Selasa, Desember 04, 2007

Pemilihan Ketua KPK

Kemarin, Senin 3 Desember 2007, Komisi III DPR melakukan uji kepatutan terhadap bebreapa orang yang pantas dan layak untuk dipilih sebagai ketua Komisi Pemberantasan Korupsi. Drama satu babak yang menampilkan para aktor mumpuni ini memang patut untuk dicermati. Sebagai warga bangsa, sangatlah pantas berharap bahwa penyakit kronis yang menggerogoti mental dan pundi-pundi pembangunan Indonesia ini segera terobati. Meski pelan namun pasti, harapan akan bersih Indonesia dari korupsi adalah sesuatu yang harus dan pasti terpenuhi.

Namun demikian, pemilihan ketua KPK haruslah berdasarkan tujuan luhur dan praktek demokrasi yang juga jujur untuk memenuhi mimpi akan Indonesia yang bersih dari korupsi.
Melihat proses pemilihan ketua KPK semalam, meski tidak secara langsung melihatnya, hanya melalui layar kaca, itupun sepotong-sepotong, tidak tertutup kemungkinan terkontaminasi kepentingan-kepetingan politis atas nama golongan atau mungkin partai tertentu. Tujuannya jelas agar pada tahun 2009, saat pemilihan presiden dan pemilihan umum, orang-orang yang dicalonkan baik sebagai presiden maupun anggota legislatif terhindar kasus-kasus yang akan menjatuhkan pamornya.

Sebagai rakyat yang awam akan permainan politik, saya hanya berharap KPK menjadi lembaga mandiri, berpijak pada kebenaran dan keadilan, serta berpihak pada nurani rakyat. Sebenarnya dibalik kasus-kasus yang terselesaikan oleh KPK, bisa jadi ada kasus-kasus yang selesai dibalik meja hijau, yang mungkin saja rpublik tidak mengetahuinya. Seandainya tahu, ada tangan kuat yang mencengkram melindungi oknum tersebut, seperti kasus di sebuah madrasah negeri di bilangan jakarta selatan yang kepala sekolahnya korupsi dan memanipulasi data, selentingan di nonjobkan, tetapi kenyataannya malah jadi pejabad di lingkungan kanwil depag jakarta. luar biasa bukan!

Sementara ketiak diadukan ke kpk, dipersilakan lapor polisi saja karena korupsi dibawah 200 jutaan. Seorang kepala sekolah mengkorupsi dana bom dan uang komite yang nilainya ratusan juta, disuruh lapor polisi sementara para guru yang melapor sulit membuktikannya karena kuatnya cengkraman penguasa. Itu cuma contoh kasus "kecil" di dunia pendidikan, apalagi kasus besar semisal tommy soeharto, dan yang lainnya yang kadung diketahui publik.

Harapan tinggallah harapan. Saya percaya masih ada orang yang berpijak pada kebenaran dan keadilan yang pantas untuk menjadi ketua KPK. semoga Allah mengabulkan suara hati ini!

waktu itu pedang