Tampilkan postingan dengan label Kolom. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kolom. Tampilkan semua postingan

Jumat, Desember 05, 2008

PEBISNIS INDONSIA DI NEW YORK

Seorang warga Indonesia berjalan memasuki sebuah bank di New York untuk mengajukan pinjaman. Dia menghampiri petugas bagian pinjaman, mengatakan bahwa dia harus pergi ke Jakarta untuk urusan bisnis selama dua minggu, dan memerlukan pinjaman dana sebesar US$ 5.000.

Petugas bank menanggapi, bahwa pihak bank akan memerlukan jaminan untuk pinjaman yang diajukan. Sang pria menyanggupi persyaratan yang diajukan oleh bank dengan memberikan kunci mobil dan dokumen untuk sebuah Ferrari terbaru yang terparkir di depan bank. Dia memenuhi semua persyaratan, menunggu proses pengecekan dengan sabar, dan petugas bank menyetujui untuk memberikan pinjaman sesuai dengan jumlah yang diajukan.

Setelah sang pria Indonesia meninggalkan bank, pihak manajemen bank dan pegawainya menertawakan pria tersebut karena mempergunakan sebuah mobil Ferrari seharga lebih dari US$ 250.000 sebagai jaminan untuk meminjam uang sebesar US $ 5.000. Lantas pegawai bank memarkir mobil mewah itu di area parkir bawah tanah bank tersebut.

Setelah 2 minggu kemudian, sang pria kembali dari Jakarta dan datang ke bank, mengembalikan pinjaman dana sebesar US$ 5.000 beserta bunganya sebesar US$ 15,41.

Sang pegawai bank mengatakan, "Mister Sastro, kami sangat gembira bisa melayani dan berbisnis dengan Anda dengan lancar. Akan tetapi ada sesuatu yang amat membuat kami bertanya-tanya. Saat Anda bepergian ke Jakarta, kami melihat kembali rekening Anda di bank kami, dan menjumpai bahwa Anda memiliki dana jutaan dollar di rekening Anda. Akan tetapi, kenapa anda masih memerlukan pinjaman untuk dana sebesar US$5.000 ??"

Pak Sastro menjawab, "Dimana lagi di kota New York saya bisa memarkir mobil saya selama 2 minggu dengan hanya membayar US$ 15,41 dan mengharapkan mobil saya tidak dicuri saat saya kembali?"

Petugas bank, "??##@*%#@"

Ah…biasa, Orang Indonesia

sumber :humorlucu.wordpress.com


SAPI DAN TEORI EKONOMI TIAP NEGARA


SOCIALISME : Kau punya 2 sapi, 1 sapi kau berikan untuk tetanggamu.

COMMUNISME
: Kau punya 2 sapi, negara mengambil alih keduanya dan memberimu 2 kaleng susu.

FASCISME
: Kau punya 2 sapi, negara mengambil alih keduanya dan menjual susu padamu.

NAZISME
: Kau punya 2 sapi, negara mengambil keduanya dan menembakmu.

TRADITIONAL
CAPITALISM :
Kau punya 2 sapi betina, kau jual satu dan beli satu sapi jantan. Ternakmu bertambah, dan ekonomi tumbuh.

THE ANDREAN MODEL :
Kau punya 2 sapi. Kau cincang-cincang dua-duanya.

AN AMERICAN CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Kau jual satu, dan satunya kau paksa untuk memproduksi susu sebanyak 4 sapi. Kemudian, kau menyewa konsultan untuk menganalisa mengapa sapinya mati.

A FRENCH CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Kau turun ke jalan, menyusun massa, memblokade jalanan, karena kau ingin punya 3 sapi.

A JAPANESE CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Kau merancang ulang hingga bisa menghasilkan 20 kali lipat susu. Kemudian kau buat profil kartun sapi pintar “Cowakemon” dan menjualnya ke seluruh dunia.

A GERMAN CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Kau melakukan rekayasa supaya bisa hidup lebih dari 100 tahun, makan cukup sekali sebulan, dan mereka bisa saling memerah susu sendiri.

AN ITALIAN CORPORATION:
Kau punya 2 sapi, tapi kau tak tahu dimana mereka. Kau putuskan untuk makan siang saja.

A RUSSIAN CORPORATION
Kau punya 2 sapi. Kau menghitungnya dan berandai bagaimana bila punya 5 sapi. Kau menghitungnya lagi dan berandai bagaimana bila punya 42 sapi. Kau menghitungnya lagi dan menemukan bahwa sapimu cuma dua. Kau berhenti mengitung, lalu buka sebotol vodka.

A SWISS CORPORATION
Kau ada 5000 sapi. Namun tak satupun adalah milikmu. Kau mengenakan biaya administratif kepada pemiliknya untuk menyimpannya.

A CHINESE CORPORATION :
Kau punya 2 sapi. Kau punya 300 orang untuk memerah susunya. Kau nyatakan bahwa tak ada pengangguran, dan nilai produksi susu tinggi. Kau menangkap wartawan yang melaporkan kenyataannya.

BRITISH CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Dua-duanya sapi gila.

IRAQ CORPORATION:
Semua orang berpikir kau punya banyak sapi. Kau bilang ke meraka kau cuma punya satu. Tak ada yang percaya, maka mereka mengebom daerahmu dan menginvasi negaramu. Kau masih tak punya sapi satupun, tapi setidaknya sekarang kau bagian dari demokrasi.

NEW ZEALAND CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Sapi yang di kiri kelihatan sangat atraktif.

AUSTRALIAN CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Bisnis kelihatanya sedang bagus. Kau tutup kantor dan pergi mencari bir untuk merayakannya.

INDONESIAN CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Dua-duanya curian. Lalu kau jual dua-duanya. Kemudian kau simpan uangnya di account non budgeter yang tak jelas. Kemudian kau gunakan beberapa untuk mendanai kampanye partaimu tapi sebagaian besar kau simpan untuk anak cucumu.

MALAYSIAN CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Dua-duanya kau curi dari Indonesia.

sumber : humorlucu.wordpress.com

Jumat, November 07, 2008

Guru MIPA Dinilai Kurang Kreatif

JAKARTA -- Presiden Direktur Klinik Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Ridwan Hasan Saputra menilai perkembangan ilmu sains, terutama di tingkat pendidikan dasar, sangat bergantung pada guru. "Selama ini ilmu sains cuma hafalan rumus, tanpa pernah dikaitkan dengan nalar," kata dia saat ditemui seusai jumpa pers Olimpiade Matematika dan IPA Internasional untuk Sekolah Dasar (IMSO) 2008 di Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, kemarin.

Ridwan menjelaskan, kemampuan mengajar guru matematika di sekolah dasar sangat terbatas. Ia pernah menguji kemampuan 500 orang guru di 10 provinsi. Hasilnya, sekitar 50 persen guru mendapat nilai nol untuk sepuluh soal yang diberikan. Padahal, ia melanjutkan, soal yang diberikan sama sekali tidak sulit.

Ridwan mencontohkan, salah satu contoh soalnya seperti ini: "Jika 10 anak bermain petak umpet dan 3 di antaranya telah ditemukan, berapa anak yang belum ditemukan?" Hampir semua guru menjawab 7 anak. Padahal, kata Ridwan, jawaban yang benar adalah 6 anak, karena satu anak yang bertugas mencari anak lain juga merupakan pemain.
Ia menilai guru matematika dan sains di Indonesia tidak mau berpikir kreatif dan sangat bergantung pada buku teks pelajaran. Ia mengusulkan pemerintah memberikan hadiah untuk guru yang kreatif saja. Hadiah, kata dia, hanya pantas diberikan kepada guru yang berhak dan mau mengembangkan konsep mengajar dan keilmuan saja. "Jangan diobral, dan pemerintah harus berani jika tidak mau pendidikan jalan di tempat," ujarnya.

Untuk mengembangkan metode eksplorasi soal itulah, Panitia Olimpiade Matematika dan IPA Internasional untuk Sekolah Dasar (IMSO) 2008 untuk pertama kalinya akan menambahkan soal praktek matematika di olimpiade.

Olimpiade ini akan diikuti 152 peserta dari 10 negara. Antara lain dari Brunei Darussalam, Cina, Taipei, Hong Kong, Filipina, Malaysia, Singapura, Sri Lanka, Thailand, dan Indonesia. Tuan rumah Indonesia mengirimkan 42 peserta yang terbagi menjadi 21 orang untuk olimpiade matematika dan 21 lainnya untuk olimpiade sains. Olimpiade akan dilaksanakan di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Pada kontes yang sama tahun 2007, Indonesia mendapat 6 emas, 8 perak, dan 12 perunggu. “Tahun ini ditargetkan meraih 10 emas,” ujar Elvira, Koordinator Olimpiade Matematika dan IPA Internasional untuk Sekolah Dasar 2008.

sumber :http://www.korantempo.com

Kamis, Februari 21, 2008

Aset Yang Terabaikan


Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. (St. Paul)


Li Pai adalah seorang bocah yang suka bermalas-malasan dalam belajar. Ia lebih senang bermain-main daripada menghabiskan waktunya untuk membaca atau menulis. Suatu hari, saat gurunya tidak masuk, Li Pai keluar dari kelas dan pergi bermain-main di tepi sungai. Ketika hendak menangkap ikan, ia melihat seorang nenek sedang memusatkan perhatiannya pada sebatang besi yang diasahnya di atas sebuah batu. Selama setengah hari, Li Pai memperhatikan nenek tersebut bekerja namun si nenek tetap saja mengasah batang besi tersebut. Li Pai menjadi sangat bingung. Penuh rasa penasaran, Li Pai pun bertanya, “Nenek sedang apa?”

Nenek yang sudah tua itu pun menjawab, “Saya sedang mengasah sebuah jarum untuk menyulam.” “Mengasah jarum? Batang besi sedemikian besarnya, mau diasah sampai kapan?” kata Li Pai penuh rasa heran. “Benar, nak!” ujar nenek sambil mengangkat kepala dan memandang Li Pai, “walaupun batang besi ini besar, namun jika terus diasah akan menjadi semakin kecil. Asalkan saya tidak berhenti mengasah, batang besi ini pasti akan menjadi jarum.” Mendengar itu, terbukalah mata hati Li Pai. Ia menjadi sadar betapa seringnya ia membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak berguna. Saat itu juga ia mengambil komitmen untuk lebih tekun dalam belajar. Puluhan tahun kemudian ia pun dikenal sebagai seorang penyair besar.

Cerita tentang Li Pai ini seakan hendak “menyindir” begitu banyak umat manusia di muka bumi ini. Bagaimana tidak, terlalu sering kita menghabis-habiskan waktu dan energi kita untuk hal-hal yang tidak produktif. Mulai dari sekadar tidur berlama-lama, melamun hingga berjalan-jalan tanpa tujuan yang pasti. Sebagian orang barangkali menyadari kesia-siaan tersebut namun tampaknya sebagian besar sama sekali tidak menyadarinya.

Salah satu aset berharga demi meraih kesuksesan hidup adalah waktu yang diberikan Tuhan kepada manusia. Selama kita masih hidup, kita selalu punya peluang untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Saya rasa, Tuhan sangat adil karena semua manusia diberikan waktu 24 jam sehari. Bukankah tidak ada manusia yang diberikan waktu 23,5 jam sehari atau 25 jam sehari? Semua diberikan waktu yang sama namun bagaimana kita memanfaatkannya sepenuhnya tergantung kita.

Dalam berbagai seminar dan training saya selalu menegaskan bahwa salah satu hal mencolok yang membedakan orang sukses dan orang gagal adalah bagaimana mereka mengisi waktu mereka. Ketika orang-orang gagal sedang duduk sambil ongkang-ongkang kaki, orang-orang sukses telah memulai menabur dan bekerja keras. Itulah sebabnya ketika orang-orang sukses menuai, orang-orang gagal hanya bisa gigit jari, bahkan terkadang merasa iri.

Ketika memberikan training di sebuah toko buku besar di Jakarta, saya bertanya kepada para staf berapa banyak waktu yang mereka luangkan setiap hari untuk membaca. Anehnya, sebagian besar menjawab sama sekali tidak pernah. Alasannya sangat sederhana: tidak punya waktu. Kemudian saya balik bertanya, setiap hari berapa jam yang mereka habiskan di atas kendaraan umum untuk pulang pergi kerja. Umumnya menjawab satu hingga dua jam. “Nah, mengapa satu sampai dua jam itu tidak diluangkan untuk membaca?” tanya saya. Jika kita tahu mana yang penting dan merupakan prioritas maka kita lebih terdorong untuk melakukannya secara serius. Jika tidak, kita cenderung diombang-ambingkan oleh kehidupan dan membiarkan waktu berlalu begitu saja. www.pembelajar.com

TUJUH KIAT SUKSES

Orang sukses adalah orang yang terus mencoba, meskipun telah mengalami banyak kegagalan. Ia memandang kehidupan sebagai peluang untuk mencapai kesuksesan. Itulah kira-kira kesimpulan dari penelitian selama 40 tahun terhadap orang-orang sukses. Yang dicoba ditemukan dari mereka adalah bagaimana dan mengapa mereka tergerak untuk menjadi teratas di bidang masing-masing, dari olah raga, pendidikan, hingga pasar modal.

Apa sebenarnya yang mereka ketahui dan lakukan untuk menjadi sukses? Berikut ada tujuh hal yang dilakukan mereka dalam meraih sukses:

1. Orang sukses mau mengambil risiko. Mereka berupaya untuk mencapai target, melakukan penghematan, membangun relasi dengan banyak orang, dan gesit mencoba sesuatu yang baru guna mengikuti perkembangan zaman. David C. McClelland, seorang guru besar yang mendalami perjalanan orang-orang sukses serta telah melakukan perjalanan ke banyak negara dan melatih pengusaha kecil, menyatakan cara menjadi pengusaha kecil sukses adalah dengan menjadi pengambil risiko moderat; yang mau terus mengambil risiko untuk meraih sukses.

2. Orang sukses percaya diri dan merasakan bahwa mereka berbuat sesuatu untuk dunia. Mereka memandang sebuah dunia yang besar dan ingin memainkan peranan penting di dalamnya. Mereka tetap bekerja sesuai keterampilan mereka, sambil tetap menyadari bahwa keterampilan inti memberi nilai kepada keterampilan lainnya. Mereka juga sadar, karya terbaik akan menghasilkan kompensasi bagi mereka.

3. Orang sukses menikmati apa yang sedang mereka lakukan. Mereka mampu melihat pekerjaan sebagai kesenangan; mereka memilih bekerja di mana mereka dapat unggul. Orang sukses menyukai tantangan; mereka menikmati pencapaian puncak permainan mereka, apakah di pekerjaan, lapangan tenis atau lapangan golf.

4. Orang sukses adalah pelajar seumur hidup. Mereka menyadari, pendidikan tak pernah berakhir tapi dimulai di setiap tingkatan kehidupan dan terus berlanjut hingga akhir kehidupan. Pendidikan tidak terbatas di ruang kelas; artinya mencoba ide baru, membaca buku, surat kabar, majalah, dan menggunakan Internet merupakan bentuk pendidikan pula. Karena itu, tetaplah mengalir sesuai perubahan ketertarikan dan kemampuan Anda, dan nikmati perubahan. Ini akan membantu Anda tumbuh dan merasakan lebih percaya diri.

5. Orang sukses berpandangan positif terhadap apa yang dapat mereka kerjakan, dan ini meluas pada hal-hal lain. Mereka percaya gelas itu setengah penuh dan bukan setengah kosong. Mereka menanamkan semangat pada diri sendiri dan dapat membayangkan diri bagaimana mereka berhasil menyelesaikan suatu tugas sulit atau mencapai penghargaan tertinggi. Orang sukses berbuat bagaikan pelatih bagi orang lain, dengan menyuguhkan pesan-pesan positif dalam kehidupan sehari-hari. Mereka senang melihat orang lain membuat tonggak sejarah dalam kehidupan mereka.

6. Orang sukses punya banyak cara untuk memotivasi diri sendiri sehingga dapat terus berkarya lebih baik dari yang lain. Ada yang dengan cara melakukan beberapa pekerjaan setiap hari pada bidang berbeda. Seorang pria setengah baya memotivasi dirinya sendiri dengan mencoba mendapatkan lebih banyak uang daripada kakaknya. Seorang wanita berusia 29 tahun menjadi perawat top untuk menunjukkan kepada bekas gurunya bahwa dia memiliki keterampilan dan kecerdasan memadai untuk mencapai profesi itu.

7. Orang sukses menyelesaikan tugas tidak dengan setengah-setengah, dan mereka menggunakan cara kreatif dalam meraih sukses. Meski mungkin membutuhkan waktu lebih lama, mereka akhirnya melampaui garis finis. Mereka manfaatkan waktu dengan baik dalam mensinergikan kemampuan fisik dan mental untuk mencapai sukses.

Rasanya, Anda bisa juga mencoba. Siapa tahu Anda pun mampu mengikuti jejak mereka. (WWM/William J. Bond/Gde) www.indomedia.com

waktu itu pedang