Tampilkan postingan dengan label Tausiyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tausiyah. Tampilkan semua postingan

Jumat, Februari 13, 2009

Sholat? Buang Waktu Kali Ya...!!!!

Keadaan Batin Pada Setiap Tahapan Sholat

by Erwin Arianto SE
*Adzan*
Ketika anda mendengar panggilan sholat oleh muadzin, maka berusahalah membayangkan hingar bingar teriakan di hari kiamat. Persiapkan diri, lahir dan batin untuk menjawabnya. Mereka yang segera menjawab ajakan tersebut, niscaya akan menjadikan dirinya orang yang mendapat perlakuan lemah lembut di hari pembalasan nanti. Untuk itu ingatlah sekarang: Jika Anda menjawab seruan dengan rasa senang dan gembira, didorong oleh keinginan memenuhi panggilan adzan, percayalah di hari pengadilan kelak Anda akan bersuka ria dengan kabar gembira dan kemenangan. Itulah mengapa Rasulullah saw. Sering berkata, "Gembirakanlah kami wahai Bilal!" demikianlah karena Bilal seorang muadzin, dan shoalt itu sendiri merupakan kegembiraan dan kesenangan bagi
Rasulullah saw.
* *
*Bersuci Diri*
Ketika hendak menyucikan sesuatu yang ada disekitar andasecara cepat ruangan, pakaian,hingga akhirnya kulit andamaka jangan sampaimeng abaikan keadaan batin, yang merupakan tempat bersemayamnya hati, tempat bersemayamnya segala sesuatu. Bersungguh-
sungguhlah untuk menyucikan dengan bertobat dan menyesali diri,serta janji untuk
meninggalkannya di masa mendatang. Bersihkanlah batin anda dengan cara ini,
karena batinmerupakan tempat yang diawasi oleh Dzat yang anda sembah.

*Menutup Aurat*
Menutup aurat berarti anda menutup bagian-bagian tubuhdari pandangan manusia. Tetapi
bagaimana mengenaiaurat batin dan rahasia pribadi anda yang keji,dimanahanya Allah
swt. Sajalah yang menyaksikannya? Sadarilah kesalahan-kesalah ini. Tutupilah semuanya, tetapi ingatbahwa tiada sesuatupun yang dapat disembunyikan daripenglihatanNya. Hanya dengan tobat, malu serta takut,niscaya Allah akan memaafkannya.

*Menghadap Kiblat*
Menghadap kiblat berarti anda memalingkan wajah lahiriyahdari segala arah selain ke arah Rumah Allah swt. (Ka'bah). Apakah anda mengira bahwa tidak akan diminta untuk
memalingkan hati dari segala sesuatu, lalu hanya menghadapkan diri kepada Allah swt.
Semata? Tentu sajatidak benar, karena Ka'bah ini merupakan tujuan danseluruh
gerak sholat! Nabi Muhammad pernah bersabda,

"Ketika seseorang sholat, dimana keinginan, wajah danhatinya hanya tertuju kepada Allah Azza wa jalla, maka seusaisholat akan menjadikan dirinya bagaikan bayi yang
dilahirkan ibunya."


*Berdiri Tegak*
Berdiri tegak, maksudnya beridir lurus lahir dan batin dihadapan Allah Azza wa jalla.
Kepala anda, yang merupakanbagian tertinggi dari tubuh, supaya sedikit membungkuk
sebagai tanda kerendahan hati serta melepaskan diri dari keangkuhan dan
kesombongan.

*Niat*
Ketika bernia, bayangkan bahwa diri anda tengah memenuhipangilanNya, dengan
melaksanakan sholat dalam rangka kepatuhan terhadap perintahNya, dengan cara melaksanakan sholat secara tepat serta menghindarkan danmeniadakan segala sesuatu yang akan mengganggudan merusakkannya. Dan dengan melakukan semuanyasecara tulusdan ikhlas semata-mata karena Allah Azza wa jalla,demi mengharap ganjaran dari Nya dan dijauhkan dari siksaNya,mencari kasih dan sayangNya

*Takbir*
Ketika mengucapkan takbir, hati anda tidak boleh menyangkal apa yang tengah diucapkan oleh bibir anda. Bila di dalam hati anda merasa bahwa ada sesuatu yang lebih dari Allah swt,walau apa yang anda ucapkan benar, maka Allah swt, akan
menggolongkan anda seorang penipu.

*Doa Iftitah*
Ketika mengucapkan doa iftitah (pembuka), anda tengah mewaspadai kemusyrikan yang
ada di dalam diri. Ini berkenaan dengan mereka yang beribadah demi mansuia,
ataupun yangmengharapkan rahmat Allah Azza wa jalla semata.

DifirmankanNya "maka barangsiapa mengharapkan pertemuandengan Tuhannya,
hendaklah mengerjakan amal kebaikan. Dan dalam beribadah kepadaNya, jangan
mempersekutukan Dia dengan sesuatupun." (QS.18:110)


Ketika anda mengucapkan "Auszu billahi minasy syaithanirrajim"(Aku berlindung '
kepada Allah swt dari godaan setan yang terkutuk), maka sesungguhnya harus
disadari bahwa setan adalahmusuh sejati, dan ia selalu mencari celah dan kesempatan
untukmemisahkan anda dan Allah Azza wa jalla. Setan akanselalu menghalangi
anda dalam melakukan munajat kepada Allah swt. Dan untuk bersujud kepadaNya

*Membaca Ayat Al-Qur'an*
Mengenai membaca Al-Qur'an, maka dapat dibedakan dalamtiga kategori, yaitu:
1. Mereka yang menggerakkan lidahnya tanpa kesadaran(artinya tidak memahami
apa yang dilafalkan oleh lidah)
2. Mereka yang secara sadar memahami apa yang dilafalkanoleh lidah, memahami
maknanya dan seolah mendengarkannya sebagai ucapan orang lain, inilah derajat
yang dicapai"golongan kanan"
3. Mereka yang bermula dari menyadari makna, menjadikanlidah sebagai juru
bahasa bagi kesadaran batin. Lidah memangdapat berperan sebagai penerjemah batin dan sekaligus guru sejati bagi hati. Bagi mereka yang sangat dekat denganTuhan, maka lidah berperan sebagai penerjemah

*Rukuk*
Allah swt. Menyaksikan hambaNya yang tengah berdiri, rukukdan sujud. Sebagaimana
Dia berfirman, "Yang melihatmu ketika berdiri dan melihat gerak gerikmu di tengah
orang-orang yangbersujud" (QS 26:218)


Rukuk dan sujud yang disertai akan keagungan AllahAzza wa jalla. Di dalam rukuk, Anda memperbarui penyerahandiri dan rasa rendah hati, serta selalu menyebarkan kesadaran betapa ketidak mampuan dan ketidakbermaknaan kita dihadapan Dzat Yang Maha Agung.

Untuk menegaskan hal ini,anda memerlukan (mencari) bantuan lidah, dengan
mengagungkan asma Tuhan serta berulangkali kali mengakui keagungan kekuasaanNya,
baik secara lahirah ataupun batiniah.

Kemudian anda bangkit dari rukuk, berharap bahwa Dia(Allah) akan mencurahkan
rahmatNya kepada anda. Untuk mempertegas harapan ini dalam diri anda mengucapkan,
""Sami'allahu liman hamidah" (Allah mendengar siapa saja yang memujiNya). Untuk
menyatakan syukur, anda segera menambah, "Rabbana lakal hamdu" (Wahai Tuhan, hanya
bagiMu lah segala pujian). Untuk menunjukkan banyaknya atau memperbanyak pujian, anda juga mengucapkan, "mil as samawati wa milal ardhi" (yang memenuhi seluruh
langit dan bumi).

*Sujud*
Selanjutnya anda bersujud. Ini adalah tingkatan pengungkapan penyerahan diri tertinggi, yang mana anda menyentuhkan bagian termulia dari badan, wajah ke wujud yang rendah, tanah. Apabila mungkin, akan lebih baik bersujud tanpa alas, yang tentu saja hal ini lebih menggambarkan sikap kerendahan hati dan berserah diri.

Apabila anda meletakkan diri dalam posisi yang sedemikian rendah, maka akan lebih
menyadari dengan siapa anda berhadapan. Anda telah mengembalikan cabang pada akarnya,
karena anda berasal dari tanah dan kelak akan kembali ke tanah pula. Pada saat yang sama anda juga memperbarui kesadaran batin akan keagungan Tuhan, seraya berkata, "Subhana rabbiyal a'la" (Mahasuci Tuhan Yang Mahatinggi). Pengulangan ucapan ini
hanya akan lebih memperkuat pengakuan anda, karena mengucapkannya hanya sekali saja dirasa tidak memadai.

Ketika batin anda merasa terpuaskan dalam mengharapkan kasih sayang Ilahi, yakinlah
bahwa Tuhan akan selalu mengaruniakan kasih dan sayangNya.Bahwa kasih dan sayangNya
selalu mengalir kepada mereka yang lemah dan rendah, tidak bagi yangsombong dan congkak.

Selanjutnya anda mulai mengangkat kepala kemudian bertakbir, "Allahu Akbar" (Allah Maha Agung) dan mintalah apa yang anda perlukan, mohonlah hajat anda, seperti, "Rabbigh fir war ham wa tajaa waz' amma ta'lam" (Ya Allah, ampuni dan kasihanilah aku! dan lepaskanlah dari dosa yang Engkau ketahui).

Selanjutnya andasujud untuk yang kedua kalinya, yang memperkuatpenyerahan diri kepada Allah swt.

*Duduk dan Tasyahud*
Ketika anda duduk untuk mengucapkan pengakuan(tasyahud), duduklah dengan sopan.
Ungkapkan bahwa sholat dan seluruh amal sholeh yang anda lakukan itu semua semata-mata demi mengharap kasih sayangNya,dan segala sesuatu hanyalah milikNya. Itulah yang dimaksudkan bahwa segala kehormatan attahiyyat)adalah milik
Allah swt. "Assalamu'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuh". (Salam sejahtera semoga selalu terlimpah bagi Rasul saw. Serta rahmat dan berkahAllah atasnya).

Yakin bahwa salam yang anda ucapkan akan sampai kepada beliau. Dan beliau juga akan menjawab, bahkan dengansalam yang lebih sempurna bagi anda. Kemudian ucapkan pula salam bagi diri anda serta seluruh hamba Allah yang sholeh. Kemudian persaksikan bahwa tiada Tuhan selainAllah, dan Muhammad adalah utusanNya. Dengan mengulang dua
kali kesaksian tersebut, anda telah mengulang kembali pengakuan atas kasih sayang Allah Azza wa jalla, dan meyakinkan diri akan perlindunganNya.

*Doa Penutup*
Pada akhir sholat, hendaknya anda berdoa memohon kepadaNya penuh harap secara santun disertai kerendahan hati, dengan yakin bahwa permohonan itu didengar. Tunjukkan doa anda termasuk kepadaorang tua serta orang-orang beriman lainnya.

*Salam*
Akhirnya, dengan maksud mengakhiri sholat anda, ucapkan salam kepada para malaikat dan mereka yang hadir. Rasakan semua itu sebagai ungkapan syukur kepada Allah swt. Atas segala karuniaNya karena anda dapat menyelesaikan sholat.

Bayangkan bahwa anda tengah mengatakan Selamat berpisah pada ibadah sholat, dan bahwa mungkin anda meninggal hinggatidak bisa lagi melakukan seperti ini.


sholatlah sebelum kamu disholatkan, begitu pesan engkong sebelum ia bertemu kekasihnya: ALLAH SWT tiga dasawarsa yang lalu


Sumber : milis eramuslim/Erwin Arianto

Selasa, Desember 16, 2008

SIFAT BERBAGI

Suatu ketika seorang manusia diberi kesempatan untuk
berkomunikasi dengan Tuhannya dan berkata, “Tuhan
ijinkan saya untuk dapat melihat seperti apakah Neraka
dan Surga itu”.

Kemudian Tuhan membimbing manusia itu menuju ke dua
buah pintu dan kemudian membiarkannya melihat ke dalam.

Di tengah ruangan terdapat sebuah meja bundar yang sangat
besar, dan di tengahnya terdapat semangkok sup yang
beraroma sangat lezat yang membuat manusia tersebut
mengalir air liurnya. Meja tersebut dikelilingi orang-orang
yang kurus yang tampak sangat kelaparan.

Orang-orang itu masing-masing memegang sebuah sendok
yang terikat pada tangan masing-masing. Sendok tersebut
cukup panjang untuk mencapai mangkok di tengah meja dan
mengambil sup yang lezat tadi.

Tapi karena sendoknya terlalu panjang, mereka tidak dapat
mencapai mulutnya dengan sendok tadi untuk memakan
sup yang terambil.

Si Manusia tadi merinding melihat penderit aan dan
kesengsaraan yang dilihatnya dalam ruangan itu.

Tuhan berkata, “Kamu sudah melihat NERAKA”

Lalu mereka menuju ke pintu kedua yang ternyata berisi
meja beserta sup dan orang-orang yang kondisinya persis
sama dengan ruangan di pintu pertama. Perbed aan nya,
di dalam ruangan ini orang-orang tersebut berbadan sehat
dan berisi dan mereka sangat bergembira di keliling meja
tersebut.

Melihat kead aan ini si Manusia menjadi bingung dan
berkata “Apa yang terjadi ? kenapa di ruangan yang
kondisinya sama ini mereka terlihat lebih bergembira ?”

Tuhan kemudian menjelaskan, “Sangat sederhana, yang
dibutuhkan hanyalah satu sifat baik”

"Perhatikan bahwa orang-orang ini dengan ikhlas
menyuapi orang lain yang dapat dicapainya dengan
sendok bergagang panjang, sedangkan di ruangan lain
orang-orang yang serakah hanyalah memikirkan
kebutuhan dirinya sendiri”

sumber : milis rumahilmuIndonesia.com

Jumat, November 28, 2008

Lelaki dan Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.

Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya.
Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu."Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu." Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah.

Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya."Ayo bermain-main lagi denganku," kata pohon apel."Aku sedih," kata anak lelaki itu."Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"

"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya.
Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu.

"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon apel."Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu."Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki.
"Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu." "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.

Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Pohon apel itu adalah orang tua kita.

Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita.Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Sabtu, Oktober 25, 2008

TUJUH KEAJAIBAN DUNIA

Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari 'Tujuh Keajaiban Dunia.'
Pada awal dari pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar apa yang
mereka pikir merupakan 'Tujuh Keajaiban Dunia' saat ini. Walaupun ada
beberapa ketidaksesuaian, sebagian besar daftar berisi:

1] Piramida
2] Taj Mahal
3] Tembok Besar Cina
4] Menara Pisa
5] Kuil Angkor
6] Menara Eiffel
7] Kuil Parthenon
Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi, sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.

Gadis pendiam itu menjawab, 'Ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat banyaknya.' Sang guru berkata,'Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan mungkin kami bisa membantu memilihnya.'

Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, 'Saya pikir, 'Tujuh Keajaiban
Dunia' adalah,
1] Bisa melihat,
2] Bisa mendengar,
3] Bisa menyentuh,
4] Bisa menyayangi,
5] Bisa merasakan,
6] Bisa tertawa, dan
7] Bisa mencintai

Ruang kelas tersebut sunyi seketika. Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya 'keajaiban'. Sementara kita lihat lagi semua yang telah Tuhan karuniakan untuk kita, kita menyebutnya sebagai 'biasa'.

Sumber: MUVI-CONSULTING

Jumat, Januari 25, 2008

Meluruskan Niat dalam Mencari Ilmu

"Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya. Kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, sebutkan kepada-Ku nama (semua) benda ini, jika kamu yang benar! " (Q. S. 2 : 31).

MENGUASAI ilmu adalah bekal pertama yang Allah berikan kepada Nabi Adam. Dengan bekal ilmu, Nabi Adam dapat mengungguli para malaikat. Mereka tak bisa menjawab nama-nama yang Allah sodorkan kepada mereka. Sementara ketika disodorkan kepada Nabi Adam, ia dapat menjawabnya.

"Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh Engkaulah Yang Maha mengetahui, Mahabijaksana", demikian jawaban para malaikat yang tercantum dalam Q. S. 2 : 32.

Ilmu merupakan kunci meraih rida Allah serta kunci meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tanpa ilmu kita akan menjadi orang yang hina, orang yang tak memiliki apa-apa. Orang yang beribadah tanpa ilmu, akan lebih banyak madaratnya ketimbang maslahatnya. Kejayaan Islam akan kita raih, apabila semua penganutnya mencintai, memiliki dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya.

Muhammad bin Fadhl, seorang ulama sufi yang zuhud berkata, Islam akan musnah oleh empat golongan manusia, yakni : tidak mengetahui apa yang seharusnya diketahui, mengamalkan apa yang tidak diketahui, tidak mengamalkan dan tidak mengetahui, menghalangi manusia untuk mendapatkan pengetahuan. Lebih lanjut, Ibnul Qayyim menjelaskan, golongan yang pertama adalah golongan para ulama yang tidak mengamalkan ilmunya. Golongan kedua adalah para ahli ibadah yang tidak berilmu. Mereka rajin beribadah tanpa menguasai ilmu ibadahnya. Kerusakan yang ditimbulkan golongan ini akan lebih banyak daripada maslahatnya. Golongan ketiga adalah orang yang tidak mau beramal karena tidak berilmu dan enggan mencarinya. Golongan keempat adalah orang-orang yang menjadi wakil iblis di bumi. Mereka menghalangi manusia yang hendak mencari ilmu dan mendalami agama.

Allah sangat menghargai orang-orang yang mau bersusah payah dalam mencari ilmu. Karena di dalamnya, selain akan memuliakan dirinya sendiri, orang yang mencarinya tergolong orang-orang yang tengah berjihad memuliakan agama-Nya di muka bumi ini.

"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga. Dan sesungguhnya para malaikat menundukkan sayap-sayapnya bagi para pencari ilmu karena rida terhadap apa yang dilakukannya. Sesungguhnya orang-orang yang berilmu itu benar-benar akan dimintakan ampunan baginya oleh siapapun yang ada di langit dan di bumi, termasuk pula ikan-ikan yang ada di lautan. Kelebihan orang yang berilmu atas ahli ibadah seperti kelebihan bulan purnama atas semua bintang gemilang, dan sesungguhnya orang-orang yang berilmu itu adalah para pewaris nabi, sesungguhnya para nabi tidak mewarisi dinar dan dirham, melainkan hanya mewarisi ilmu. Barangsiapa mengambilnya, dia telah mengambil bagian yang banyak" (H. R. Abu Daud, At Tirmidzy, Ibnu Majah dan Ahmad).

Untuk meraih semua keutamaan ilmu seperti yang disebutkan dalam hadis tersebut di atas, niat lillahi taala adalah kunci utamanya. Tanpa niat yang ikhlas, sia-sialah semua perbuatan kita, dalam arti takkan memiliki nilai apa-apa di hadapan Allah Swt. Karenanya sebelum kita berangkat mencari ilmu, modal utama yang harus kita miliki bukanlah harta tetapi niat kuat lillahi taala. Niat mencari ilmu untuk meraih rida-Nya serta mengagungkan agama-Nya. Jika niatnya lillahi taala Allah akan menjamin segala-galanya. Barangsiapa yang mencari ilmu karena Allah, maka Ia akan menjamin rezekinya. Demikian sabda Rasulullah saw. Sebaliknya semua kebaikan dalam mencari ilmu akan musnah, manakala niat ihlas tak terdapat di dalamnya. Hanya gelar-gelar duniawiah saja yang akan kita peroleh. Sementara di hadapan Allah tak ada nilainya sama sekali.

Kita harus senantiasa berlindung kepada Allah dari mencari ilmu yang sekadar untuk mendapatkan gelar atau memperoleh pujian dari manusia. Orang-orang yang seperti ini, takkan mendapatkan hidayah Allah, jangankan masuk surga, sekadar untuk mendapatkan harumnya surga pun takkan Allah izinkan.

Beberapa bulan terakhir ini, dunia pendidikan kita dikejutkan oleh beredarnya gelar-gelar instan, gelar-gelar palsu. Tak sedikit, para tokoh masyarakat yang seharusnya menjadi panutan orang awam, mengeluarkan uang jutaan rupiah sekadar untuk membeli gelar agar dapat menjadi embel-embel di belakang atau di depan namanya. Mereka tak mau bersusah payah untuk kuliah mencari ilmu sesuai dengan spesifikasi gelar yang dimilikinya. Mereka tak mau berpayah-payah membaca deretan buku untuk mempertanggung jawabkan keilmuannya.

Di dalam Alquran, Allah telah berjanji akan memberikan derajat lebih kepada orang-orang yang beriman dan berilmu. Di antara derajat yang diberikan kepada orang yang berilmu adalah memiliki wibawa. Salah satu wibawanya adalah terpancarnya "aura keilmuan" dalam dirinya. Tapi aura keilmuan tersebut takkan diberikan kepada orang-orang yang pura-pura telah mencari ilmu, sekalipun berjejer berbagai gelar akademis di belakang atau di depan namanya. Gelar yang dimilikinya tersebut "takkan menggigit" dan menarik. Malahan banyak mengundang pertanyaan khalayak, orang awam sekalipun, "benarkah gelar yang dimilikinya?"

Sudah sejak lama, Nabi saw mewanti-wanti kepada kita akan lahirnya generasi yang mencari ilmu untuk sekadar meraih gelar. Sekadar untuk mendapatkan wibawa semu, sekadar untuk membuat orang terperangah dengan gelar yang dimilikinya. Namun sebenarnya hanyalah tong kosong yang nyaring bunyinya.

Ketika Rasulullah saw ditanya tentang kedudukan orang yang berhijrah selain karena Allah dan Rasul-Nya, beliau mejawab, ia hanya akan memperoleh apa yang telah diniatkannya. Jika karena Allah dan Rasul-Nya, ia akan beruntung memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Sebaliknya jika bukan karena Allah dan Rasul-Nya, ia tak akan mendapatkan rida dan pahala-Nya.

Para pencari ilmu akan meraih segala-galanya, jika di hatinya terdapat niat lillahi taala dan meraih rida-Nya. Sebaliknya, jika tidak ada niat seperti itu, takkan mendapatkan apa-apa. Jangankan di akhirat, di dunia saja ia hanya mendapatkan kemadaratan. Salah satu bentuk kemadaratan adalah hilangnya barakah dan gelisahnya hati. Bukankah pada saat ini, mereka yang memiliki gelar palsu tengah merasa gelisah dengan gelar yang dimilikinya? Di manakah barakah, wibawa ilmu, dan ketauladannya yang akan diberikan kepada orang awam?

Rasulullah saw. bersabda kepada Al Harits bin Umaraih , "Jika umurmu panjang, kalian akan menghadapi suatu masa yang pada masa itu banyak sekali juru khutbahnya (ahli ceramah, ahli pidato) tetapi sedikit ulamanya, banyak orang yang meminta tetapi sedikit yang mau memberi. Kesenangan nafsu pada masa itu merupakan penuntun dalam menuntut ilmu" (Imam Al Ghazali dalam Minhajul 'Abidin).

Lalu apakah jual beli gelar palsu, jual beli ijazah dan mafia-mafia lainnya dalam dunia pendidikan merupakan sinyalemen yang diprediksikan Rasulullah saw.? Kapan sinyalemen yang disebutkan Rasulullah saw. akan terjadi ?

"Nanti apabila orang-orang sudah jarang melaksanakan salat berjamaah, uang sogok (suap menyuap, kolusi) diterima hampir dalam setiap bidang, dan agama dijual dengan harga murah dari harta dunia", demikian lanjutan hadis tersebut di atas.

Apakah pada saat ini, sinyalemen tersebut tengah terjadi di sekitar kita ? Wallahu'alam. ***

Oleh ADE Sudrajat, penulis, Ketua DKM Nurul Hidayah Kampung Pasar Tengah Cisurupan Garut.

Kamis, Januari 24, 2008

THE BEAUTIFUL - VS- THE UGLY MUSLIM

Bismilahirrahmanirr ahiim.

Saya berlindung kepada Allah dari tipudaya setan yang terkutuk.
I seek the refuge in God, from satan the rejected.
Atas Nama Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
In the name of God, Most gracious and Most Merciful

Allah yang Maha menggenggam hidup kita. Dia Allah yang menghidupkan dan mematikan. Dialah Allah memberikan kebebasan untuk memilih dari banyak pilihan. Allah memberikan hadiah surga bagi yang mengikuti perintah-perintah- Nya. Allah menyediakan tempat neraka bagi yang melanggar-Nya.

Siapakah yang membangunkan kita di pagi hari, setelah tidur sepanjang malam dengan tenang? Bukannya kita mengucapkan terimakasih dan bersyukur setelah bangun, tapi langsung saja ke kamar mandi mencuci muka atau mandi bersiap untuk pergi bekerja.

Bukannya kita mengucapkan terimakasih kepada yang memberi air, tapi langsung saja berpakaian dan kemudian minta kopi atau serapan pagi. Bukannya kita mengucapkan terimakasih dan bersyukur kepada yang memberi makan dan kopi panas, tapi kita terus saja pergi ke pintu memakai sepatu, siap untuk berangkat kerja.

Manusia demikian asyiknya dengan kehidupannya sehingga ia lupa bahwa dari hari ke hari, dari saat ke saat, ia makin mendekati maut. Maut tidak mengenal besar kecil, tua muda, miskin kaya, pangkat tinggi rendah. Semuanya akan didatangi maut apabila waktu yang ditentukan sudah tiba. Allah memberi peringatan:

“Tiap-tiap yang bernyawa akan mati." (QS.29:57). Dan maut adalah ujung dari tiap perjalanan hidup atau tour di bumi Allah. Maut tidak mungkin dipercepat dan diperlambat dengan jalan apapun, (QS.4:78).

Kita disuruh untuk datang melayat ke rumah keluarga atau teman yang meninggal dengan maksud selain hubungan silaturrahim, juga untuk mengingat bahwa kita suatu waktu akan mati pula.

Kita melihat mayat terhantar di depan kita, masih lengkap dengan anggota badannya, lengkap dengan panca indra di kepalanya. tetapi semua itu sudah tidak bergerak lagi. Semua sudah sunyi, walaupun ia diseru oleh orang yang dikasihinya.

Tidak hendak bercerai dengan dia tetapi sebentar lagi badannya akan menjadi busuk, tidak mau di simpan lagi, sehingga haruslah lekas-lekas dikuburkan di lobang tanah yang sempit lagi gelap. Kemudian satu persatu meningalkannya sendirian. Ketika mereka sudah pergi, tidak akan pernah lagi bertemu untuk selama lamanya.

Selesai sudah kita sebagai kekasih, sebagai suami, sebagai istri, anak, dan saudara, sebagai teman yang terdekat, bos yang tersayang, sebagai ulama yang bijak dan sebagainya.

Dari sini hendaknyalah kita menginsafi, inilah akhir dari perjalanan hidup manusia. Inilah akhir kehidupan di dunia. Ketika melayat ke tempat orang meninggal mudah-mudahan timbul keinsyafan dalam kesadaran kita, agar sisa hidup yang masih tinggal, dapat kita pergunakan sebanyak-banyaknya untuk berbuat baik atau berkarya bermanfaat untuk orang banyak.

Kalau punya rezeki banyak marilah kita gunakan untuk berkarya dan membantu orang lain.
Kalau punya ilmu marilah kita ajarkan ilmu itu kepada orang lain, dan bukukanlah ilmu itu, sebarkan sebanyak mungkin agar banyak manfaatnya bagi orang lain.

Jika lebih banyak lagi uang, bangunlah sarana-sarana umum yang bermanfaat banyak untuk orang lain, apakah itu sekolah, masjid, rumah sakit, pertaniaan, perkebunan, jalan, pabrik, dan lain-lain. Perbuatan seperti inilah yang akan menjadi amal saleh atau pahala yang dicatat oleh malaikat, dan inilah yang akan membantu masuk surga.

Hendaknyalah kita jangan seperti binatang domba di hari korban. Waktu seekor domba disembelih dan mati kesakitan, teman dekatnya yang berada satu meter darinya, diam-diam saja, sambil menyantap makan rumput. Matanya dan pikirannya tidak digunakannya, sedangkan satu menit lagi giliran domba itu yang akan disembelih. Na’uzhubillah. ...

Apakah kita yang diberi akal dan diberi tugas-tugas oleh Tuhan akan demikian pula? Marilah kita renungkan. Jika tidak, apa yang semestinya kita lakukan? .

Rasul bernasehat kepada semua muslim dan muslimat, setiap muslim haruslah bekerja keras dan sungguh2 kepada ALLAH dan menutut ilmu sebanyak2nya agar bisa membangun masarakat yang islami,pradapan yang maju, tidak seperti manusia2 yang tinggal dihutan2 itu, tidak seperti manusia2 yang tidak beriman kepada ALLAH.

Hasil2 dari kerja sungguh2 dan menuntut ilmu2 yang banyak bermanfaat,maka setiap muslim akan meninggalkan warisan2 yang banyak untuk generasi berikutnya.

SEBAIK BAIK MUSLIM.
Inilah nasehat Rasul seperti dibawah ini: Ada 3 hal warisan2 yang akan menambah pahala2 atau melancarkan kita masyuk syurga, setelah kita meninggal dunia ini yaitu;

1. Meninggalkan anak2 yang beriman dan bertaqwa. Hanya anak2 yang beriman dan bertaqwa itulah yang akan mendapat syurga dunia dan akirat.QS.49: 13.

2. Meninggalkan ilmu2(buku2) yang bermanfaat untuk generasi berikutnya.

3. Meningalkan harta yang banyak bermanfaat untuk generasi berikutnya;seperti meninggalkan karya2; membuat sekolah2, rumah2 sakit, mesdjid2, fabrik2 pengolahan2 bahan2 baku yang diberikan oleh ALLAH, sehingga hasil2 Fabrik tersebut bermanfaat untuk umat manusia.QS.57: 25.

Kalau seorang muslim sudah berkerja keras untuk ALLAH dan sukses,tiba- tiba ia meninggal, semua harta dan ilmunya itu akan menambah pahala2 selama warisan2nya itu masih bermanfaat untuk masarakat banyak.

Kalau seorang muslim lalai bekerja,lalai mengikuti perintah2 ALLAH,inilah yang disebut manusia domba. Dia tidak sadar akan mati,hidupnya bersantai2 dan tidak ingin meninggal warisan2 yang banyak kepada generasi berikutnya.

SEBURUK BURUK MUSLIM
adalah meninggalkan anak2 atau generasi berikutnya dalam keadaan lemah (lemah iman dan ekonomi,alias miskin),sebagaimana ALLAH peringatkan dlm Al quran QS.4:9.

Hadits; ALLAH lebih senang muslim yang kuat(iman dan ekonominya) dari Muslim yang lemah.HR Muslim

Setelah perjalanan ditutup apa yang terjadi? Allah memberitahukan bahwa:
1. Setiap umat bertekuk lutut menghadap pengadilan maha adil, untuk mempertanggungjawab kan apa-apa yang tertulis dalam buku catatan malaikat masing-masing, dan menerima putusan nasib baik atau buruk (QS.45:28).
2. Yang menerima catatan dengan tangan kanan pertanda golongan baik (QS 69:19) dan yang menerima dengan tangan kira pertanda masuk golongan buruk (QS 69:25).
3. Tak satupun perbuatan atau tingkah laku selama di dunia dapat disembunyikan di hadapan mahkamah maha adil ini (QS.69:18).
4. Orang orang yang masuk surga, penjaga malaikat membukakan pintu dan memberi salam dan mengatakan nikmatilah dan kekallah di dalam surga ini (QS.39:73).
5. Orang orang yang tidak mengikuti perintah-perintah Allah, dihalau ke neraka, dan dikatakan penjaga-penjaga, “Tetaplah kamu di sana karena dosa-dosamu yang kamu perbuat di dunia.”(QS39: 72)
6. Qur’an memberitahukan bagaimana tersiksa isi neraka dengan buah-buahan panas dan berduri, minum air mendidih, dan kotor, duduk di atas api yang menyala, setiap kulit terbakar dan terkupas diganti dengan kulit yang lain (QS4:56), (QS.74:29).

Demikianlah mengenai maut di akhir perjalanan hidup manusia. Bila hendak mengikuti travel atau Tour di bumi menuju surga, dengan hidup bahagia, sejahtera, damai, dan harmonis maka ikutilah petunjuk-petunjuk yang diberikan Allah.

Sebaliknya, bila hendak ikut tour di bumi dengan jurusan neraka, yang hidup susah, sengsara, miskin, khawatir terus menerus, ikutilah ajakan setan. Manusia tinggal pilih satu di antara dua. Semoga pilihan kita adalah jalan menuju surga yang dibimbing Allah swt, dan dimasukkanlah kita ke golongan orang orang yang pandai bersyukur. Amin yaa Rabbal alamin.

Yaa Allah yaa Tuhan kami Yang Maha tahu dan Maha Penyayang, ampunilah dosa dosa kami yang kecil,besar sengaja atau tidak sengaja, kelemahan kami, kelalaian kami dan kesombongan kami selama ini yaa Allah Yang Maha pengampun, kalau bukanlah kepada Engkau kami bermohon kepada siapa lagi , Engkau lah Raja di Raja di bumi ini , Engkaulah yang yang menggenggam kehidupan kami, ampunilah yaa Allah kami takut akan azab mu yang pedih yaa Allah. Yaa Allah yaa Tuhan kami bimbinglah kami kejalan yang Engkau ridhoi, agar hidup kami ini bermanfaat untuk umat dan agama Mu yaa Allah, jadikanlah sisa sisa hidup kami ini yaa Allah, agar kami dapat berkerja untuk Mu dengan sebaik baiknya, amin yaa Rabbal alamin

Demikian, terimakasih, semoga adamanfaatnya, sekiranya ada yang benar itu adalah milik Allah swt. ikutilah, dan kalau salah datang dari kami yang lemah mohom dimaafkan dan ditegur.

Wassalamu’alaikum wr wb.
Menuju masarakat yang bermanfaat didunia berarti di akhirat. Berzikir, pikir dan ikhtiar
Keep your hands busy with works; keep your mouth busy with remembrance of Allah and leave inheritance as much as possible. abdul latif

Sabtu, Januari 19, 2008

Keluh Kesah : K.H. Abdullah Gymnastiar

Hidup di kota besar semacam Jakarta atau Bandung membutuhkan kekuatan iman dan kekuatan mental. Macet di perjalanan dalam waktu-waktu tertentu adalah suatu permasalahan yang kadangkala sering kita hadapi. Tak heran bila untuk sebuah perjalanan, kalau kita tidak memakai strategi yang bagus, tidak memakai perencanaan yang matang, maka kemacetan akan benar-benar mencuri waktu begitu lama. Terkadang bisa berjam-jam di jalan. Kalau saja tidak berusaha untuk bening hati, sepertinya sepanjang jalan yang terjadi hanya dongkol dan marah-marah. "Aduh , kapan sampainya! Aduh, kok ini lama banget! Aduh, kok macet terus!" Mungkin ungkapannya seperti itu. Aduh dan aduh.

Padahal kata-kata aduh, kalau hanya tanda keluh kesah, sebetulnya tidak menyelesaikan masalah. Justru kata-kata yang terlontar itu menunjukkan ketidaksabaran kita. Apalagi tiba-tiba di pinggir jalan ada kendaraan lain berhenti seenaknya. Kita boleh kecewa dan melihat ini sebagai sesuatu yang harus diperbaiki. Tetapi, tidak berarti kita harus sengsara dengan marah-marah atau berkeluh kesah. Mata terbeliak dan mulut kadang berucap "Minggir, dong!" Mungkin inginnya menghardik seperti itu. Tetapi, alangkah lebih baiknya jika kita menyapa dengan kata yang lemah lembut, "Maaf, Pak! Boleh agak ke pinggir sedikit!" Ungkapan seperti ini nampaknya akan lebih ringan ke dalam hati, dari pada melotot dengan menggunakan otot.

Boleh jadi kalau sudah banyak kedongkolan, selain akan banyak berkeluh kesah, juga akan menjadikan diri lebih emosional. Ini yang paling merugikan. Bagi kita maupun orang lain. Kita harus mengukur kehilangan waktu dalam beberapa menit atau beberapa jam, padahal waktu tersebut sebenarnya dapat menjadi tambahan ilmu dan kemampuan diri kita. Ada baiknya, selama perjalanan lengkapi diri dengan sumber-sumber ilmu, baik berupa kaset ceramah, nasyid, atau kaset murotal Qur’an. Sumber-sumber ini akan menambah percepatan keilmuan kita, disamping akan membuat kita tidak tergoda untuk ber-aduh ria. "Aduh, terlambat nih! Aduh, sialan kamu! Aduh, ada yang ketinggalan nih!" Kata-kata seperti ini sebetulnya tidak perlu dikeluarkan! Karena tidak menyelesaikan masalah. Lebih baik kita isi dengan do’a : "Ya Allah, semoga saya datang tepat waktu, semoga ada jalan keluar dari kemacetan ini". Kata-kata ini akan lebih produktif dibandingkan dengan kata "aduh".

Marilah kita meminimalisirkan keluh-kesah seperti ini. Apalagi bagi kita pun ada kenikmatan tersendiri bila kita bicara lebih santun. Kesantunan akan membuat batin kita lebih ringan dari pada berperilaku emosional. Lebih dari itu, kelembutan akan mampu menaklukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan dengan kekerasan. Itu sudah bagian dari rumusnya. Karena, kalau orang-orang keras dilawan dengan kekerasan, maka itu akan merasa bagian dari dunianya. Tapi, kalau orang-orang yang bertemperamen keras itu diberi kelembutan yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam, Isya Allah mereka akan terbawa lembut juga. Contohnya, orang sekeras Umar bin Khattab atau Khalid bin Walid bisa jatuh tersengkur menagis oleh lembutnya alunan Al-Qur’an.

Berkeluh kesah seringkali membuat kita terdramatisasi oleh masalah. Seakan-akan rencana dan keinginan kita lebih baik daripada yang terjadi. Padahal, belum tentu. Siapa tahu, di balik kejadian yang mengecewakan menurut kita, ternyata sarat dengan perlindungan Allah dan sarat dengan terkabulnya harapan-harapan kita. Tiap melakukan kekeliruan, kita ditolong Allah dengan memberikan tuntunan-Nya. Tuntunan itu tidak harus dengan terkabulnya keinginan yang kita mohonkan. Bisa jadi terkabulnya do’a itu bertolak belakang dengan yang kita minta. Karena Allah Mahatahu di balik apapun keinginan kita. Baik keinginan jangka pendek, maupun keinginan jangka panjang. Baik kerugian duniawi maupun kerugian ukhrawi. Baik kerugian secara materi maupun secara kerugian mental. Kita tidak bisa mendeteksi secara cermat. Kadang-kadang kita hanya mendeteksinya sesuai dengan keperluan hawa nafsu kita.

Kelihatannya sepele mengaduh ini. Tetapi, itu akan menjadi kualifikasi pengendalian diri kita. Ketahuilah bahwa kualitas seseorang itu tidak diukur dengan sesuatu yang besar-besar, tetapi oleh yang kecil-kecil. Kalau kita ingin melihat kompleks perumahan yang berkualitas, maka kita lihat saja panjang pendek rumput di halamannya. Kalau berkualitas dan terawat dengan baik, maka rumputnya pun akan nampak terawat dengan baik. Marilah kita respon setiap kejadian demi kejadian dengan respon lisan yang positif. Mengapa? Karena setiap respon akan mempengaruhi persepsi kita terhadap masalah yang kita hadapi dan cara kita menyelesaikannya. Lebih dari itu akan berdampak pula kepada orang-orang di sekitar kita. Jadi, sapaan-sapaan, teguran-teguran, komentar-komentar, celetukan-celetukan ini harus benar-benar bernilai produktif. Tidak hanya berarti bagi diri kita, tetapi juga bagi orang di sekitar kita.

Apalagi keluh kesah termasuk penyakit hati, yaitu bentuk ketidaksabaran kita dalam menerima ketentuan dari Allah. Ada hadits qudsi yang menyatakan bahwa "Barang siapa yang tidak ridha terhadap ketentuan-Ku, dan tidak sabar atas musibah dari-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadits qudsi ini, nampaklah bahwa segala apapun yang Allah karuniakan kepada kita, maka kita harus menerimanya dengan ridha. Oleh karenanya, kita tidak perlu banyak mengaduh atau berkeluh kesah. Sedapat mungkin kurangi aduh-mengaduh ini. Jauh akan lebih produktif jikalau kita optimalkan waktu dengan banyak berdo’a dan menambah kualitas keilmuan diri serta terus menyempurnakan ikhtiar di jalan Allah yang diridhai.***

Senin, Oktober 29, 2007

Tausiyah Kh. Abd. Gymnastiar


5 Tipe Karyawan di Kantor Kita


Pengklasifikasian karyawan dan pejabat kantor ini diekati dengan istilah hukum yang digunakan dalam agama Islam. Pendekatan ini samasekali bukan untuk mencampuradukkan atau merendahkan nilai istilah hukum tersebut, melainkan hanya sekedar guna mempermudah pemahaman kita karenamakna dari istilah hukum tersebut sangat sederhana dan akrab bagi kita. Mudah-mudahan bisa jadi cara yang praktis untuk mengukur dan menilai diri sendiri.

(Ide dasar ini diambil dari pendapat Emha Ainun Najib)

1. Karyawan / Pejabat "Wajib"

Tipe karyawan atau pejabat wajib ini memiliki ciri : keberadaannya sangat disukai, dibutuhkan, harus ada sehingga ketiadaannya sangat dirasakan kehilangan.

  • Dia sangat disukai karena pribadinya sangat mengesankan, wajahnya yang selalu bersih, cerah dengan senyum tulus yang dapat membahagiaan siapapun yang berjumpa dengannya.
  • Tutur katanya yang sopan tak pernah melukai siapapun yang mendengarnya, bahkan pembicaraannya sangat bijak, menjadi penyejuk bagi hati yang gersang, penuntun bagi yang tersesat, perintahnya tak dirasakan sebagai suruhan, orang merasa terhormat dan bahagia untuk memenuhi harapannya tanpa rasa tertekan.
  • Akhlaknya sangat mulia, membuat setiap orang meraskan bahagia dan senang dengankehadirannya, dia sangat menghargai hak-hak dan pendapat orang lain, setiap orang akan merasa aman dan nyaman serta mendapat manfaat dengan keberadaannya

2. Karyawan / Pejabat "Sunnah"

Ciri dari karyawan/pejabat tipe ini adalah : kehadiran dan keberadaannya memang menyenangkan, tapi ketiadaannya tidak terasa kehilangan..

Kelompok ini hampir mirip dengan sebagian yang telah diuraikan, berprestasi, etos kerjanya baik, pribadinya menyenangkan hanya saja ketika tiada, lingkungannya tidak merasa kehilangan, kenangannya tidak begitu mendalam.

Andai saja kelompok kedua ini lebih berilmu dan bertekad mempersembahkan yang terbaik dari kehidupannya dengan tulus dan sungguh-sungguh, niscaya dia akan naik peringkatnya ke golongan yang lebih atas, yang lebih utama.

3. Karyawan / Pejabat "Mubah"

Ciri khas karyawan atau pejabat tipe ini adalah : ada dan tiadanya sama saja.

Sungguh menyedihkan memang menjadi manusia mubadzir seperti ini, kehadirannya tak membawa arti apapun baik manfaat maupun mudharat, dan kepergiannya pun tak terasa kehilangan.

Karyawan tipe ini adalah orang yang tidak mempunyai motivasi, asal-asalan saja, asal kerja, asal ada, tidak memikirkan kualitas, prestasi, kemajuan, perbaikan dan hal produktiflainnya. Sehingga kehidupannya pun tidak menarik, datar-datar saja.

Sungguh menyedihkan memang jika hidup yang sekali-kalinya ini tak bermakna. Harus segera dipelajarilatar belakang dan penyebabnya, andaikata bisa dimotivasi dengan kursus, pelatihan, rotasi kerja, mudah-mudahan bisa meningkat semangatnya.

4. Karyawan / Pejabat "Makruh"

Ciri dari karyawan dan pejabat kelompok ini adalah : adanya menimbulkan masalah tiadanya tidak menjadi masalah.

Bila dia ada di kantor akan mengganggu kinerja dan suasana walaupun tidak sampai menimbulkan kerugian besar, setidaknya membuat suasana tidak nyaman dan kenyamanan kerjaserta kinerja yang baik dapat terwujud bila ia tidak ada.

Misalkan dari penampilan dan kebersihan badannya mengganggu, kalau bicara banyak kesia-siaan, kalau diberi tugas dan pekerjaan selain tidak tuntas, tidak memuaskan juga mengganggu kinerja karyawan lainnya.

5. Karyawan / Pejabat "Haram"

Ciri khas dari kelompok ini adalah : kehadirannya sangat merugikan dan ketiadaannya sangat diharapkan karena menguntungkan.

Orang tipe ini adalah manusia termalang dan terhina karena sangat dirindukan "ketiadaannya". Tentu saja semua ini adalah karena buah perilakunya sendiri, tiada perbuatan yang tidak kembali kepada dirinya sendiri.

Akhlaknya sangat buruk bagai penyakit kronis yang bisa menjalar. Sering memfinah, mengadu domba, suka membual, tidak amanah, serakah, tamak, sangat tidak disiplin, pekerjaannya tidak pernah jelas ujungnya, bukan menyelesaikan pekerjaan malah sebaliknya menjadi pembuat masalah. Pendek kata di adalah "trouble maker".

Silahkan anda renungkan, kita termasuk kategori yang mana...?

Semoga semua ini menjadi bahan renungan agar hidup yang hanya sekali ini kita bisa merobah diri dan mempersembahkan yang terbaik dan yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat nanti. Jadilah manusia yang "wajib ada". Semoga!

waktu itu pedang