Rabu, Desember 17, 2008

Ujian Nasional 2009: Soal Tiap Provinsi Berbeda

Surabaya, Kompas - Soal ujian nasional tahun 2009 dipastikan berbeda antara satu provinsi dan provinsi lainnya. Namun, standar kelulusan dan nilai terendah untuk seluruh provinsi tetap sama.

Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Djemari Mardapi mengungkapkan, 25 persen soal UN dibuat oleh BNSP. Sisanya dibuat oleh masing-masing provinsi dengan pengawasan BSNP. ”Nanti akan dibuat oleh guru-guru senior yang sudah dinyatakan layak oleh BSNP,” ujarnya dalam sosialisasi UN 2009 di Surabaya, Selasa (16/12).

BSNP akan membuat standar kompetensi lulus (SKL) dan kisi-kisi sama untuk semua provinsi. Dari SKL dan kisi-kisi akan diterjemahkan menjadi paket soal oleh masing-masing tim pembuat di provinsi. ”Materi antara lain akan berisi irisan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan kurikulum berbasis kompetensi (KBK),” ujarnya.

Untuk nilai rata-rata terendah, batas tahun depan lebih tinggi 0,25 poin dibandingkan tahun ini. Tahun depan nilai rata-rata minimal setiap peserta harus 5,50. ”Ini untuk memacu semangat belajar siswa. Standar ini berlaku untuk semua peserta UN dan UASBN (ujian akhir sekolah berstandar nasional),” ujarnya.

Rangkaian UN dan UASBN 2009 akan dimulai pada 20 April 2009. SMA dan sekolah sederajat akan lebih dahulu ujian pada 20-24 April 2009 untuk ujian pertama dan 27 April hingga 1 Mei untuk ujian susulan. UN SMP dan sekolah sederajat diselenggarakan pada 27-30 April 2009 dan ujian susulan pada 4-7 Mei 2009. Adapun UASBN SD diselenggarakan pada 11-13 Mei 2009 dan ujian susulan pada 18-22 Mei 2009.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur Rasiyo mengungkapkan, sampai sekarang SMK belum menerima kisi-kisi ujian produktif. Padahal, waktu ujian kurang dari tiga bulan lagi. (RAZ)

sumber : Kompas dan Klub Guru Indonesia

Standar Kelulusan UN Jadi 5,50, Siapkah?

SURABAYA - Beban para pelajar dalam menghadapi ujian akhir nasional (unas) 2009 makin besar. Sebab, standar kelulusan unas untuk jenjang SMP dan SMA naik. Untuk bisa lulus, pada unas 2008 siswa harus mendapatkan nilai rata-rata 5,25. Tapi, di unas mendatang standar itu berubah menjadi 5,50 atau naik 0,25.

Kepastian kenaikan standar kelulusan unas tersebut berdasar Permendiknas Nomor 78 Tahun 2008 tentang Ujian Nasional. Pada pasal 16 disebutkan, nilai rata-rata 5,50 itu ditujukan untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 paling banyak di dua mata pelajaran dan 4,25 pada pelajaran lain.

Menghadapi standar kelulusan unas 2009 yang naik itu, kemarin (16/12) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Jatim Rasiyo melaksanakan sosialisasi dengan mengundang pimpinan dinas pendidikan kabupaten/kota se-Jatim. Hadir pula dalam pertemuan itu Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Djemari Mardapi.

"Meski standar kelulusan naik, kami tetap optimistis. Paling tidak, tingkat kelulusan di Jatim bisa sama dengan unas 2008. Yakni, sekitar 98 persen," tutur Rasiyo setelah acara tersebut.

Setiap tahun, standar kelulusan unas memang selalu naik. Pada 2006, nilai rata-rata minimal 4,50, lantas naik menjadi 5,00 pada 2007. Menurut Rasiyo, berdasar Permendiknas 78/2008, pemerintah daerah atau satuan pendidikan bisa saja menaikkan angka standar kelulusan. Contohnya, lembaga A mematok kelulusan siswa rata-rata harus 6,00. Namun, Dinas P dan K Jatim lebih memilih mengikuti standar yang ditetapkan pusat. "Kalau ada yang ingin menaikkan standar kelulusan, silakan saja," ujarnya.

Rasiyo menambahkan, mencapai standar kelulusan yang ditetapkan itu sebetulnya tidak terlalu sulit dilakukan. Mengapa? Sebab, standar kompetensi lulusan (SKL) untuk unas tersebut sama dengan tahun lalu. Dengan demikian, guru-guru di sekolah bisa mempelajari soal-soal unas tahun lalu dan memilah-milah bobot soal.

Djemari menyatakan, proses unas itu jangan dijadikan ajang menakut-nakuti siswa. Maksudnya, sekolah begitu khawatir siswanya tidak bisa lulus. Jika begitu, biasanya sekolah bersangkutan akan berbuat curang. Misalnya, memberitahukan jawaban kepada siswa dengan berbagai cara. "Kalau hal tersebut terjadi, proses unas bakal diulang. Kan kasihan siswa, harus belajar dua kali," ungkapnya.

Djemari menambahkan, kenaikan standar kelulusan itu jangan dijadikan sebagai momok. Sebab, sebelum mengeluarkan kebijakan tersebut, pemerintah melakukan survei. (sha/hud)

sumber : Jawa Pos dan milis klub guru

KESEMPATAN KERJA


A. Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja

a. Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya lapangan kerja yang siap diisi oleh para pencari kerja.

b. Tenaga Kerja adalah bagian dari angkatan kerja yang ikut dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

gb.1 para pencari tenaga kerja dalam bursa tenaga kerja


Tenaga kerja terbagi atas :

1. Angkatan kerja adalah penduduk yang berusia antara 15 sampai dengan 63 tahun yang sehat secara fisik maupun mental dan sanggup kerja.

2. Bukan Angkatan kerja yaitu orang-orang yang termasuk kelompok usia kerja tetapi tidak bersedia untuk bekerja.


B. Pengangguran

Pengangguran adalah kelompok angkatan kerja yang ingin bekerja, tetapi belum mendapat kesempatan untuk bekerja.

gb.2 seorang wanita yang mengalami jobless


Jenis-jenis pengangguran terdiri atas :

1. Pengangguran Konjungtural (Cycle Unemplooymnent), yaitu pengangguran yang disebabkan oleh perubahan gelombang kehidupan perekonomian.

2. Pengangguran struktural yaitu pengangguran yang disebabkan perubahan struktur dan corak ekonomi dalam jangka panjang.

3. Pengangguran teknologi yaitu pengangguran yang disebabkan penggunaan teknologi modern.

4. Pengangguran Musiman, yaitu pengangguran yang disebabkan ketergantungan kepada usaha tertentu.

5. Pengangguran Normal yaitu pengangguran yang diakibatkan belum memperoleh pekerjaan atau tidak cocok dengan pekerjaannya.Pengangguran jenis ini disebut juga dengan pengangguran friksioner atau voluntary.

C. Cara mengatasi Pengangguran

1. Cara mengatasi pengangguran siklus :

a. mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa

b. meningkatkan daya dbeli masyarakat


2. Cara mengatasi pengangguran struktural :

a. peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja

b. memindahkan kelebihan tenaga kerja dari sektor yang kelebihan kepada sektor ekonomi yang kekurang tenaga kerja

c. mengadakan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja

d. mendirikanindustri padat karya


3. Cara mengatasi pengangguran musiman :

a. memberikan akses informasi yang cepat mengenai lowongan pekerjaan

b. mengadakan pelatihan ketrampilan


4. Cara mengatasi pengangguran teknologi :

a. selektif dalam memilih teknologi

b. meningkatkan kualitas sumber daya manusia

5. Cara mengatasi pengangguran normal :

a. perluasan kesempatan kerja

b. deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru

c. pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah

d. pengembangan sektor informal

e. pengembangan program transmigarasi

D. Dampak pengangguran terhadap perekonomian

1. Dampak pengangguran bagi masyarakat :

a. Pengangguran dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan dan pekerjaan.

b. Ketidakstabilan sosial dan politik masyarakat.

c. Ketrampilan seseorang menjadi menurun bahkan hilang.

2. Dampak pengangguran bagi perkonomian negara :

a. Pendapatan nasional berkurang

b. Tingkat kemakmuran masyarakat menurun

E. Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Indonesia

Sumber daya manusia Indonesia akan dapat berkualitas jika ada perbaikan dari pemerintah melalui program pembangunan yang terencana. Di bawah ini beberapa alternatif peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia antara lain :

1. Pelatihan pekerja

2. Magang

3. Peningkatan Gizi dan kesehatan masyarakat

4. Peningkatan kualitas mental dan spiritual

F. Sistem upah yang berlaku di Indonesia

Ada beberapa cara atau sistem untuk memperhitungkan besaran upah, antara lain :

1. Upah menurut waktu

2. Upah borongan

3. Upah menurut prestasi

4. Upah premi

5. Upah bagi hasil

6. upah skala berubah

7. Upah indeks biaya hidup

8. Uaph partisipaai

9. Upah berdasarkan mitra usaha (Co-partnership)

Disamping sistem upah di atas ada ketentuan dari pemerintah yang dikenal dengan Upah Minimum Regional (UMR) yang besarnya tiap provinsi berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. UMR ini ditentukan berdasarkan kebutuhan hidup minimum suatu masyarakat di wilayah tertentu.

Pelatihan Media Pembelajaran Berbasis ICT

Dalam rangka meningkatkan kualitas pengajaran, Sudin Dikmenti Jakarta Selatan mengadakan pelatihan media pembelajaran berbasis IT. Pelatihan itu dilaksanakan pada tanggal 16 sampai dengan 18 Desember 2008 di Museum Listrik TMII Jakarta.

Guru memang diharapkan dapat mengikuti perkembangan teknologi mutakhir. Hal ini dimaksudkan untuk mengimbangi kemampuan dan pengalaman murid yang mungkin sudah lebih dulu mengetahui kemajuan teknologi komunikasi seperti internet dan ilmu komputer. Jadi, tidak salah jika Sudin Dikmenti Jakarta Selatan mengadakan pelatihan ini. Peserta yang datang yang datang berasal dari sekolah-sekolah diwilayah Jakarta Selatan baik Negeri maupun Sekolah luar negeri alias swasta.


gb. 1 keseriusan para guru membuat bahan ajar dengan ppt

gb. 2 tidak mau kalah dong sama murid
gayanya bu Elsye guru dari SMA TRIGUNA

Pelatihan ini berisikan materi pengajaran dengan menggunakan microsoft powe point, cara browsing internet dan membuat blog untuk mendukung penyampaian materi ajar. Yah, biar guru nggak gaptek-gaptek amat gitu.....

Namanya juga pelatihan untuk guru, biasanya lebih ramai dari pada muridnya sendiri. Dan, lebih bandel lagi....Makanya, jangan suka ngeluh kalau muridnya rese, lha gurunya jug kadang susah diatur dan diajar......

Ajang pelatihan ini juga ada manfaatnya, yakni jadi forum silaturahim untuk guru. Saya jadi ketemu Bu Elsye yang pernah ngajar kimia di SMA 74, ketemu Mr. Yakin yang guru musik dari SMA 90, bersenda gurau dengan guru-guru Dosqi 5 Tebet, eh ketemu Mas Zulfianto yang guru ekonomi, juga nggak ketinggalan mama de, itu lho guru favorit 74 yang pindah ke SMA 82, Bu Titin guru Biologi. Pokoknya seru deh.... mulai dari rebutan kamar sampai ada yang nggak kebagian kamar .....

Kalau bisa pelatihan seperti ini dilaksanakan rutin pertiga bulan sekali gitu, dan biar semua guru di Selatannya Jakarta ini bisa semua mencet laptop, moso kalah sama tukul.....Jadi program ini bukan asal program ngabisin duit, melainkan terencana dan matang dalam pelaksanaannya.

Yah, bravolah buat Sudin Dikmenti Jakarta Selatan..........

Selasa, Desember 16, 2008

SIFAT BERBAGI

Suatu ketika seorang manusia diberi kesempatan untuk
berkomunikasi dengan Tuhannya dan berkata, “Tuhan
ijinkan saya untuk dapat melihat seperti apakah Neraka
dan Surga itu”.

Kemudian Tuhan membimbing manusia itu menuju ke dua
buah pintu dan kemudian membiarkannya melihat ke dalam.

Di tengah ruangan terdapat sebuah meja bundar yang sangat
besar, dan di tengahnya terdapat semangkok sup yang
beraroma sangat lezat yang membuat manusia tersebut
mengalir air liurnya. Meja tersebut dikelilingi orang-orang
yang kurus yang tampak sangat kelaparan.

Orang-orang itu masing-masing memegang sebuah sendok
yang terikat pada tangan masing-masing. Sendok tersebut
cukup panjang untuk mencapai mangkok di tengah meja dan
mengambil sup yang lezat tadi.

Tapi karena sendoknya terlalu panjang, mereka tidak dapat
mencapai mulutnya dengan sendok tadi untuk memakan
sup yang terambil.

Si Manusia tadi merinding melihat penderit aan dan
kesengsaraan yang dilihatnya dalam ruangan itu.

Tuhan berkata, “Kamu sudah melihat NERAKA”

Lalu mereka menuju ke pintu kedua yang ternyata berisi
meja beserta sup dan orang-orang yang kondisinya persis
sama dengan ruangan di pintu pertama. Perbed aan nya,
di dalam ruangan ini orang-orang tersebut berbadan sehat
dan berisi dan mereka sangat bergembira di keliling meja
tersebut.

Melihat kead aan ini si Manusia menjadi bingung dan
berkata “Apa yang terjadi ? kenapa di ruangan yang
kondisinya sama ini mereka terlihat lebih bergembira ?”

Tuhan kemudian menjelaskan, “Sangat sederhana, yang
dibutuhkan hanyalah satu sifat baik”

"Perhatikan bahwa orang-orang ini dengan ikhlas
menyuapi orang lain yang dapat dicapainya dengan
sendok bergagang panjang, sedangkan di ruangan lain
orang-orang yang serakah hanyalah memikirkan
kebutuhan dirinya sendiri”

sumber : milis rumahilmuIndonesia.com

Kamis, Desember 11, 2008

BELAJAR BERQURBAN

Hari Senin, tepat tanggal 9 Djulhijjah 1429 Hiijriyah, ummat Islam seluruh Indonesia melaksanakan sholat iedhul adha. Seperti tahun-tahun sebelumnya, siswa dan guru di SMA 74 jakarta selatan melaksanakan pemotongan hewan qurban untuk dibagikan kepada para mustahik disekitar sekolah.

suasana menjelang sholat iedul adha
di lapangan basket depan masjid al maarif

Pembelajaran berbagi melalui pemotongan hewan qurban dan diserahkan oleh siswa kepada penduduk sekitar sekolah yang berhak menerimanya, adalah sarana memberikan pembelajaran sensitifitas atas kepedulian siswa terhadap sesama tanpa memandang latar belakang. Sebagai ummat Islam tentu hal ini sangat bermanfaat dan mengajarkan kepada siswa bahwa kepedulian terhadap muslim lainnya dan umumnya kepada sesama yang fakir dan miskin harus selalu diasah.


Proses pemotongan hewan qurban

Pendidikan qurban sejatinya akan menumbuhkan kesalehan sosial yang luar biasa dampaknya baik secara sosial maupun perekonomian masyarakat. Mobilitas peredaran uang yang tinggi menjelang hari raya iedul adha menunjukkan denyut perekonomian berkembang pesat pada masyarakat di hampir setiap daerah. Hal inilah mungkin salah satu hikmah mengapa Allah SWT memerintahkan muslim untuk melaksakan Qurban setiap hari raya Iedul Adha.

Jumat, Desember 05, 2008

PEBISNIS INDONSIA DI NEW YORK

Seorang warga Indonesia berjalan memasuki sebuah bank di New York untuk mengajukan pinjaman. Dia menghampiri petugas bagian pinjaman, mengatakan bahwa dia harus pergi ke Jakarta untuk urusan bisnis selama dua minggu, dan memerlukan pinjaman dana sebesar US$ 5.000.

Petugas bank menanggapi, bahwa pihak bank akan memerlukan jaminan untuk pinjaman yang diajukan. Sang pria menyanggupi persyaratan yang diajukan oleh bank dengan memberikan kunci mobil dan dokumen untuk sebuah Ferrari terbaru yang terparkir di depan bank. Dia memenuhi semua persyaratan, menunggu proses pengecekan dengan sabar, dan petugas bank menyetujui untuk memberikan pinjaman sesuai dengan jumlah yang diajukan.

Setelah sang pria Indonesia meninggalkan bank, pihak manajemen bank dan pegawainya menertawakan pria tersebut karena mempergunakan sebuah mobil Ferrari seharga lebih dari US$ 250.000 sebagai jaminan untuk meminjam uang sebesar US $ 5.000. Lantas pegawai bank memarkir mobil mewah itu di area parkir bawah tanah bank tersebut.

Setelah 2 minggu kemudian, sang pria kembali dari Jakarta dan datang ke bank, mengembalikan pinjaman dana sebesar US$ 5.000 beserta bunganya sebesar US$ 15,41.

Sang pegawai bank mengatakan, "Mister Sastro, kami sangat gembira bisa melayani dan berbisnis dengan Anda dengan lancar. Akan tetapi ada sesuatu yang amat membuat kami bertanya-tanya. Saat Anda bepergian ke Jakarta, kami melihat kembali rekening Anda di bank kami, dan menjumpai bahwa Anda memiliki dana jutaan dollar di rekening Anda. Akan tetapi, kenapa anda masih memerlukan pinjaman untuk dana sebesar US$5.000 ??"

Pak Sastro menjawab, "Dimana lagi di kota New York saya bisa memarkir mobil saya selama 2 minggu dengan hanya membayar US$ 15,41 dan mengharapkan mobil saya tidak dicuri saat saya kembali?"

Petugas bank, "??##@*%#@"

Ah…biasa, Orang Indonesia

sumber :humorlucu.wordpress.com


KEKUATAN EKONOMI GLOBAL PINDAH KE NEGARA BERKEMBANG SETELAH NEGARA MAJU JATUH

Negara-negara berkembang saat ini memiliki pengaruh dan kekuatan lebih besar. Hal ini terlihat dari pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok 20 (G-20) yang berakhir di Washington, Sabtu (15/11).

Negara berkembang seperti China, Brasil, India, dan Indonesia memenangi posisi kunci dalam keputusan ekonomi global pada krisis ini. Biasanya, keputusan penting soal finansial global seolah hanya menjadi urusan negara-negara kaya.

”Saya meninggalkan Washington dengan sangat senang karena struktur geopolitik memiliki tatanan baru,” ujar Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. ”Tidak ada logika untuk membuat keputusan politik dan ekonomi tanpa dukungan dari negara-negara berkembang anggota G-20. Negara berkembang juga harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari bagian solusi global,” lanjutnya.

Saat ini Brasil memegang kepemimpinan bergilir G-20. Anggota G-20 adalah tujuh negara maju, yaitu Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan AS, serta Afrika Selatan, Argentina, Australia, Brasil, China, India, Indonesia, Korea Selatan, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Turki, dan Uni Eropa.

Pada tradisi masa lalu, G-7 dan Rusia telah membicarakan masalah krisis ini, tetapi Presiden AS George W Bush memutuskan untuk memperluas pihak yang berbicara termasuk negara-negara berkembang.

”Keputusan pertama yang harus saya buat adalah mendaftar siapa yang harus hadir dalam pertemuan. Dan, jelas saya memutuskan bahwa kita harus duduk bersama-sama, yaitu negara-negara G-20, tidak hanya G-7 atau G-13,” ujar Bush setelah pertemuan itu.

Ada alasan jelas mengapa negara berkembang perlu dilibatkan dalam pembicaraan. Salah satunya, karena mereka akan menjadi lokasi bagi seluruh pertumbuhan ekonomi dunia pada 2009. Sementara negara maju seperti AS dan negara yang tergabung dalam Uni Eropa jatuh dalam resesi karena krisis finansial, yang tak akan memberikan kontribusi lewat pertumbuhan.

Optimisme

Dalam pertemuan G-20, para pemimpin negara berkembang memperlihatkan optimisme. Presiden China Hu Jintao menggarisbawahi hal itu dengan mengatakan, ”Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan relatif cepat di China sangat penting dalam berkontribusi terhadap stabilitas finansial internasional serta pertumbuhan ekonomi global.”

Perdana Menteri India Manmohan Singh juga mengungkapkan harapannya bahwa negaranya akan tetap dapat bertumbuh pada tahun-tahun mendatang. Namun, dia juga mengkhawatirkan masa depan negara-negara berkembang yang justru terimbas hantaman krisis lebih dahsyat dibandingkan dengan negara-negara maju. ”Negara-negara berkembang bukanlah penyebab terjadinya krisis ini, tetapi mereka juga terimbas krisis dengan dalam akibat krisis di negara maju,” ujar Singh.

Dalam pertemuan itu juga disepakati untuk membantu negara-negara berkembang yang terkena krisis, seperti sulit mendapatkan akses pada kredit karena keadaan finansial yang sulit seperti sekarang ini. Selain itu, badan finansial internasional juga perlu direformasi agar dapat memberikan negara-negara berkembang untuk mendapatkan posisi yang lebih baik lagi


sumber : politikinternational.wordpress.com

SAPI DAN TEORI EKONOMI TIAP NEGARA


SOCIALISME : Kau punya 2 sapi, 1 sapi kau berikan untuk tetanggamu.

COMMUNISME
: Kau punya 2 sapi, negara mengambil alih keduanya dan memberimu 2 kaleng susu.

FASCISME
: Kau punya 2 sapi, negara mengambil alih keduanya dan menjual susu padamu.

NAZISME
: Kau punya 2 sapi, negara mengambil keduanya dan menembakmu.

TRADITIONAL
CAPITALISM :
Kau punya 2 sapi betina, kau jual satu dan beli satu sapi jantan. Ternakmu bertambah, dan ekonomi tumbuh.

THE ANDREAN MODEL :
Kau punya 2 sapi. Kau cincang-cincang dua-duanya.

AN AMERICAN CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Kau jual satu, dan satunya kau paksa untuk memproduksi susu sebanyak 4 sapi. Kemudian, kau menyewa konsultan untuk menganalisa mengapa sapinya mati.

A FRENCH CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Kau turun ke jalan, menyusun massa, memblokade jalanan, karena kau ingin punya 3 sapi.

A JAPANESE CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Kau merancang ulang hingga bisa menghasilkan 20 kali lipat susu. Kemudian kau buat profil kartun sapi pintar “Cowakemon” dan menjualnya ke seluruh dunia.

A GERMAN CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Kau melakukan rekayasa supaya bisa hidup lebih dari 100 tahun, makan cukup sekali sebulan, dan mereka bisa saling memerah susu sendiri.

AN ITALIAN CORPORATION:
Kau punya 2 sapi, tapi kau tak tahu dimana mereka. Kau putuskan untuk makan siang saja.

A RUSSIAN CORPORATION
Kau punya 2 sapi. Kau menghitungnya dan berandai bagaimana bila punya 5 sapi. Kau menghitungnya lagi dan berandai bagaimana bila punya 42 sapi. Kau menghitungnya lagi dan menemukan bahwa sapimu cuma dua. Kau berhenti mengitung, lalu buka sebotol vodka.

A SWISS CORPORATION
Kau ada 5000 sapi. Namun tak satupun adalah milikmu. Kau mengenakan biaya administratif kepada pemiliknya untuk menyimpannya.

A CHINESE CORPORATION :
Kau punya 2 sapi. Kau punya 300 orang untuk memerah susunya. Kau nyatakan bahwa tak ada pengangguran, dan nilai produksi susu tinggi. Kau menangkap wartawan yang melaporkan kenyataannya.

BRITISH CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Dua-duanya sapi gila.

IRAQ CORPORATION:
Semua orang berpikir kau punya banyak sapi. Kau bilang ke meraka kau cuma punya satu. Tak ada yang percaya, maka mereka mengebom daerahmu dan menginvasi negaramu. Kau masih tak punya sapi satupun, tapi setidaknya sekarang kau bagian dari demokrasi.

NEW ZEALAND CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Sapi yang di kiri kelihatan sangat atraktif.

AUSTRALIAN CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Bisnis kelihatanya sedang bagus. Kau tutup kantor dan pergi mencari bir untuk merayakannya.

INDONESIAN CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Dua-duanya curian. Lalu kau jual dua-duanya. Kemudian kau simpan uangnya di account non budgeter yang tak jelas. Kemudian kau gunakan beberapa untuk mendanai kampanye partaimu tapi sebagaian besar kau simpan untuk anak cucumu.

MALAYSIAN CORPORATION:
Kau punya 2 sapi. Dua-duanya kau curi dari Indonesia.

sumber : humorlucu.wordpress.com

Kamis, Desember 04, 2008

GELOMBANG TSUNAMI ITU BERNAMA PHK

Krisis ekonomi yang berpangkal pada krisis keuangan Amerika Serikat semakin menggurita dampaknya bagi perekonomian Indonesia. Kini, di awal desember saja sudah banyak perusahaan-perusahaan yang mengandalkan ekspor produknya untuk berencana me-rumah-kan, kata lain dari PHK. Provinsi terbanyak yang akan merumahkan tenaga kerjanya adalah DKI Jakarta.

Pemerintah sendiri mengakui bahwa dalam kurun waktu satu tahun ini gelombang PHK akan mencapai 500 ribu sampai satu juta buruh. Hal ini mengakibatkan jumlah pengangguran akan semakin bertambah. Akibat lanjutannya, sudah pasti tingkat daya beli masyarakat semakin menurun.

Kelinglungan pemerintah diperparah dengan mengeluarkan SKB 4 menteri yang ditujukan untuk mengantisipasi dampak krisis ekonomi global. Namun, kenyataannya justru menambah persoalan baru. Demonstrasi buruh di mana-mana, proses produksi akhirnya terganggu selain munculnya persoalan sosial seperti bentrokan-bentrokan saat demo, selain ketegangan antara buruh dan pengusaha. Biaya sosial yang harus ditanggung bersama atas keputusan pemerintah yang kurang tepat dan akurat.

Apa solusinya?
Untuk menghindari PHK bagi pengusaha yang mengandalkan ekspor rasanya sangat sulit utnuk dihindari. Oleh karenanya, perlu bagi pemerintah untuk membuka jalur perdagangan bagi negara-negara potensial untuk ekspor Indonesia, seperti tekstil. Amerika memang tengah menghadapi krisis ekonomi yang parah, karenanya daya beli tekstilnya turun drastis. Pengusaha juga tidak bisa mengatasnamakan krisis kemudian merumahkan pegawainya dengan semena-mena. Intinya, antara pemerintah, pengusaha dan buruh harus duduk bersama mencari kesepakatan yang win-win solution.

Hemat? Apalagi yang harus dihemat bagi rakyat kebanyakan? Paling-paling sikap yang tepat adalah bersabar dan mensyukuri apa yang diperoleh hari ini. Rakyat sudah terlalu banyak dijadikan obyek penderita, sudah saatnya pemerintah mengambil kebijakan yang benar-benar memenuhi sasaran yang tepat yakni rakyat.

Pemerintahlah seharusnya yang menunjukkan sikap hemat dan efesiensi pendanaan pembangunan. Sewbagai contoh pemprov DKI yang memutuskan menghapus biaya-biaya yang memboroskan APBD-nya. Perlu ditiru oleh pemda-pemda lain termasuk departemen-departemen (pemeriantah pusat).

Rabu, Desember 03, 2008

BANK SYARIAH



Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.

Bank Syariah adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan).

Kegiatan usaha bank syariah antara lain:

  1. Mudharabah, pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
  2. Musyarakah, pembiayaan berdasarkan prinsip usaha patungan
  3. Murabahah, jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
  4. Ijarah, pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa


Prinsip Operasi Bank Syariah

Bank Syariah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:

  1. Prinsip Keadilan
    Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara Bank dan Nasabah
  2. Prinsip Kemitraan
    Bank Syariah menempatkan nasabah penyimpanan dana, nasabah pengguna dana, maupun Bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko dan keuntungan yang berimbang di antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun Bank. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai intermediary institution lewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya.
  3. Prinsip Keterbukaan
    Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank
  4. Univeralitas
    Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil'alamiin


Perbedaan Antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Bank Syariah

  1. Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah titipan/amanah Allah SWT sehingga cara memperoleh, mengelola, dan memanfaatkannya harus sesuai ajaran Islam
  2. Bank syariah mendorong nasabah untuk mengupayakan pengelolaan harta nasabah (simpanan) sesuai ajaran Islam
  3. Bank syariah menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun pengelola ank pada posisi yang sangat penting dan menmpatkan sikap akhlakul karimah sebagai sikap dasar hubungan antara nasabah dan bank
  4. Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip keadilan, prinsip kesederajatan dan prinsip ketentraman antara Pemegang Saham, Pengelola Bank dan Nasabah atas jalannya usaha bank syariah
  5. Prinsip bagi hasil:
    1. Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi
    2. Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
    3. Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan
    4. Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil
    5. Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak

Bank Konvensional

  1. Pada bank konvensional, kepentingan pemilik dana (deposan) adalah memperoleh imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang kepentingan pemegang saham adalah diantaranya memperoleh spread yang optimal antara suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman (mengoptimalkan interest difference). Dilain pihak kepentingan pemakai dana (debitor) adalah memperoleh tingkat bunga yang rendah (biaya murah). Dengan demikian terhadap ketiga kepentingan dari tiga pihak tersebut terjadi antagonisme yang sulit diharmoniskan. Dalam hal ini bank konvensional berfungsi sebagai lembaga perantara saja
  2. Tidak adanya ikatan emosional yang kuat antara Pemegang Saham, Pengelola Bank dan Nasabah karena masing-masing pihak mempunyai keinginan yang bertolak belakang
  3. Sistem bunga:
    1. Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank
    2. Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkanPenentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank
    3. Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah keuntungan berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik
    4. Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama Islam
    5. Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama Islam
    6. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi

sumber : www.syariahmandiri.co.id

Mengenal Obligasi Syariah



PASAR modal syariah telah diluncurkan pada 14 Maret 2003. Muncul harapan bahwa pasar modal yang didasari prinsip-prinsip syariah dapat berkembang lebih besar lagi. Pasar modal syariah diharapkan dapat mendorong pertumbuhan institusi-institusi (lembaga keuangan) syariah dan instrumen-instrumen syariah. Salah satu instrumen syariah yang diperkirakan akan berkembang pesat adalah obligasi syariah.

MEMANG terdapat keterkaitan yang erat dalam upaya pengembangan pasar modal syariah ini. Pasar, instrumen, dan institusi menjadi komponen yang saling mendukung dalam sistem keuangan. Satu institusi akan membutuhkan pasar, instrumen, dan institusi lainnya. Ketika bank syariah dikembangkan, muncullah kebutuhan untuk membuat pasar uang syariah. Pada saat reksa dana syariah dimunculkan, perlu instrumen halal untuk penyaluran penempatan portfolio-nya. Demikian juga dengan asuransi dan dana pensiun syariah. Lembaga keuangan syariah ini memerlukan bank syariah, membutuhkan pasar modal syariah dengan saham halal dan obligasi syariahnya. Ketika suatu emiten yang tercatat di bursa ingin dikatakan tergolong syariah, boleh jadi emiten tadi memerlukan obligasi syariah sebagai pendanaan alternatifnya.

Pengertian obligasi syariah

Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak ada konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrumen-instrumen yang punya komponen bunga (interest-bearing instruments) ini keluar dari daftar investasi halal. Karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan obligasi syariah.

Merujuk kepada Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 32/DSN-MUI/IX/2002, "Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syari’ah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syari’ah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo".

Pada awalnya, penggunaan istilah "obligasi syariah" sendiri dianggap kontradiktif. Obligasi sudah menjadi kata yang tak lepas dari bunga sehingga tidak dimungkinkan untuk di- syariah-kan.

Namun sebagaimana pengertian bank syariah adalah bank yang menjalankan prinsip syariah, tetap menghimpun dan menyalurkan dana, tetapi tidak dengan dasar bunga, demikian juga adanya pergeseran pengertian pada obligasi. Mulanya dikenal sebagai instrumen fixed income karena memberikan kupon dengan bunga tetap (fixed) sepanjang tenornya. Kemudian dikembangkan juga obligasi dengan kupon bunga mengambang (floating) sehingga bunga yang diterima pemegang obligasi tidak lagi tetap. Dalam hal obligasi syariah, kupon yang diberikan tidak lagi berdasarkan bunga, tetapi bagi hasil atau margin/fee.

Menarik untuk memperhatikan bahwa Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 32/DSN- MUI/IX/2002 tersebut memberikan pertimbangan awal bahwa obligasi yang selama ini (konvensional) didefinisikan masih belum sesuai dengan syariah. Karenanya, obligasi yang dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang berdasarkan prinsip syariah.

Mengapa obligasi syariah?

Dari sisi pasar modal, penerbitan obligasi syariah muncul sehubungan dengan berkembangnya institusi-institusi keuangan syariah, seperti asuransi syariah, dana pensiun syariah, dan reksa dana syariah yang membutuhkan alternatif penempatan investasi.

Menariknya, investor obligasi syariah tidak hanya berasal dari institusi-institusi syariah saja, tetapi juga investor konvensional. Produk syariah dapat dinikmati dan digunakan siapa pun, sesuai falsafah syariah yang sudah seharusnya memberi manfaat (maslahat) kepada seluruh semesta alam. Investor konvensional akan tetap bisa berpartisipasi dalam obligasi syariah, jika dipertimbangkan bisa memberi keuntungan kompetitif, sesuai profil risikonya, dan juga likuid. Sementara obligasi konvensional, investor base-nya justru terbatas karena investor syariah tidak bisa ikut ambil bagian di situ!

Bagi emiten, menerbitkan obligasi syariah berarti juga memanfaatkan peluang-peluang tertentu. Emiten dapat memperoleh sumber pendanaan yang lebih luas, baik investor konvensional maupun syariah. Selain itu, struktur obligasi syariah yang inovatif juga memberi peluang untuk memperoleh biaya modal yang kompetitif dan menguntungkan.

Tetapi, sebagai catatan, tidak semua emiten dapat menerbitkan obligasi syariah. Untuk menerbitkan Obligasi Syariah, beberapa persyaratan berikut yang harus dipenuhi:

(1) Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi Fatwa No: 20/DSN-MUI/IV/2001. Fatwa tersebut menjelaskan bahwa jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah Islam di antaranya adalah:

(i) usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; (ii) usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional; (iii) usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman haram; (iv) usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

(2) Peringkat Investment Grade: (i) memiliki fundamental usaha yang kuat; (ii) memiliki fundamental keuangan yang kuat; (iii) memiliki citra yang baik bagi publik

(3) Keuntungan tambahan jika termasuk dalam komponen Jakarta Islamic Index (JII)

Struktur obligasi syariah

Obligasi syariah sebagai bentuk pendanaan (financing) dan sekaligus investasi (investment) memungkinkan beberapa bentuk struktur yang dapat ditawarkan untuk tetap menghindarkan pada riba. Berdasarkan pengertian tersebut, obligasi syariah dapat memberikan:

(1) Bagi Hasil berdasarkan akad Mudharabah/Muqaradhah/Qiradh atau Musyarakah. Karena akad Mudharabah/Musyarakah adalah kerja sama dengan skema bagi hasil pendapatan atau keuntungan, obligasi jenis ini akan memberikan return dengan penggunaan term indicative/expected return karena sifatnya yang floating dan tergantung pada kinerja pendapatan yang dibagihasilkan.

(2) Margin/Fee berdasarkan akad Murabahah atau Salam atau Istishna atau Ijarah. Dengan akad Murabahah/Salam/ Isthisna sebagai bentuk jual beli dengan skema cost plus basis, obligasi jenis ini akan memberikan fixed return.

Di Indonesia, yang digunakan dalam penerbitan obligasi syariah adalah struktur Mudharabah (bagi hasil pendapatan) baik yang telah diterbitkan maupun yang akan diterbitkan dalam waktu dekat (lihat tabel). Sehingga, yang dikenal adalah obligasi syariah mudharabah.

Obligasi syariah mudharabah memang telah memiliki pedoman khusus dengan disahkannya Fatwa No: 33/DSN-MUI/ IX/2002. Disebutkan dalam fatwa tersebut, bahwa Obligasi Syariah Mudharabah adalah obligasi syariah yang menggunakan akad mudharabah. Selain telah mempunyai pedoman khusus, terdapat beberapa alasan lain yang mendasari pemilihan struktur mudharabah ini, di antaranya adalah:

(i) Bentuk pendanaan yang paling sesuai untuk investasi dalam jumlah besar dan jangka yang relatif panjang; (ii) Dapat digunakan untuk pendanaan umum (general financing) seperti pendanaan modal kerja ataupun pendanaan capital expenditure; (iii) Mudharabah merupakan percampuran kerja sama antara modal dan jasa (kegiatan usaha) sehingga membuatnya strukturnya memungkinkan untuk tidak memerlukan jaminan (collateral) atas aset yang spesifik. Hal ini berbeda dengan struktur yang menggunakan dasar akad jual beli yang mensyaratkan jaminan atas aset yang didanai; (iv) Kecenderungan regional dan global, dari penggunaan struktur Murabahah dan Bai bi-thaman Ajil menjadi Mudharabah dan Ijarah

Mekanisme atau beberapa hal pokok mengenai obligasi syariah mudharabah ini dapat diringkaskan dalam butir-butir berikut:

(i) Kontrak atau akad Mudharabah dituangkan dalam perjanjian perwaliamanatan; (ii) Rasio atau persentase bagi hasil (nisbah) dapat ditetapkan berdasarkan komponen pendapatan (revenue) atau keuntungan (profit; operating profit, EBIT, atau EBITDA). Tetapi, Fatwa No: 15/DSN-MUI/IX/2000 memberi pertimbangan bahwa dari segi kemaslahatan pembagian usaha sebaiknya menggunakan prinsip Revenue Sharing; (iii) Nisbah ini dapat ditetapkan konstan, meningkat, ataupun menurun, dengan mempertimbangkan proyeksi pendapatan Emiten, tetapi sudah ditetapkan di awal kontrak.

(iv) Pendapatan Bagi Hasil berarti jumlah pendapatan yang dibagihasilkan yang menjadi hak dan oleh karenanya harus dibayarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi syariah yang dihitung berdasarkan perkalian antara nisbah pemegang obligasi syariah dengan pendapatan/keuntungan yang dibagihasilkan yang jumlahnya tercantum dalam laporan keuangan konsolidasi emiten.

(v) Pembagian hasil pendapatan ini atau keuntungan dapat dilakukan secara periodik (tahunan, semesteran, kuartalan, bulanan); (vi) Karena besarnya pendapatan bagi hasil akan ditentukan oleh kinerja aktual emiten, maka obligasi syariah memberikan indicative return tertentu.

Beberapa tantangan

Obligasi syariah dinilai prospektif, tetapi menghadapi tantangan yang tak sedikit. Sosialisasi yang belum cukup. Harus diakui bahwa masyarakat kita belum begitu terbiasa dengan sistem bagi hasil maupun sistem syariah lainnya. Padahal, potensi investor obligasi syariah dari ritel tergolong besar. Hal ini dimungkinkan karena denominasi obligasi syariah yang diterbitkan bisa senilai Rp 10 juta. Sekaligus menjadi edukasi bagi masyarakat untuk mulai berinvestasi dalam jangka yang lebih panjang, alih-alih hanya di deposito yang berjangka pendek.

Tantangan berikut menyangkut opportunity cost yang secara sederhana diterjemahkan sebagai "second best choice". Langsung atau tak langsung ada pembandingan atas pilihan yang ada. Karena investor base obligasi syariah secara potensial sangat luas, mau tidak mau, obligasi syariah berdasarkan bagi hasil akan menghadapi ini.

Ilustrasinya, ketika obligasi syariah mudharabah ditawarkan, emiten membandingkannya dengan suku bunga pinjaman sementara investor (terutama investor konvensional) membandingkan dengan yield obligasi konvensional. Karena sistem bagi hasil ini tidak menawarkan "fixed-predetermined return", hasilnya bisa berfluktuasi.

Misalnya suatu saat, obligasi syariah ini memberi tingkat kupon 20 persen, investor akan senang, tetapi sepertinya emiten akan merasa "kemahalan" karena membandingkan dengan pinjaman bank atau obligasi konvensional dengan bunga kupon lebih murah.

Di saat lain, obligasi syariah memberi kupon "hanya" 12 persen, emiten senang, tetapi investor akan membandingkannya dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi pemerintah, atau obligasi konvensional lainnya. Memang opportunity cost, dan penurunan kinerja pendapatan ini menjadi salah satu risiko bagi investor obligasi syariah.

Padahal, risiko investor di obligasi syariah sebetulnya mirip saja dengan investor obligasi dengan bunga mengambang. Berbedanya adalah, struktur syariah ini sesungguhnya lebih menawarkan "keadilan".

Tantangan lain adalah menyangkut perdagangan obligasi syariah di pasar sekunder yang mengemuka kepentingannya karena tujuan likuiditas (as-suyulah). Hampir semua Islamic bonds dibeli untuk investasi jangka panjang, sampai jatuh tempo. Lebih banyaknya investor yang buy and hold memang akan membuat pasar sekundernya kurang likuid. Hal ini terjadi pada Obligasi Syariah Mudharabah Indosat.

Suksesnya sebuah pasar dan instrumen keuangan, baik syariah maupun lainnya, akan tergantung pada faktor kepercayaan atas sistem dan proses, keragaman dan kualitas produk, serta keyakinan investor dan emiten untuk menggunakan produk keuangan tersebut.

Dengan kondisi yang telah diuraikan di atas, masa depan obligasi syariah masih tetap dipandang prospektif sejalan dengan perkembangan lembaga keuangan syariah lainnya.

Iggi H Achsien Head Unit Syariah AAA Sekuritas, www2.kompas.com

Senin, Desember 01, 2008

Guru: Ada yang Hebat, ada yang Bejat & ada yang Melarat

Pada 25 November (kemarin) kita kembali memperingati hari guru, biasanya pada hari tersebut, di sekolah-sekolah diadakan acara peringatannya secara sederhana yang sering dijadikan sebagai hari ungkapan terima kasih anak didik kepada gurunya. Salah satu bentuk kegiatan hari guru antara lain adalah acara penyerahan bunga oleh anak didik kepada gurunya.

Selain itu, tidak banyak lagi acara lain dalam mengenang dan memperingati hari guru, kalaupun ada, tidak lebih dari seminar atau workshop, atau kegiatan sejenis yang diselenggarakan oleh berbagai organisasi atau lembaga yang mempunyai kaitan dengan guru. Jarang sekali kebijakan atau keputusan pemerintah yang keluar dalam rangka hari guru yang bisa menjadi kado yang berharga bagi profesi guru. Rasanya belum ada terobosan hebat yang secara nyata bisa menjadikan guru sebagai profesi yang menggairahkan sehingga bisa menjadi pilihan.

Justru yang muncul adalah yang sebaliknya yaitu pernyataan yang selalu menyudutkan guru. Pernyataan yang muncul sering tidak lepas dari guru yang tidak profesional, guru yang tidak berkualitas, dan guru yang tidak kompeten, serta berbagai tudingan lainnya tanpa memberi solusi bagaimana agar guru bisa profesional, berkualitas, dan kompeten.

Memang sesudah munculnya kebijakan sertifikasi guru yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas guru agar mereka dapat menjalankan tugasnya lebih profesional. Sertifikasi tersebut memunculkan secercah harapan akan meningkatnya gengsi sebagai guru yang sekaligus meningkatnya kesejahteraan guru, serta munculnya figur-figur guru yang profesional dan berkualitas. Namun, harapan tersebut baru sekadar harapan, masih banyak guru yang tetap melarat, hidup dengan gaji seratusan ribu rupiah sebulan, hidup dengan gaji yang sering terlambat bahkan ada yang sampai berbulan-bulan gajinya tertunda. Kisah guru yang tidak digaji selama dua tahun, dan terus mengajar dengan segala minimnya fasilitas adalah fakta yang masih memperlihatkan pahit getirnya nasib guru, terutama guru honor yang bertugas di pedalaman dan mengajar di sekolah kecil.

Guru sering kali dituding sebagai tidak profesional dan tidak bermutu, tetapi sering kali orang tidak pernah berpikir bagaimana mereka akan bisa profesional dan meningkat kualitasnya jika minimnya fasilitas pembelajaran yang tersedia relatif terbatas, beban tugas yang berat, ditambah lagi dengan beban untuk mencukupi kebutuhan keluarga yang jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan dengan gaji yang mereka terima, terutama bagi mereka yang masih berstatus guru honorer. Salah satu yang memberatkan tugas mereka adalah sering seorang guru harus mengajar lebih dari satu mata pelajaran yang tidak jarang bukan merupakan inti dari pengetahuan yang dimilikinya, sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak maksimal. Namun, beban mereka yang lebih berat adalah ketidakmandiriannya sebagai guru sehingga sering diintervensi oleh berbagai kepentingan, termasuk intervensi dalam melakukan evaluasi keberhasilan siswa, menentukan kelulusan siswa, intervensi politik, serta intervensi kepentingan individu, golongan, atau kelompok tertentu. Berbagai intervensi ini membuat terganggu penyelenggaraan pembelajaran baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Apa yang dikeluhkan oleh Komunitas Air Mata Guru berupa intimidasi adalah contoh dari kentalnya intervensi sekaligus keprihatinan masih jauhnya dunia pendidikan kita dari kebenaran, kejujuran, dan keadilan. Korupsi, kesewenang-wenangan , dan pelecehan martabat manusia masih sering dimenangkan terhadap keadilan, kejujuran, dan kebenaran.

Dalam kondisi yang tidak mendukung, kelebihan beban, dan kehidupan yang jauh dari lumayan, tentunya akan sangat sulit bagi para guru untuk meningkatkan kualitasnya dan menjadi guru yang profesional. Oleh karena itu, tidak jarang jika mereka ada yang tergoda untuk merendahkan profesi mulia yang disandangnya dengan mengomersialkannya, menjual nilai, menjual kelulusan, serta menjual harga diri. Jadi jika ada guru yang tetap setia kepada profesinya, masih mampu berprestasi dan menghasilkan siswasiswa berprestasi dengan gaji yang minim dan sering terlambat, serta sering berada dalam tekanan atasannya, birokrasi, dan politisi, tentulah guru demikian dapat dikategorikan sebagai guru perkasa yang patut diberi tanda jasa walau dikatakan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Guru seperti ini tentulah masih ada walaupun jumlahnya tidak seberapa. Segelintir di antaranya ada di pelosok desa, sebagiannya lagi terselip di tengah hingar bingar kota.

Persoalan yang paling memprihatinkan dari sebagian oknum guru kita adalah persoalan moral dan susila. yang beberapa tahun belakangan ini sering diberitakan, sehingga semakin mencoreng profesi guru. Beberapa di antaranya yang muncul di media massa antara lain adalah berita guru SD di Tapanuli Tengah melakukan oral seks disaksikan murid-murid lainnya. Sebelumnya kita juga membaca seorang guru SMA di Kota Binjai, malah memperkosa siswanya setelah sebelumnya dikabarkan juga seorang guru mengaji di Desa Sijenggung, Banjarnegara, Jawa Tengah, ditangkap karena memperkosa 11 anak didiknya. Berita lainnya yang juga pernah menghiasi media massa adalah ulah seorang oknum guru bantu di SDN Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Guru yang merangkap sebagai pembina pramuka ini diciduk oleh anggota Polsek Muncar karena diduga mencabuli siswanya sendiri. Kasus perkosaan juga dilakukan oknum guru olahraga kepada siswanya di salah satu SD di Jalan Cempaka, Pekanbaru. Oknum guru tersebut pernah juga memperlihatkan foto-foto porno kepada muridnya saat mengajar.

Peristiwa memalukan lainnya adalah apa yang dilakukan oleh oknum guru di Banyuwangi yang melakukan perbuatan tidak senonoh dengan siswinya dan beredar secara sembunyi-sembunyi dalam bentuk rekaman video. Kejadian ini sama memalukannya dengan peristiwa di Makassar di mana aparat kepolisian membekuk seorang guru salah satu SMA swasta di Makassar yang tertangkap sedang mencabuli siswanya pada salah satu kamar wisma.

Daftar panjang perbuatan cabul guru semakin panjang dengan penangkapan yang dilakukan Satuan Reserse dan Kriminal Polres Metro Tangerang terhadap oknum guru pembimbing di salah satu SMK di Cimone, Kota Tangerang yang diduga melakukan perbuatan cabul terhadap seorang siswanya. Berita lainnya adalah ulah guru sekolah dasar di Lampung Timur yang menggerayangi lima siswinya saat pelajaran olah raga. Peristiwa pencabulan guru terhadap murid ini ternyata menyebar di berbagai wilayah di tanah air. Selain cerita di atas, terjadi juga di Cirebon dilakukan guru SD terhadap siswanya, di Tasikmalaya yang merupakan kasus asusila sesama jenis diduga dilakukan oknum guru terhadap belasan siswa SMA, di Serang oleh guru sanggar tari, di Bantul oleh seorang oknum kepala sekolah SMA, di Sidoarjo oleh guru honorer SDN terhadap murid lakilakinya. Selain itu, kasus serupa juga pernah terjadi di Lingga, Surabaya, Jakarta Selatan.

Apa yang mereka lakukan pastilah membuat dunia pendidikan tercemar, guru yang seharusnya menjadi panutan justru tega mencabuli, memperkosa, serta melakukan perbuatan maksiat dengan siswa yang seharusnya dilindunginya. Sungguh tidak dapat dibayangkan kualitas proses pembelajaran bagaimana yang dihasilkan dan tidak terbayangkan bagaimana mutu produk pendidikan kita dengan mutu guru demikian.

Ternyata, sungguh beragam tipe guru yang menjadi pendidik anak bangsa ini ada guru perkasa, ada yang suka memperkosa, ada pula yang selalu berlinang airmata. Ada pula guru yang hebat, guru yang galak, guru yang baik, guru yang lemah, guru yang suka disuap, guru yang berdedikasi terhadap pekerjaaannya, guru yang berjuang untuk hidupnya, guru yang tidak suka menjalankan profesinya, guru yang tidak bisa mengajar, guru yang bisanya hanya menghajar, ada lagi guru yang mudah tersinggung, guru matre, guru yang percaya pada murid-muridnya, guru yang disenangi muridnya, guru genit dan berbagai macam jenis guru lainnya.

Agar lebih tahu ragamnya guru, anda perlu tahu juga bahwa ada guru yang sifatnya tak perlu ditiru, memanfaatkan statusnya sebagai guru, merayu murid melampiaskan nafsu. Tentunya banyak guru yang tidak bermutu, mereka pasti enggan menambah ilmu, yang dipikirkannya adalah bagaimana menambah uang saku. Akan tetapi jangan membayangkan semua guru hidup makmur, untuk membeli buku mereka harus lembur, soalnya jika pulang ke rumah tak punya uang untuk dapur, bisa-bisa mereka akan kena gempur. Banyak juga guru yang harus bekerja luar biasa, mereka dari pagi hingga malam harus bekerja, untuk menambah gaji yang tak seberapa, ada yang mengajar di mana-mana, ada yang sambil menarik beca, ada pula yang menjadi agen dunia. Memang gaji guru tak seberapa besarnya, tapi itu pun masih sering disunat entah untuk apa, makanya namanya pun pahlawan tanpa tanda jasa.

Namun demikian bukan menjadi alasan untuk bisa berbuat semena-mena. Oleh karena itu, untuk guru yang jauh dari etika, moral, dan agama, serta tidak kompeten dalam bekerja, mungkin sebaiknya melepaskan saja profesinya sebagai pendidik generasi muda, karena jika dibiarkan berlama-lama akan membuat bangsa lebih binasa. Pahlawan tanpa tanda jasa pun tak pantas disematkan kepada mereka, karena mereka bukanlah pahlawan dan tak punya jasa. Namun untuk guru yang berhati mulia, yang menjalankan tugasnya dengan sepenuh cinta, yang tidak pernah menuntut balasan dari anak didiknya, yang mencintai profesinya, rasanya pantaslah setidaknya kita berucap terima kasih pada mereka.

Mungkin ucapan kita yang tulus, bisa membuat mereka lebih bersemangat dalam menjalani profesinya dan bisa mengingatkan mereka bahwa betapa mulianya pekerjaan mereka, betapa profesi mereka adalah sesuatu yang nyata yang dapat memperbaiki keterbelakangan negara kita. Semoga hidup yang lebih baik segera menghampiri mereka. Pahlawan Tanpa Tanda Jasa rasanya terlalu kecil sebagai julukannya, karena sungguh besar jasa yang telah diberikannya.

Sumber: Zulkarnain Lubis (rumahilmu@yahoogroups.com)

Cerita Buat Guruku......!!!!

Guru Fisika yang Inspirasional

Oleh JANSEN H. SINAMO

JAM tujuh pagi, suatu hari pada tahun 1981, di sebuah ruang kuliah
kuno bersuasana gelap dan kelam, yang dibangun pada zaman Belanda,
sebuah kuliah fisika yang sangat modern segera akan dimulai. Fisika
kuantum nama kuliah itu.

Hariadi Paminto Soepangkat—doktor fisika zat padat lulusan Universitas
Purdue, Indiana, AS—sang dosen yang berkulit putih bersih bertubuh
tinggi besar yang dibalut busana rapi lengkap pakai dasi bak eksekutif
bisnis itu, telah berdiri penuh wibawa di hadapan sekitar 150 mahasiswa dari tiga jurusan: fisika, astronomi, serta geofisika dan meteorologi.

Belum dua puluh menit kuliah berjalan, usai Pak Hariadi menggambar
orbit-orbit lintasan elektron pada atom hidrogen di papan tulis,
tiba-tiba nama saya dia panggil.

”Saya, Pak,” jawab saya agak terkejut sambil mengangkat tangan.

”Kota asal Saudara di mana?” tanyanya sambil menuruni panggung
kuliah yang rapat dengan papan tulis dan berjalan mendekati tempat saya duduk di barisan depan.

”Sidikalang, Pak,” jawab saya.

”Oh ya? Kata Pak Andi Hakim Nasution, Rektor IPB, daerah Saudara

penghasil kopi ya? Kopi Sidikalang enak kata Pak Nas. Betul?”

”Betul, Pak,” jawab saya sumringah.

”Sidikalang itu berapa kilometer jaraknya dari Medan?”

”Seratus lima puluh kilo Pak.”

”Kalau naik bis ke Medan berapa ongkosnya?”

”Lima ribu, Pak.”

”Kalau uang Saudara cuma tiga ribu, sampai di mana itu?”

“Berastagi, Pak.”


Sambil memandang kepada semua mahasiswa sesudah kembali ke panggung kuliah, Pak Hariadi berkata, “Kira-kira seperti inilah yang dimaksud dengan energi ambang. Jika uang Saudara Jansen cuma tiga ribu, itu tidak cukup mengantarnya sampai ke Medan. Jadi, lima ribu adalah uang ambang yang diperlukan agar dia bisa sampai ke Medan dari Sidikalang.”

“Nah, demikian pula elektron: dia butuh energi ambang, itu energi yang
minimum, untuk bisa pindah ke orbit yang lebih tinggi. Kita sudah tahu
bahwa energi itu tidak kontinum, melainkan diskrit, artinya terkuantifikasi. Paket-paket energi yang terkuantifikasi ini dalam bentuk radiasi atau gelombang disebut kuanta energi, yang besarnya menurut Max Planck adalah hv, di mana v frekuensi radiasi itu dan h adalah konstanta Planck yang besarnya 6,626×10-pangkat- minus-34 joule-detik. Elektron hanya bisa punya energi dalam kelipatan bulat kuanta ini. Tidak hanya pada elektron tetapi juga foton dan semua zarah renik di tingkat subatom. Inilah asal-usul nama kuantum pada fisika kuantum yang kita pelajari ini. Fisika kuantum mempelajari perilaku zarah-zarah subatomik, dinamika dan interaksinya, serta relasinya dengan medan yang memengaruhinya.”

Entah apa lagi yang dikuliahkan Pak Hariadi pagi itu saya sudah lupa.
Tapi, saya terpesona sudah. Sidikalang dan saya jadi pusat perhatian
seluruh kelas dan terutama Pak Hariadi. Cuma beberapa menit saja
sorotan lampu perhatian itu, tapi sudah cukup membuat saya merasa diri
spesial.

Dan sejak momen itu rasa suka saya berlipat ganda kepada Pak Hariadi.
Sebagai akibatnya, berlipat ganda pula minat saya pada fisika kuantum.

Singkat cerita, pada ujian akhir semester itu saya mendapat nilai A.
Dan ini tidak lazim. Jarang sekali saya mendapat nilai A. Di kelas saya angkatan 1978, saya cuma mahasiswa rata-rata: mayoritas nilai saya adalah C, agak lumayan dapat B, tapi yang mendapat nilai A sungguh sangat sedikit.

Tapi, mendapat nilai A pada fisika kuantum selangit rasanya. Buat saya
itu setara dengan nilai A pada sepuluh mata kuliah yang lain. Fisika
kuantum adalah salah satu mata kuliah paling bergengsi di Jurusan
Fisika, kreditnya maksimum: empat. Bukan cuma itu, di zaman itu, cuma
ada dua mata kuliah fisika yang dianggap dahsyat: fisika kuantum dan
teori relativitas. Yang terakhir ini belum disajikan di tingkat S1.

Fisika kuantum pun sebenarnya baru cuma pengantar pada kuliah sepenuh: mekanika kuantum, yang akan disajikan nanti di tingkat S2.

Saya juga takjub pada diri sendiri. Mengapa mendadak saya jadi pintar
sekali? Tapi, saya akhirnya menyadari: itu semua karena cara dan gaya
Pak Hariadi mengajar kami memang luar biasa.

Betapa tidak. Dia selalu sudah ada di kelas sepuluh menit sebelum jam
kuliah dimulai. Di hampir semua mata kuliah lain, mahasiswa yang
menunggu dosen. Tapi Pak Hariadi sebaliknya.

Pak Hariadi selalu tampil necis: busananya, kebersihannya, dan
istimewa tulisannya. Dia membersihkan sendiri papan tulis dengan kain
lap basah yang dibawanya dari kantornya. Ada tiga papan tulis di kelas
kami. Dibersihkannya dulu papan tulis ketika saat dia mulai memakai
papan tulis pertama, sehingga papan tulis ketiga itu sudah kering saat
dia akan memakainya. Demikian seterusnya sampai kuliahnya yang
berdurasi 100 menit itu selesai.

Lima tahun saya kuliah di ITB, tidak pernah saya bertemu dengan dosen
lain yang mampu menyamai kerapihan dan keindahan tulisan tangan Pak
Hariadi.

Pak Hariadi juga pekerja cepat. Hari ini ujian, besoknya jawaban
soal-soalnya sudah tertempel di papan pengumuman. Di Jurusan Fisika
hanya Pak Hariadi yang mampu dan disiplin berbuat demikian.

Dia pun hafal nama semua mahasiswa yang diajarnya. Pada setiap kuliah
ia mampu memanggil nama mahasiswa secara acak, dan seperti saya di atas setiap mahasiswa yang terpilih namanya disebut diajaknya berinteraksi.

Dan dari interaksi pendek itu, tiba-tiba bisa keluar ilustrasi untuk
menjelaskan konsep fisika kuantum. Bukan saja ilustrasi itu sangat
menolong, karena membumi bahkan personal, tetapi di tingkat psikologis
sang mahasiswa merasa dilibatkan, bahkan dijadikan bintang pada momen pendek itu. Tak pelak kuliah Pak Hariadi selalu digandrungi. Fisika
kuantum jadi mudah dimengerti, gampang diikuti, dan menarik ditelusuri.

Pak Hariadi sangat jauh dari jenis dosen yang memetik rasa puas karena
pelajarannya sukar diikuti. Ia bukan tipe dosen yang berbahagia
melihat mahasiswa pusing tujuh keliling, lalu takut pada dosennya, dan
jeri pada pelajarannya. Sedikit pun tak ada perangai galak padanya apalagi killer.

Ia memenuhi tanda-tanda orang cerdas seturut pendapat Einstein: bahwa
orang cerdas ialah orang yang mampu membuat perkara sulit jadi mudah
dipahami, sedangkan orang bodoh sebaliknya, membuat perkara mudah jadi sukar dimengerti. Fokus kedosenan Pak Hariadi ialah bagaimana agar

mahasiswanya bisa mudah memahami pelajarannya supaya dengan begitutumbuh gairah, minat, dan kecintaan pada pelajaran itu sendiri. Jadi, sebenarnya tidak mengherankan saya bisa medapat nilai A.

Sesampai di Sidikalang, saat libur panjang semester, sensasi kebanggaan mendapat nilai A itu masih terus berdenyut. Tak tahan, saya pun menulis sepucuk surat kepada Pak Hariadi. Saya ungkapkan rasa syukur dan terima kasih saya dan khususnya kedahsyatan cara mengajarnya saya apresiasi dengan rinci.

Eh, surat saya dibalasnya dengan cepat. Katanya dari sekitar 30
mahasiswa yang mendapat nilai A, cuma saya yang menulis surat. Gantian
dia yang berterima kasih. Di ujung suratnya, sesudah menitipkan salam
kepada orangtua saya, dia mengundang saya ke kantornya usai libur.

Waktu itu Pak Hariadi adalah Dekan Fakultas MIPA. ”Saya ingin mengenal
Saudara lebih dekat.” katanya.

Tak sabar saya menunggu waktu untuk kembali ke Bandung. Berhubung kopi Sidikalang sudah disebut-sebut di awal kuliah, itu pula oleh-oleh yang
saya bawa buat beliau. Ketika orangtua saya tahu kisah dosen yang istimewa ini, Ibu saya mengusulkan memberikan ulos sebagai cinderamata. Ulos dan kopi, itulah yang kemudian saya bawa ke Bandung.

Ke kantor dekan F-MIPA, saya pun menghadap. Di ujung percakapan, tanpa saya duga, Pak Hariadi meminta agar saya bersedia menjadi asistennya.

Terhenyak saya. Tubuh ini mendadak ringan rasanya, seperti kapas di
awang-awang layaknya. Tak berpikir panjang tawaran itu segera saya
sambut.

Ketika Pak Hariadi sadar bahwa saya membawa ulos sebagai cinderamata,

dia sempat tertegun lalu berkata, ”Wah, istri saya harus ikut bersama saya menerima ini. Terima kasih. Ini penghargaan yang sangat tinggi.”

Malam itu juga, di rumah Pak Hariadi di perumahan dosen Sangkuriang,
saya pun menjadi tamu keluarga, diundang makan malam bersama, dan
kemudian bercakap-cakap dengan akrab. Di situlah ulos dan kopi
Sidikalang saya serahkan.

Sampai akhirnya saya tamat pada akhir 1983––saat itu Pak Hariadi
sudah menjabat sebagai Rektor ITB––saya terus membantunya sebagai
asisten kuliah fisika kuantum. Diajar oleh Pak Hariadi dan menjadi asistennya sesudahnya merupakan salah satu pengalaman akademik paling berkesan dan terpenting buat saya selama kuliah di ITB Bandung.

Kini saya berpendapat, andai kata semua guru matematika, fisika,
kimia, dan biologi di tingkat sekolah lanjutan di negeri ini sanggup
mengajar secerdas dan sebaik Pak Hariadi, niscaya mata pelajaran-mata
pelajaran keras itu tidak akan pernah jadi momok buat anak-anak muda
kita. Bahkan, matematika dan sains akan jadi mata pelajaran favorit.

sumber : milis guru-tendik@yahoogroups.com

waktu itu pedang