka-angka inilah yang dijadikan tolok ukur keberhasilan sekolah. Pemerintah seolah menutup mata terhadap menurunnya perilaku moral, rusaknya budaya anakanak di sekolah, dan meningkatnya perilaku kekerasan di kalangan remaja.” “Ukuran keberhasilan pendidikan lebih diletakkan pada menjawab soal-soal ujian dn target perolehan nilai, yang seringkali hanya menambah masalah bagi anak-ank kita, bukan pada indikator moral dan pengembangan karakter anak.

Sehingga pada akhirnya, kita mendapati banyaknya anak yang mendapat nilai tinggi, namun bermoral rendah.” “Inilah yang saya pikir, yang menjadi biang keladi dari permasalahan meningkatnya jumlah anak-anak dan remajayng menjadi penghuni penjara di hampir seluruh negara bagian di negara kita.” “Saya melihat bahwa sesunguhnya, jauh lebih penting mengajarkan anak kita nilai kejujuran daripada nilai matematika, fisika, dan sejenisnya, yang pada umumnya telah membuat anak kita stres dan mulai membenci sekolahnya. Sungguh jauh lebih penting mengajarkan kepada mereka tentang nilai kerja sama dan tolong-menolong ketimbang persaingan merebut posisi juara di kelas.

Sekolah kita hanya mampu membuat tiga anak sebagai juara, ketimbang membuat mereka semua menjadi juara.” “Saya pikir sudah saatnya kita sadar akan hal ini semua. Saudara-saudaraku tercinta, berdasarkan penelitian yang saya lakukan, telah menunjukkan bahwa jauh lebih penting mengajari anak kita tentang moral, attitude, dan character building daripada hanya mementingkan nilai yang tinggi. Karena kehidupan lebih mengharapkan orang-orang yang bermoral dan berkarakter untuk membangun tatanan kehidupan yang jauh lebih baik. Orang-orang yang mencintai sesama, menolong sesama, dan menjaga kelestarian lingkungan tempat mereka hidup.” “Berdasarkan penelitian saya terhadap sejarah bangsabangsa yang mengalami kemunduran, saya telah menemukan ciri-ciri yang sangat jelas untuk bisa kita jadikan indikator dan petunjuk bagi kita apakah negara kita juga sedang menuju ke titik kemajuan atau justru kemunduran.’’ “Paling tidak, saya telah menemukan ada 10 tandatanda utama suatu bangsa yang akan mengalami kemunduran.

Sepuluh tanda kemunduran bangsa adalah sebagai berikut.

1. Meningkatnya perilaku kekerasan dan merusak dikalangan remaja dan pelajar
2. Penggunaan kata atau bahasa yang cenderung memburuk (seperti ejekan, makian, celaan, bahasa slank dll)
3. Pengaruh teman jauh lebih kuat dari pada orang tua dan guru.
4. Meningkatnya perilaku penyalah gunaan obat-obat telarang dan seks bebas di kalangan pelajar dan remaja.
5. Merosotnya perilaku moral dan meningkatnya egoisme pribadi/ mementingkan diri sendiri.
6. Menurunya rasa bangga, cinta bangsa dan tanah air (patriotisme) .
7. Rendahnya rasa hormat pada orang lain, orang tua dan guru.
8. Meningkatnya perilaku merusak kepentingan publik.
9. Ketidakjujuran terjadi dimana-mana
10. Berkembangnya rasa saling curiga, membenci dan memusuhi diantara sesama warga negara (kekerasan SARA)


“Saudara-saudaraku, apakah kita merasa semua tanda-tanda ini telah muncul di negara kita? Dengan fakta dan kenyataan yang ada, wahai Anda pengambil kebijakan di bidang pendidikan dan para guru dan orangtua, masihkah kita akan tetap mementingkan angka-angka sebagai indikator kesuksesan pendidikan ataukah logika dan nurani kita mampu berbicara dan mendobrak sistem pendidikan yang selama ini telah terbukti telah menghasilkan lebih banyak kegagalan bagi anak-anak tercinta.” “Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, jika kita tidak juga mau bertindak, saya tidak tahu berapa banyak lagi penjara yang harus kita bangun bagi anak-anak kita tercinta, yang semestinya ini semua bisa kita cegah dari sekarang.

Edy Wiyono (Penulis adalah Praktisi Multiple Intelligence & Holistic Learning)

Senin, November 03, 2008

ANALISIS EKONOMI: Menyikapi Gejolak Rupiah

Selama lebih dari dua tahun tiga bulan (15/6/2006 hingga 5/10/2008), kurs rupiah tergolong sangat stabil di kisaran Rp 9.000-Rp 9.500. Pada periode tersebut, rupiah tak pernah menyentuh di bawah Rp 9.500 per dollar AS. Justru sebaliknya, tercatat selama 27 hari menguat, menembus Rp 9.000 per dollar AS dengan level tertinggi Rp 8.672 pada 23 Mei 2007.

Pergerakan rupiah selama kurun waktu tersebut agak berbeda dengan kebanyakan mata uang dunia. Tatkala sejumlah mata uang dunia mengalami penguatan terhadap dollar AS, nilai rupiah tak bergerak. Demikian pula ketika terjadi proses pembalikan, nilai rupiah tak ikut terseret turun. Kecenderungan demikian berlangsung hingga awal Oktober 2008.

Nilai tukar rupiah mulai lunglai sejak 6 Oktober—mengikuti kecenderungan global—hingga mencapai titik terendah Rp 11.743 per dollar AS pada 28 Oktober 2008. Minggu lalu kurs tengah Bank Indonesia ditutup pada level Rp 10.995 per dollar AS. Boleh dikatakan, penyebab utama dari depresiasi rupiah dalam sebulan terakhir adalah imbas dari krisis finansial global.

Sepintas, fenomena penguatan dollar AS terhadap hampir semua mata uang dunia bagaikan anomali. Bagaimana mungkin suatu negara yang sedang didera krisis parah dan sangat haus dana untuk menalangi dan menyelamatkan korporasi-korporasi besar justru mata uangnya menguat. Penguatan dollar AS begitu tiba-tiba. Padahal, tiga bulan lalu nilai tukar dollar AS masih menunjukkan kecenderungan melemah.

Bukankah perekonomian AS masih menghadapi defisit struktural: konsumsi melebihi produksi, impor lebih besar dari ekspor, dan belanja pemerintah federal melampaui penerimaan pajak. Semua ini harus ditutup dengan utang, termasuk menyedot dana luar negeri, sehingga seharusnya dollar AS melemah.

Namun, dunia sedang bergejolak. Krisis finansial di AS merambah seperti spiral, tak sebatas hanya menjerat negara-negara yang terjalin erat dengan sektor keuangan AS, tetapi sudah merasuki seantero jagat.

Oleh karena itu, sebetulnya penguatan dollar AS bukan disebabkan karena orang menginginkan mata uang negara adidaya ini, melainkan karena mereka menginginkan alternatifnya lebih sedikit (David Hale, Time. 25/10/2008, halaman 21). Karena itulah harga emas dan komoditas lain pun ikut merosot.

Diversifikasi dana

Sekalipun kita belum tahu berapa lama lagi krisis yang membuat likuiditas dunia mengering, kita yakin bahwa uang memiliki logika dasar yang tak berubah, yakni tak akan menyemut di satu tempat. Investor akan selalu mendiversifikasikan dananya untuk mengurangi risiko. Lambat laun, dana akan kembali mengalir ke berbagai penjuru dunia. Kala itu, persaingan untuk menarik dana akan kembali marak.

Kita tak boleh berpangku tangan, sekadar menunggu sampai masa itu datang. Masih banyak yang bisa kita perbuat untuk meminimalkan dampak negatif krisis finansial global.

Tantangan terbesar adalah memperkokoh keseimbangan eksternal. Kita patut bersyukur bahwa sejak krisis tahun 1998 transaksi berjalan tahunan selalu surplus, walau secara triwulanan sempat tiga kali defisit.

Surplus transaksi berjalan merupakan modal sangat berharga dalam menghadapi kekeringan likuiditas dunia karena ketergantungan pada arus modal masuk berkurang. Selama 1998 hingga 2003, defisit arus modal bisa sepenuhnya ditutup oleh surplus transaksi berjalan sehingga cadangan devisa praktis terus-menerus mengalami peningkatan. Dengan demikian, nilai tukar rupiah tetap terjaga.

Kita harus waspada menghadapi kecenderungan surplus transaksi berjalan yang melorot belakangan ini. Selama 2006 dan 2007 surplus transaksi berjalan masih di atas 10 miliar dollar AS, tetapi pada semester pertama 2008 tercatat baru 851 juta dollar AS. Itu pun dengan catatan: pada triwulan kedua sudah mengalami defisit.

Sejauh ini kita masih bisa berharap, kalaupun terjadi defisit, jumlahnya relatif kecil. Ekspor mungkin akan melemah, tetapi impor pun akan turun, terutama impor produk minyak.

Sepanjang penerimaan devisa dari TKI di luar negeri dan sektor pariwisata bisa diamankan, defisit transaksi berjalan yang besar dapat dihindarkan.

Tantangan kedua, terutama untuk jangka menengah, adalah memperbaiki struktur arus modal masuk. Depresiasi rupiah dalam sebulan terakhir, antara lain, juga karena faktor ketergantungan yang meningkat terhadap investasi asing jangka pendek dalam bentuk portofolio. Selama semester I-2008, arus modal masuk bersih untuk portofolio mencapai lebih dari tiga kali lipat penanaman modal asing langsung berjangka panjang. Adalah arus modal masuk dalam bentuk portofolio yang deras inilah yang kemudian keluar kembali dalam seketika sehingga rupiah lunglai.

Tantangan ketiga adalah meredam faktor psikologis. Masyarakat belum sepenuhnya terbebas dari trauma krisis 1998. Sebagian dari mereka khawatir pergerakan rupiah bakal tak terkendali, padahal kondisi masa itu tak lagi terulang sekarang. Utang luar negeri jangka pendek dewasa ini hanya 34 persen dari cadangan devisa, jauh lebih rendah daripada tahun 1998 yang mencapai hampir 200 persen.

Yang juga bisa meredam dampak psikologis adalah langkah- langkah pemerintah dan BI untuk memperlancar lalu lintas pembayaran luar negeri. Jangan sampai para pengusaha memburu dollar AS karena perbankan teramat memperketat persyaratan pembayaran. Misalnya, dewasa ini beberapa bank menetapkan ketentuan pembayaran 100 persen di muka untuk pembukaan letter of credit (L/C) bagi importir. Padahal, selama ini cukup sekitar 20 persen saja.

Akhirnya, kita tak perlu terpaku pada ”angka keramat” Rp 10.000 per dollar AS. Sesekali rupiah boleh menembus Rp 10.000. Asalkan volatilitas pergerakan rupiah terjaga dan fundamental penopang rupiah tetap sehat, rasanya kita tak perlu waswas rupiah bakal terjungkal.

sumber : Faisal Basri
Kompas, Senin, 3 November 2008 | Hal. 1 dan 15 (http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/11/03/00204540/menyikapi.gejolak.rupiah)

Kamis, Oktober 30, 2008

Bekerja Efektif Seirama Otak



Seperti tubuh, otak juga punya irama kerja. Irama otak lebih banyak ditentukan oleh pola tidur, paparan cahaya dan faktor genetika. Nah, apabila Anda ingin lebih efektif, efisien, dan produktif dalam bekerja, Anda dapat menggunakan kekuatan otak. Karena otak punya jam-jam terbaik untuk dimanfaatkan dan ternyata tak hanya berpengaruh terhadap pekerjaan namun juga pada kesehatan kita. Yuk, kita simak waktu irama otak yang terbaik saat bekerja.

Pukul 09.00-11.00
Waktu Terbaik untuk Mencari Ide
Pada waktu ini, hormon stres kortisol Anda berada dalam kadar sedang. Hal ini akan sangat membantu Anda untuk berpikir fokus. Menariknya, kondisi ini dialami oleh semua golongan umur.
Gunakan waktu ini untuk: mengerjakan tugas yang membutuhkan analisis dan konsentrasi, mengembangkan ide-ide baru, membuat presentasi, dan brainstorming mencari solusi tantangan besar atau kecil. Bagi yang mulai memasuki usia paruh baya, pikiran akan lebih jernih di pagi hari sehingga mulailah atur jadwal untuk berdiskusi masalah pekerjaan atau pribadi.

Pukul 11.00-14.00
Waktu Terbaik untuk Tugas Sulit
Saat ini, hormon tidur bernama melatonin di otak Anda sedang menurun drastis. Menurunnya melatonin membuat Anda siap mengerjakan tugas-tugas.

Gunakan waktu ini untuk: mengerjakan tugas-tugas kantor, menjawab e-mail klien dan memberikan presentasi pada bos dan klien.

Pukul 14.00-15.00
Waktu Terbaik untuk Istirahat
Pada jam ini Anda bisa menjadi sangat tidak produktif, apalagi setelah makan siang. Penurunan suhu tubuh yang membantu menenangkan untuk tidur di malam hari akan juga terjadi pada jam ini. Selain itu, untuk mencerna makan siang Anda, tubuh harus menarik darah dari otak ke perut, otomatis setelah makan siang, tubuh Anda pun berharap bisa beristirahat sejenak untuk mencerna makanan tadi.

Gunakan waktu ini untuk: Menarik nafas, berdoa, peregangan, jalan cepat sejenak di sekitar kantor atau minum air putih. Cara-cara ini sangat baik untuk mengalirkan darah dari perut ke otak sehingga bisa mengurangi rasa kantuk.

Pukul 15.00-18.00
Waktu Terbaik untuk Kerja Sama
Menurut Paul Nussbaum Ph.D penulis buku Your Brain Health Lifestyle, antara pukul 3 siang sampai 6 sore, otak Anda sudah mulai menunjukkan tanda kelelahan. Karena inilah, pikiran Anda tidak setajam waktu-waktu sebelumnya.
Gunakan waktu ini untuk: brainstorming dengan rekan kerja atau rapat dengan tingkat ketegangan rendah. Jika Anda sudah pulang kerja di akhir jam ini, gunakan waktu untuk menguatkan otak, misalnya dengan mengerjakan aktivitas berbeda dari pekerjaan, biasanya olahraga.

Nah, setelah pukul 18.00 ini, Anda bisa melakukan banyak hal yang berkaitan dengan hal pribadi, seperti bertemu dengan teman-teman atau menikmati makan malam yang lezat. Tapi jangan keterusan yaa... karena pada pukul 22.00, saatnya Anda memprioritaskan tidur yang cukup.
Ketika Anda tidur, ternyata otak tidak sepenuhnya tidur, ia bekerja merangkai semua yang telah dialami dan dipelajari sepanjang hari ini. Wajar saja, banyak orang berhasil menemukan solusi dari masalahnya setelah tidur cukup, 7-8 jam sehari. Tak hanya itu, dengan memperhatikan irama otak ketika bekerja juga membuat Anda lebih sehat. Jadi, siap terima tantangan?

Sumber: Majalah Chic No. 18 Sept. 2008

Kamis, Oktober 16, 2008

Krisis Financial Global Bukti Rapuhnya Kapitalisme




Krisis finansial global yang menimpa negara-negara didunia, termasuk di Indonesia sebagai akibat rapuhnya Kapitalisme , dimana efek multidimensi dari krisis tersebut memerlukan dan menuntut diberlakukannya sistem alternatif, jika didunia tidak menginginkan penderitaan yang berkepanjangan.

Sistem alternatif yang dapat menyelamatkan krisis yang berkepanjangan itu tidak lain adalah dengan sistem ekonomi Islam. Demikian diungkapkan oleh Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto dalam pernyataan pers terkait Krisis Financial Global.

" Berbeda dari Kapitalisme, sistem ekonomi Islam selalu menomorsatukan kebutuhan dan pemberdayaan masyarakat secara riil –-bukan sekedar pertumbuhan ekonomi saja-– sebagai isu utama yang memerlukan jalan keluar dan penerapan kebijakan. Sistem Islam memiliki latar belakang pemikiran yang berbeda tentang ekonomi, sehingga jalur pengembangan ekonominya pun berbeda dari Kapitalisme," katanya.

Menurutnya, dalam sistem ekonomi Islam negara diwajibkan untuk memiliki peran langsung dalam pencapaian tujuan ekonomi, dan tidak begitu saja membiarkannya kepada sistem pasar bebas. Disamping itu, ekonomi Islam tidak mengenal dualisme ekonomi dan Sistem ekonomi Islam melarang penjualan komoditi sebelum dikuasai oleh penjualnya, sehingga haram hukumnya menjual barang yang tidak menjadi milik seseorang.

"Sesungguhnya terjadinya kegoncangan pasar modal di Barat dan di bagian dunia lain itu telah menelanjangi kebobrokan sistem ekonomi kapitalis, sistem perseroan terbatas atau syarikah musahaman, sistem bank ribawi, dan sistem uang kertas inkonvertibel," ujarnya.

Lebih lanjut Ismail mengatakan, sebenarnya sistem ekonomi kapitalis saat ini tengah berada di tepi jurang, jika tidak mencari jalan penyelesaian akan terperosok ke jurang terdalam.

Ia menilai, semua rencana penyelamatan yang mereka buat tidak akan pernah bisa memperbaiki keadaan, kecuali hanya menjadi obat yang meringankan rasa sakit untuk sementara waktu. Dan sejumlah paket kebijakan yang direncanakan pemerintah untuk menahan laju gelombang krisis finansial global agar tidak berperanguh buruk terhadap perekonomian Indonesia, seperti di-suspend-nya perdagangan di lantai bursa, program buy-back saham-saham BUMN, perbaikan regulasi di BEI, percepatan belanja negara dan sejumlah langkah lain, dipercaya tidak akan mencukupi, terbukti rupiah terus mendapatkan tekanan hingga mencapai level Rp 10.000 per dollar AS.

"Kalaulah Indonesia ‘terhindar’ dari dampak lebih buruk, itu sifatnya sementara karena sistem ekonomi dan keuangan Indonesia tidaklah berbeda dengan sistem ekonomi dan keuangan global yang saat ini tengah goncang, yakni kapitalisme. Dengan kata lain, ini hanya menunda kejatuhan. Bahkan, sangat mungkin lebih parah di masa mendatang," tandasnya. (novel)

Pertumbuhan Ekonomi 2009 Disepakati 6,0 Persen


















Jakarta, (ANTARA News) - Setelah melalui beberapa kali pembahasan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2009 akhirnya disepakati sebesar 6,0 persen dengan mempertimbangkan perlambatan laju pertumbuhan perekonomian dunia, serta mempertahankan prioritas-prioritas pembangunan yang telah direncanakan dalam RKP (Rencana Kerja Pemerintah) 2009.

Dalam rapat kerja Panitia Anggaran DPR dan pemerintah yang diwakili Menkeu Sri Mulyani Indrawati dan Meneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta, serta Gubernur BI Boediono di Jakarta, Rabu malam, juga disepakati beberapa asumsi lainnya, yaitu inflasi 2009 6,2 persen, nilai tukar Rp9.400 per dolar AS, tingkat bunga SBI 3 bulan 7,5 persen dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) 80 dolar AS per barel.

"Maka PDB (Produk Domestik Bruto-red) secara nominal ditargetkan sebesar Rp5.327,537 triliun," kata Ketua Panja Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit, dan Pembiayaan, Suharso Monoarfa.

Dengan perubahan asumsi dasar tersebut, katanya, maka pendapatan negara dan hibah pada 2009 disepakati sebesar Rp982,725 triliun, dengan penerimaan perpajakan sebesar Rp725,843 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp55,946 triliun.

Suharso mengatakan, penurunan asumsi ICP dari usulan pemerintah, 85 dolar AS per barel telah menyebabkan turunnya penerimaan negara dari pajak penghasilan (PPh) migas dan PNBP migas hingga masing-masing sebesar Rp4 triliun dan Rp16,46 triliun.

Sedangkan belanja negara disepakati sebesar Rp1.035,457 triliun, yang terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp731,660 triliun, pembayaran bunga utang Rp101,657 triliun, subsidi energi Rp103,568 triliun, risiko fiskal Rp15,765 triliun, tambahan anggaran pendidikan Rp30,202 triliun, dan transfer ke daerah sebesar Rp300,677 triliun.

"Panja sepakat untuk melakukan penghematan belanja negara sebesar Rp7,899 triliun untuk mengurangi target pembiayaan anggaran 2009," kata Suharso.

Dia menjelaskan, pembayaran bunga utang, terdiri atas pembayaran bunga utang dalam negeri Rp69,34 triliun, dan bunga utang luar negeri Rp32,317 triliun.

"Berdasarkan perhitungan tersebut, maka disepakati besaran defisit tahun 2009 adalah Rp53,732 triliun atau 1,0 persen dari PDB," kata Suharso.

Sedangkan untuk membiayai defisit tersebut, panja menyepakati pembiayaan dari dalam negeri sebesar Rp62,180 triliun, dan pembiayaan luar negeri sebesar negatif Rp9,448 triliun.

"Setelah mempertimbangkan kondisi krisis keuangan global yang berimbas pada perekonomian Indonesia, panja menyepakati untuk mengurangi target penerbitan surat berharga negara (SBN) neto menjadi sebesar Rp54,719 triliun," katanya.

Sedangkan jika dalam pelaksanaannya, pasar keuangan tidak dapat menyerap rencana SBN yang akan diterbitkan pemerintah dan/atau biaya penerbitan menjadi mahal, tambahnya, maka pemeritnah dapat menggunakan alternatif pembiayaan yang berasal dari pinjaman tunai bilateral dan multilateral dengan mengupayakan biaya yang paling efisien.

"Panja juga meminta BI wajib membeli SBN jangka pendek yang diterbitkan pemerintah pusat," katanya.

Atas kesepakatan tersebut, Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pihaknya mengakui bahwa pembahasan asumsi ini sangat sulit mengingat perubahan situasi di dunia yang sagat drastis, dramatis serta fundamental.

"Kami beri contoh harga minyak saat membahas kerangka ekonomi makro pada Maret lalu 140 dolar AS. Waktu kami tulis nota keuangan harganya 130 dolar AS. Waktu mulai bahas dengan Panggar, sudah turun jadi 110 dolar AS. Sekarang saat baru menyelesaikan panja A untuk postur APBN sudah turun 80 dolar AS. Jadi sembari membahas dengan Panggar, harga minyak yang selalu kita asumsikan dan prediksikan berubah sangat dramatis seperti `roller coaster`," kata Menkeu.

Namun demikian, Menkeu menganggap kompromi politik yang dicapai dalam bentuk asumsi-asumsi ekonomi makro tersebut cukup realistis untuk digunakan dalam penghitungan APBN 2009.

Bagi pemerintah, kata Sri Mulyani, kompromi politik yang tercermin pada target pertumbuhan ekonomi 6,0 persen menjadi sinyal bahwa pemeritnah bersama DPR tidak ingin laju pertumbuhan ekonomi cepat di atas 6 persen sejak 2007 tetap terjaga, meskipun dalam situasi seperti ini.

"Sinyal yang harus diberikan bersama oleh pemerintah dan DPR dalam desain APBN 2009 kepada konstituen politik, konstituen pasar serta masyarakat domestik dan internasional adalah bahwa Indonesia masih optimis secara hati-hati dan tetap wapada dalam menghadapi situasi krisis yang terjadi," katanya.

Terkait rencana pemotongan pagu indikatif belanja kementerian lembaga (KL), Sri Mulyani mengatakan pihaknya masih akan melakukan kajian dengan melihat seluruh komponen belanja, terutama yang diangap bisa dpotong karena tidak akan mengganggu program utama KL dan bisa dilihat sebagai penghematan yang bijaksana, seperti perjalanan dinas, belanja barang, seminar dan rapat kerja.

"Dan bahkan di Departemen Keuangan dan kemungkinan di kementerian lainnya, penghematan atas pengeluaran listrik. Pembayaran listrik kami sejak Agustus turun 30-40 persen," katanya

Dia juga meminta agar anggaran untuk bantuan langsung tunai (BLT) 2009 yang akan berlangsung selama 3 bulan dan anggaran Program Nasional Pemberdayaan masyarakat (PNPM) dapat dipertahankan, meskipun ada fraksi yang menginginkan kedua anggaran tersebut direalokasi ke program lain yang bersifat padat karya

Sedangkan Gubernur BI, Boediono menyatakan pihaknya akan meningkatkan kerjasama dengan pemerintah dalam rangka mencapai seluruh asumsi dalam APBN tersebut.(*)

SUMBER : WWW.ANTARA.CO.ID

waktu itu pedang